𝙮𝙤𝙪 𝙘𝙤𝙢𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠

785 127 13
                                    

Alesya's POV

"Hei kalian ayo keluar." Ucap Frypan padaku dan Newt. "Aku tau kau akan selamat." Ucap Frypan sambil menepuk-nepuk bahuku saat aku berjalan keluar. "Tentu! Aku kuat." Jawabku. Dia hanya tertawa kecil.

Saat aku keluar udara disini lumayan dingin aku duduk di bebatuan untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan Vince. Tapi ada yang memasangkan jaket untukku, aku mendongakkan kepalaku dan ternyata itu si blondie, lalu dia duduk di sampingku.

"Oke, biar ku simpulkan. Saat aku datang newtie berubah menjadi lebih perhatian." Ucapku sambil tersenyum. "Aku memang sudah perhatian dari dulu!" Ucapnya.

"Itu tidak benar." Jawabku sambil melihat ke arah Vince.

"Benar!" Ucap Newt tak terima.

"Tidak."

"Benar!"

"Tidak."

"Ben-" sebelum dia menyelesaikan ucapannya aku membungkam mulutnya dengan tangan ku.

"Bisakah kau diam dan mengalah?  Oh mungkin tidak. Sudahi ini dulu aku ingin mendengarkan Vince, oke?" Ucapku dengan tangan yang masih tertempel di mulutnya.

"Aku tau kalian mengalami penderitaan, kuharap bisa mengatakan masalah kita telah selesai. Tapi kita masih belum selesai,
WCKD masih diluar sana, mereka tak akan menyerah. Karena kalian memiliki sesuatu yang mereka inginkan." Ucap Vince. Aku baru sadar aku masih memegang mulut Newt lalu dia langsung melepaskan tanganku dari mulutnya. Aku memandangnya sebentar lalu kembali melihat ke arah Vince.

"Mereka menculik kalian karna kalian kebal terhadap wabah yang menghapus umat manusia. Mereka menganggap kalian bisa dikorbankan untuk menemukan penawarnya. Menurutku tidak. Dalam dua hari, setelah kami perbaiki kapal karatan ini, kita akan pergi dari sini. Kita pergi ke tempat dimana WICKED tak akan pernah bisa menemukan kalian. Tempat kalian bisa memulai kembali, tempat yang kalian sebut rumah." Ucap Vince dengan lantang.

"Kau tau Newt, aku sangat mengharapkan tempat seperti itu. Aku lelah terus berlari, tapi kita tak akan tau. Apa aku nanti masih hidup?" Ucapku pada Newt tanpa melihat ke arahnya.

"Hei! Jangan katakan seperti itu. Aku akan terus menjagamu!" Jawab Newt. Aku lalu menoleh ke arahnya.

"Bagaimana jika malaikat maut lebih menyayangiku?" Tanyaku sambil terkekeh. "Hentikan omong kosong ini. Ayo aku akan mengobati pipi mu." Ucap Newt lalu dia berdiri. Dia mengulurkan tangannya padaku, aku punya sedikit ide.

Aku menggapai tangannya tapi aku tidak berdiri, aku menahan tangannya. Dia mengangkat satu alisnya sambil menatapku. "Tarik." Ucapku. Dia memutar bola matanya malas lalu menarik tanganku, aku balas menarik tangannya.

"Ayolah." Ucap Newt. Aku langsung menarik tangannya cukup keras lalu tubuhnya ikut tertarik dan terjatuh, hampir saja dia menindihku tapi untungnya tidak.

"Setidaknya aku masih punya tenaga." Ucapku sambil terkekeh, lalu berdiri.

~✧~

Dan sekarang aku disini, ruangan medis katanya. Seperti yang Newt katakan dia mengobati lebam di pipiku. Dia mengompresnya dengan es. Tiba-tiba dia menekan lebamnya cukup keras.

"Newt!" Ucapku dengan nada tinggi, dia malah tertawa. Aku mencubit tangannya, dia hanya sedikit meringis lalu tersenyum.

"Kau gila." Ucapku saat melihat dia masih tersenyum, biasanya dia akan marah jika aku mencubitnya.

"Dia memang gila semenjak kau pergi. Ini minumlah." Ucap Thomas lalu memberikan segelas air hangat. "Ada apa dengan pipimu?" Tanya Thomas lalu duduk di samping Newt. Mereka berdua menatapku dengan tatapan bertanya-tanya.

"Seperti yang sudah kulakukan. Aku melawan Ava dan Janson lalu Janson menamparku cukup keras dan aku tersungkur ke lantai. Setelah itu orang-orang mereka menyeret ku, cerita selesai." Jelasku lalu meminum air yang diberikan Thomas. Entah kenapa setelah minum ini aku merasa tenggorokan ku hidup kembali.

"Kau juga cukup gila." Ucap Newt. "Setidaknya aku sedikit puas." Jawabku. Thomas melihat ke arah kakiku yang pernah di gigit crank dia menaikkan celananku untuk melihatnya. "Lukamu membaik. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Thomas.

"Aku baik. Tenang saja, jika aku berubah menjadi makhluk itu kalian orang pertama yang ku beri tau." Jawabku. Setelah mendengar kisah pendekku Thomas dan Newt menghampiri Aris.

"Apa kau tau sesuatu?" Tanya Thomas pada Aris. Aku mendengarkan mereka dari sini.

"Yang ku tau hanyalah mereka terus membicarakan satu kota." Jawab Aris. "Setauku tak ada kota yang tersisa." Ucap Harriet.

"Karna memang tak ada. Tak ada kota yang masih berdiri." Ucap Brenda. "Baik, tunggu. Bagaimana dengan Minho? Mengapa dia tak ada di kereta?" Tanya Thomas pada Aris.

"Maaf, Thomas. Dia memang di kereta..." Ucap Aris. "Tapi di box yang berbeda." Tambahku.

~✧~

Sekarang hari sudah gelap. Aku duduk sendirian di bebatuan yang ada di pinggir pantai, aku melihat Newt berjalan masuk ke sebuah ruangan. Aku mengikutinya, saat dia masuk aku berhenti dan mendengarkan dari luar.

"Berdasarkan rel kereta dan segala yang Aris katakan pasti mereka menuju ke arah sana. Disanalah mereka membawa Minho." Itu suara Thomas. Aku mempertajam pendengaran ku.

"Kita bawa siapapun yang bisa bertempur. Ikuti jalan yang bisa di lalui, kita bisa sampai dalam seminggu." Ucap Thomas.

"Seminggu? Perlu enam bulan supaya kita sampai kemari. Kita punya 100 anak-anak yang ada disini sekarang, kita tak bisa selamanya disini. Setelah yang kita lalui, kau ingin berkelana di titik tak jelas di peta? Kau bahkan tak tau ada apa disana." Itu pasti suara Vince.

"Aku tau. Sudah beberapa tahun, tapi aku pernah ke sana. Kota terkahir, itulah sebutan WCKD. Di sanalah pusat seluruh operasi mereka. Jika tempat itu masih berdiri, itu tempat terakhir yang ingin kau datangi. Itu sarang singa.

"Hei! Alesya? Apa yang kau lakukan disana?" Teriak Seseorang dari belakang, aku langsung berbalik dan ternyata itu Aris.

"Sial." Gumam ku.

~✧~

Jngn lupa vote yaa :>

𝗕𝗿𝗼𝘁𝗵𝗲𝗿 [𝗧𝗵𝗲 𝗗𝗲𝗮𝘁𝗵 𝗖𝘂𝗿𝗲] || 𝗕𝗼𝗼𝗸 𝟯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang