Five Pillars

480 67 32
                                    

~Angel With a Glasses~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Enjoy~

---------------------------------------------
Chapter 7: Five Pillars

Crowley menendang mesin penjual minuman itu. Gerombolan keluarga yang melihat bergidik ngeri dan cepat-cepat menjauhi gadis yang mendamprat mesin penjual seolah mereka melakukakn kesalahan besar. Dan benar saja. Karena sekali lagi, Crowley dikecewakan dengan ciptaan murahan milik manusia.

"Keparat! Kau mau pakai cara kekerasan hah?!" Crowley menendang lagi dan lagi. Setelah beberapa saat menahan kekerasan dari Si Demon, akhirnya mesin itu memuntahkan soda kaleng sebagai bendera putih. Crowley membungkuk, menyabet soda kaleng dari dalam mesin dan menatap minuman itu hina. "Benda murahan seperti ini kau jaga layak emas. Bah! Tak paham konsep berbagi, apa?"

Crowley bergegas pergi. Semua hal di hotel ini membuatnya kesal. Energi positif dari Hutan Białowieża membuat area sekitarnya bersih dari energi gelap yang makhluk sepertinya keluarkan. Dalam kata lain, Crowley merasa ia dipaksa berenang di kolam semprotan serangga dengan dirinya sebagai kecoa.

Crowley membuka kaleng dan meneguk isinya emosi. Satu-satunya minuman dingin dalam jangkauannya hanyalah soda murahan ini. Si setan mengernyitkan dahi. Rasanya sampah. Ia butuh alkohol, sialan!

"The fuck are you lookin' at!" Ia menyalak pada seorang turis yang hendak menyapanya. Lelaki itu terpogoh-pogoh lari menjauh.

Crowley mendengus. Kaleng yang sudah kosong itu ia lempar ke belakang bahu. Kakinya berjalan resah tanpa arah, berusaha keras menggaruk gatal kasat mata.

Terkutuk Azazel. Terkutuk setan-setan brengsek tanpa otak itu yang menghancurkan rencananya! Setelah ini entah apa yang akan terjadi pada perjanjiannya dengan Fang. Jangan harap menjadi raja di Hell. Terikat kontrak atau dibiarkan hidup saja sudah terhitung untung. Satu unggas masih bisa ia tangani. Dua? Rasanya Crowley tengah berjudi dengan takdir.

Kakinya membawa dirinya pada area taman hotel. Bunga putih dan lilac tumbuh lebat dikiri kanannya. Bermekaran tanpa memusingkan kehidupan, tangkainya berayun lembut tertiup angin. Seolah keberadaan mereka adalah dosa besar, Crowley menggeram, menyabut satu dan membuatnya menjadi debu.

"Crowley."

Yang terpanggil membalikkan badan dan segera berhadapan dengan Fang. Sang Malaikat memegang roti manis khas Polandia, Proziaki, berbalut tisu dan sebotol air mineral di tangan.

"Ah, lover boy. Kenapa? Kau diusir kekasih manusiamu?" Crowley berdecak pinggang, perwujudan angkuh dan percaya diri. Tapi di saat yang sama siap berubah menjadi asap jika ia terpojok.

Si malaikat tidak berekasi. Matanya mengawang jauh, namun ada kerung permanen di alisnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Fang bertanya tanpa minat.

Crowley mengernyit. Sedikit terhina akan minimnya perhatian yang diberikan. "Mencari Glencraig. Dan berharap bisa kabur dari drama 'dua unggas dan satu bayi."

Fang bergumam. Masih minim reaksi. Crowley mengerang jengkel.

"Ah, oke-oke, malaikat kecil. Kau bingung, resah, sedih. Aku paham itu." Crowley mangut-mangut sembari berjalan mendekat. Postur ringan tanpa beban, namun nampak meledek di saat yang sama. "Kau tahu apa yang bisa memperbaiki situasi mu ini? Sebotol Glencraig dingin! Bagaimana kalau kau gunakan karuniamu itu untuk kebaikan, heh?"

Sebotol Glencraig dingin muncul di tangan Crowley. Si setan cengo. Ia menatap Fang, lalu pada elixir di tangannya. Crowley terbahak keras. Botol diacungkan tinggi, tangan memegang kepala tidak percaya.

Angel With a Glasses Where stories live. Discover now