[FOLLOW DULU SEBELUM BACA. PART MASIH LENGKAP!]
Anna adalah seorang gadis yatim piatu. Ia juga tak memiliki kerabat. Orang tuanya meninggal karna kecelakaan. Saat itu, ia masih duduk di bangku SMA. Dan kini ia menjadi seorang ibu dari ketiga anaknya...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Ella!" panggil Sean. Ella pun segera menoleh kearah Sean. Senyum Ella terbit saat Sean berjalan mendekat kearahnya.
"Sean." gumam Ella.
"Kenapa sendirian disini?" tanya Sean.
"Tidak apa-apa, Ella hanya ingin disini." Ella pun menundukkan kepalanya. Ia melihat ke rumput-rumput yang ada di taman sekolah mereka. Sean tau, Ella masih sedih karna Ayahnya sedang sakit.
"Ella jangan sedih lagi, nanti Ayah Farhan juga sedih. Ella harus tersenyum." ucap Sean sambil mengusap pundak Ella. Ella pun menatap Sean, namun Sean masih melihat raut sedih di wajah Ella.
"Sean punya sesuatu untuk Ella. Ella mau?"
"Apa itu?" tanya Ella dengan antusias.
"Tapi janji, Ella jangan sedih lagi." Ella pun mengangguk dan tersenyum lebar. Sean ikut tersenyum ketika melihat Ella tersenyum.
"Kaitkan jari kelingking kamu, kamu harus janji gak boleh sedih lagi." Ella pun segera mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Sean. Setelah terlepas, Sean mengambil sesuatu di saku celananya.
"Ini untuk Ella."
"Waahh, cantik sekali. Ella suka!" ucap Ella dengan antusias.
"Sini biar Sean yang pakaikan." Ella pun mengangguk dan menghadap kebelakang memunggungi Sean.