S.O.S! The Big guy is Missing!

1.2K 127 6
                                    

~Angel With a Glasses~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Enjoy~

---------------------------------------------
Chapter 2: S.O.S! The Big guy is Missing!

Fang tidak bisa tidur.

Yah, mau dipaksakan tidur juga; 1. Malaikat tidak perlu tidur, 2. Ia punya tugas untuk mengawasi Boboiboy, dan 3. Ia tidak pernah merasa setegang ini selama masa hidupnya.

Kemarin Boboiboy memperkenalkan dirinya kepada Tok Aba, kakek dari Boboiboy yang menerima kehadiran Fang sama hangatnya seperti Sang Cucu. Setelah itu Boboiboy menunjukkan kamar Fang yang berada di sebelah kamar Boboiboy sekaligus meminta maaf kalau misalnya terlalu kecil untuk selera si malaikat. Fang tidak keberatan, lagipula ia pastinya tidak akan tidur nanti malam.

"Aku tidur di kamar sebelah, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk mengetok masuk." Ucap Boboiboy yang tengah menyenderkan dirinya di samping pintu masuk, memperhatikan Fang yang sedang mengetes keempukkan kasurnya.

"Terima kasih." Fang mengangguk singkat. Perhatiannya terkunci pada lampu tidur di samping kasur. Ia menekan tombol dan terlonjak saat cahaya menyinari mukanya telak. Fang cepat-cepat mematikannya.

Boboiboy berusaha menahan senyum—yang tentunya tidak berhasil. Walau sepintas Fang terlihat kaku, ada saat-saat di mana dia bertingkah seperti anak kecil yang baru mengenali dunia. Hal itu mengingatkannya pada Ocho. Boboiboy ingat ketika bocah pirang itu duduk di depan tv, wajah hanya beberapa centi dari layar. Mulut menganga kagum melihat seri Detektif Konon yang tengah diputar. Boboiboy yakin Fang tidak jauh beda dari saudaranya itu, walaupun emosi yang dikeluarkan masih lebih terkendali ketimbang Ocho yang sangat ekspresif.

Boboiboy terlekeh, "jangan takut, itu hanya lampu. Paling dia hanya membuatmu silau." Canda Boboiboy.

"Aku tidak takut pada benda mati." Balas Fang dengan wajah datar. Namun Boboiboy bersumpah ia melihat bibir itu sedikit mengerung kesal.

"Oke oke, aku tidak menuduh apa-apa kok." Boboiboy mengangkat kedua tangannya dan terkekeh, kemudian wajahnya berubah khawatir, "apa kau yakin kau tidak perlu mengambil barang bawaanmu?" Fang menolak tawaran Boboiboy untuk mengambil barang bawaannya dari di manapun tempat Fang tinggal saat ini. Boboiboy tidak masalah jika ia harus sampai malam menemani Fang mengambil barangnya. Namun tampaknya pemuda berkacamata itu punya pendapat yang berbeda.

Fang mengangguk—sepertinya itu sudah menjadi gerakan favorit si pemuda. "Tidak apa, lagi pula sudah malam, bukan? Tidak aman untuk pergi keluar. Aku bisa mengambilnya besok, jangan khawatir." Jawab Fang walaupun ia tidak sepenuhnya berkata jujur. Fang tidak yakin jika mengatakan ia tidak punya barang bawaan akan membuat Boboiboy merasa janggal. Ia sudah berbohong banyak agar dirinya terlihat normal seperti manusia biasa. Dan dengan setiap dusta yang keluar dari mulutnya, Fang merasa perutnya melilit tidak enak. Fang menghiraukan rasa itu. Ini demi misi, ia melakukan hal yang benar di sini.

"Hmm.." Gumam Boboiboy, tidak begitu yakin dengan keputusan Fang. Tapi melihat langit memang sudah menggelap Boboiboy menyadari ucapan Fang ada benarnya. "Baiklah kalau kau bilang begitu. Selamat malam Fang. Aku akan membangunkanmu kalau sudah waktunya sarapan."

Boboiboy mendadahi Fang dan keluar kamar. Fang menunggu sampai suara langkah kaki Boboiboy menghilang. Ia diam menunggu selama beberapa jam sampai tidak ada lagi suara grasah-grusuh dari kamar sebelah dan nafas Boboiboy berubah tenang, menandakan kalau pemuda itu sudah tertidur lelap. Fang beranjak dari kasur. Ia lalu menerbangkan dirinya keluar rumah. Dalam sedetik Fang berpindah ke pohon langganannya tempat ia mengawasi Boboiboy setiap malam.

Angel With a Glasses Where stories live. Discover now