𝙄 𝙟𝙤𝙞𝙣

705 119 18
                                    

Alesya's POV

"Apa yang kau lakukan disini?! Kau harusnya istirahat sekarang." Ucap Newt saat melihat aku berdiri diluar sini, Aris andai aku sejahat itu aku akan menambah luka di wajahmu.

"Kalian merencanakan sesuatu? Aku ikut!" Ucapku. "Apa? Tidak. Kau istirahat sekarang ini akan menjadi urusan kami." Jawabnya.

"Aku tidak selemah itu. Aku akan ikut lagipula urusan kalian juga urusan ku." Ucapku bersikeras. "Kata siapa?" Tanyanya, lalu dia mendorong badanku untuk menjauh dari sini.

"Aku bagian dari kalian bukan? Ayolah pokoknya aku ikut! Aku sudah sembuh! Oke?! Aku ikut, awas!" Ucapku lalu hendak pergi ke ruangan yang tadi Newt masuki.

"Hei, kau disini saja. Kau tak harus ikut rencana itu, oke?" Ucapnya sambil menahan tubuhku.

"Ayolah Newt! Aku ingin membantu kalian! Aku ingin membantu Thomas! Aku ingin menyelamatkan Minho." Ucapku dengan lantang agar dia mengerti. Dia diam sebentar sambil memegang dagunya.

"Baiklah. Tapi sekarang kau istirahat nanti aku akan memanggilmu,oke?" Ucapnya. "Oke. Berjanjilah untuk tidak pergi tanpa aku!" Ucapku. Dia mengangguk-angguk lalu aku pergi untuk istirahat.

~✧~

Author's POV

Thomas mengambil tasnya lalu keluar diam-diam saat semuanya tertidur.

"Kau pikir mau kemana?" Tanya Newt saat melihat Thomas keluar. Newt menyalakan lampu yang ada dimeja.

"Newt..." Ucap Thomas memohon. "Jangan keras kepala. Aku ikut, ayo." Ucap Newt lalu mengambil tas yang ada di tangan Thomas. Newt berjalan ke arah mobil.

"Tidak kali ini. Dengar, meski kita menemukan Minho, tak ada jaminan kita bisa selamat dari ini." Ucap Thomas pada Newt. Newt berbalik.

"Berarti kau perlu semua bantuan yang bisa kau dapatkan." Ucap Newt lalu dia membuka pintu depan mobil dan disana ada Frypan.

"Kita mulai ini bersama. Artinya kita akhiri ini bersama juga." Ucap Newt. Tiba-tiba kaca mobil yang Newt belakangi terbuka.

"Dan jangan lupakan aku!" Ucap Alesya yang muncul dari balik kaca sambil tersenyum ke arah Thomas.

"Tidak. Hei, kau ikut?" Tanya Thomas. "Dia bersikeras." Jawab Newt sambil mengedipkan satu matanya pada Alesya. Alesya juga melakukan hal yang sama.

"Baik. Mari kita selamatkan dia!" Ucap Thomas lalu masuk ke mobil dan duduk dibelakang bersama Alesya, sedangkan Newt duduk di depan bersama Frypan.

----

"Kita akan melakukan perjalanan yang panjang dan juga petualangan untuk menyelamatkan Minho. Bukankah itu terdengar keren? Dan hebat?" Tanya Alesya.

"Ya, tapi kurasa ini tak akan mudah seperti yang kau bayangkan." Ucap Frypan sambil mengemudikan mobil.

"Akan mudah jika kita melakukannya bersama. Bukan begitu?" Jawab Alesya.

"Ya, ya." Jawab Thomas. "Kalian membosankan." Ucap Alesya, Lalu Newt dan Thomas menoleh ke arahnya.

"Dari tadi hanya aku yang berbicara panjang lebar dan kini aku melakukannya lagi. Sudah kalian tak perlu menjawab aku akan diam." Ucap Alesya lalu menoleh ke arah jendela.

"Kau konyol." Ucap Newt pada Alesya sambil tertawa. "Terserah, lebih baik aku tidur." Jawab Alesya lalu memejamkan matanya.

Saat Alesya tertidur Newt meminta Thomas mendekat padanya. "Ada air?" Tanya Newt pada Thomas sambil berbisik. Thomas mengangguk lalu mengambil botol air yang ada di tasnya, lalu menyerahkannya pada Thomas. Lalu Newt mengedipkan sebelah matanya.

Dia menumpahkan sedikit air ke tangannya lalu dipercikan ke wajah Alesya. Tak hanya sekali Newt melakukannya berkali-kali. Alesya langsung terbangun.

"Apa ini? Newt? Thomas?!" Ucap Alesya sambil membersihkan wajahnya yang penuh air.

"Hanya ingin mengatakan perjalanan ini tak akan membosankan." Ucap Newt.

Lalu Alesya merampas botol air yang di pegang Thomas dan menyimburnya ke wajah Newt. Alesya, Thomas dan Frypan tertawa. Newt membalas menyimbur wajah Alesya dan Thomas. Mereka saling membalas sampai botol air itu habis.

"Ayolah gays mobil ini akan banjir." Ucap Frypan. Tiba-tiba Alesya berhenti tertawa.

"Tunggu, Ini air?!!" Tanya Alesya, seolah dia baru menyadari kalau dari tadi mereka bermain air.

"Ya. Lalu apa? Batu?" Ucap Newt. "Ini bencana! Ini..." Ucap Alesya panik dia berbalik dan memeriksa tas yang di bawa di bagian belakang mobil. Sedangkan Thomas, Newt, dan Frypan bingung melihat tingkah lakunya.

"Syukurlah." Ucap Alesya lalu duduk kembali sambil memeluk tasnya. Dia mengeluarkan botol air dari tasnya lalu meminumnya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Thomas dengan wajah bingung. "Aku.. tidak. Tak ada." Jawab Alesya. Newt dan Thomas bertatapan dengan wajah bingung

~✧~

Alesya's POV

Kami berhenti di depan sebuah terowongan yang dalamnya lumayan gelap. Lalu kami keluar dari mobil.

"Kau ingin kami masuk ke sana?" Tanya Newt pada Thomas. Thomas berjalan ke arah kami sambil memandang peta yang dia pegang.

"Aku tak ingin bersikap negatif, tapi-" sebelum aku menyelesaikan ucapanku Newt malah memotongnya.

"Jika aku crank, disanalah aku pasti berada." Ucap Newt, aku hanya memandangnya sebentar lalu melihat ke arah terowongan itu.

"Kurasa kita tak punya pilihan." Jawab Thomas. "Baik, ku siapkan pistolnya." Ucap Newt lalu berjalan ke arah mobil. Kami kembali masuk ke mobil lalu masuk ke terowongan ini.

Di dalam sini gelap dan lembab. Kami menyalakan semua menyalakan senter. "Jalankan mobilnya dengan perlahan." Ucap Newt pada Frypan. Frypan tiba-tiba menghentikan mobilnya, aku melihat ke depan dan ternyata ada satu crank yang menunggu di depan kami. Kami semua bertatapan.

"Tak apa, dia cuma ada satu. Mengemudilah perlahan dan hati-hati." Ucap Thomas.

"Perlahan. Perlahan." Ucap Frypan lalu dia menjalankan mobilnya. Tiba-tiba Thomas mundur ke arahku, dan ternyata ada satu crank yang menempel di jendela sebelah Thomas. Aku baru ingat kalau jendela mobil yang ada di sebelah ku belum di tutup.

Saat aku mencoba menutupnya satu crank berjalan ke arahku, dia langsung melompat dan memegang kaca mobil, aku refleks berteriak karna terkejut.

~✧~

𝗕𝗿𝗼𝘁𝗵𝗲𝗿 [𝗧𝗵𝗲 𝗗𝗲𝗮𝘁𝗵 𝗖𝘂𝗿𝗲] || 𝗕𝗼𝗼𝗸 𝟯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang