TIGA PULUH TIGA

39.8K 2.5K 59
                                    

Happy Reading❤
................................
Maaf udah lama gak up. Kemarin ada urusan jadi belum sempet buat up. Hari ini aku baru sempet. Terimakasih untuk kalian yang selalu menunggu cerita ini❤❤

Yang komen next, lanjut, semangat lanjutnya, up lagi kak, dan sejenisnya. Aku bakalan langsung hapus komennya :v

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Saat ini triple E sedang berada di taman yang ada di sekolah mereka. Mereka sedang memakan bekal yang tadi dibawakan oleh Oma mereka.

"Kak, kita dosa gak sih ngerjain Oma?" tanya Ella.

"Tidak tau." sahut Eza.

"Gak tau, tapi rasanya seperti menjadi ironman hahaha." Erik pun tertawa. Sedangkan Ella dan Eza mendengus kesal melihat Erik.

"Ironman gundulmu." ucap Eza dengan ketus.

"Makannya makan odading mang oleh." sahut Erik.

"Gak ada hubungannya Erik!" kesal Ella.

"Tapi aku sangat penasaran, mengapa Bunda ketakutan ketika bertemu dengan Oma?" ucap Eza.

"Aku juga penasaran, apa perlu kita mencari tau?" tanya Ella.

"Apakah kita tidak terlalu mencampuri urusan orang dewasa?" ucap Eza.

"Iyaa juga, tapi aku tak mau terjadi apa-apa dengan Bunda. Melihat Bunda sakit saja aku tak tega." gumam Erik, raut wajahnya berubah sedikit murung.

"Aku juga merasakan itu. Aku juga tak mau Bunda kenapa-napa." sahut Ella. Eza pun mengangguk mengerti. Mereka sangat menyayangi Bundanya.

"Apapun yang terjadi kita harus tetap bersama. Kita juga harus melindungi Bunda. Bunda sudah terlalu banyak berkorban untuk kita." Ella dan Erik mengangguk setuju mendengar ucapan Eza. Terkadang Eza akan bersikap dan berfikir dewasa.

"Sudah lah, lebih baik kita makan makanan ini." ucap Eza. Ella dan Erik pun mengangguk.

🥑🥑🥑

Kini hanya ada Anna dan Farhan yang ada di ruangan itu. Bu Ida sedang pergi keluar, katanya ia ingin membeli sarapan.

"Kamu pulang aja, trus ke kantor Mas." ucap Anna pada suaminya.

"Enggak sayang, aku disini aja nemenin kamu." ucap Farhan sambil menggenggam tangan Anna.

"Aku gak papa Mas, ada Ibu disini. Kerjaan kamu pasti banyak."

"Aku gak kerja beberapa hari gak akan buat aku bangkrut. Yang terpenting bagi aku adalah kesembuhan kamu. Lagi pula harta bisa dicari, tapi waktu bersama keluarga akan susah dicari. Aku hanya ingin bersama kalian, sudah cukup bagiku hidup selama lima tahun tanpa kalian. Kalian lah harta paling berhaga bagiku Anna." Farhan pun tersenyum pada Anna. Anna terdiam mendengar ucapan suaminya.

"Aku akan disini, biar ibu aja yang pulang. Kasian, Ibu nanti kecapean." lanjut Farhan. Anna pun hanya mengangguk.

Tak lama kemudian Bu Ida masuk dan membawa beberapa kantong plastik berisi makanan.

"Nak Farhan kamu sarapan dulu. Kamu juga Anna biar cepet sembuh." ucap Bu Ida.

"Anna pengen seblak yang pedes banget Bu." Farhan dan Bu Ida menatap Anna dengan tajam membuat Anna meringis.

"Kamu mau membuat anakmu celaka!" ucap Bu Ida dengan nada suara sedikit tinggi. Anna pun menggelengkan kepalanya. Ia mengusap perut ratanya. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca. Farhan pun mengernyit bingung melihat Anna.

Gypsophila (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang