1. Transmigrasi

16.9K 1K 39
                                    

VOTE!

Queen POV

Sudah enam bulan berlalu dan aku masih terjebak disini, ditubuh ini dan di zaman ini.

Aku sudah mempelajari begitu banyak hal pada zaman ini. Aku benar-benar belajar dari awal layaknya seorang bayi.

Benar-benar tidak masuk akal, aku Raka Aaryana, ratu dari pembunuh bayaran malah terdampar di sini, ditubuh seorang gadis lemah berusia 17 tahun bernama Queen Leona. Di zaman semua orang menunggangi benda besi aneh yang mereka sebut sebagai mobil dan motor.

Sangat lucu, setelah mati aku malah terdampar di sini. Kupikir aku akan dilemparkan ke dalam neraka sedetik setelah mati, karena sebelumnya aku masih sempat memainkan beberapa kepala manusia yang sudah kupisahkan dari tubuhnya. Tapi rupanya para Dewa itu bahkan tidak mengizinkanku menginjakkan kaki di neraka dan malah melemparku ke zaman aneh ini, rasanya aku ingin tertawa sampai mulutku robek.

Ini semua bermula saat aku mendapat satu kantong penuh koin emas yang berharga kepala perdana menteri kerajaan dan semua keluarga serta koneksinya. Tua bangka itu melemparkan sekantong penuh koin emas padaku dengan arogan dan berkata dengan sombong

"Bunuh perdana menteri, keluarga serta siapapun yang berhubungan dengannya, jangan sampai ada yang terlewat bahkan satu kepalapun"

Tentu dengan senang hati aku membunuh mereka semua karena tua bangka itu bersedia membayar mahal.

Ah ya, aku belum memberi tahu kalian siapa tua bangka itu, dia adalah Raja kami yang agung, orang yang telah menyebabkan kelaparan dan kemiskinan. Mengambil pajak dengan harga tinggi dan menyiksa siapapun yang memberontak, Bahuwirya Adiwilaga.
Kerajaan yang dulunya makmur dan tentram kini menjadi kerajaan yang miskin dan menyedihkan saat jatuh ke tangannya.

Saat aku sudah memenggal kepala terakhir, tiba tiba aku dikepung oleh perajurit kerajaan dan hal itu menerbitkan tawa dimataku, aha... rupanya tua bangka itu menjebak dan memanfaatkanku. Aku terkesan, sungguh.

Karena itu aku membunuh semua perajurit itu lalu langsung mendatangi tua bangka itu, mungkin dia juga ingin mencicipi dinginnya pedangku yang dikenal sebagai Pedang Purnama Darah.

Tapi sayang sekali aku hanya memberikan luka panjang pada wajahnya, karena saat itu tiba tiba lima orang jendral nya muncul dari belakang dan sempat melukaiku cukup parah, hey, walaupun aku hebat dalam bertarung aku juga tetap seorang manusia biasa, mana mungkin aku bisa melawan lima orang Jenderal terlatih yang menyerangku sekaligus dari segala arah, aku bisa dikatakan hebat karena bisa melarikan diri dari kelimanya setelah melakukan adu pedang yang cukup lama. Dan saat sudah terkepung di hutan aku lari ketebing dan melompat kejurang dibawah, tapi sebelum itu aku berjanji pada tua bangka itu bahwa kami akan bertemu kembali suatu saat nanti bahkan jika itu harus di neraka.

Aku berpikir bahwa aku sudah mati dan aku dapat memastikan itu, karena jurang itu sangat dalam, curam dan berbatu belum lagi pepohonan yang tumbuh saling berdekatan. Sudah dipastikan bahwa aku akan mati menghantam bebatuan dan pepohonan.

Aku sudah menunggu untuk dilemparkan kedalam neraka karena aku bisa pastikan tidak mungkin para Dewa itu membiarkan aku menginjakkan kaki kotorku yang penuh dosa kedalam surga. Tapi yang ada aku malah terbangun di ruangan aneh berwarna putih dan berbau menyengat. Tidak mungkin tempat ini adalah neraka, neraka tidak akan sebersih ini. Apalagi surga, bisa-bisa aku ditampar oleh para dewa karena terlalu tidak tahu malu.

Saat aku membuka mataku rasa sakit yang hebat langsung menghantam kepalaku yang membuatku mengerutkan keningku. Lalu tiba-tiba didepanku muncul seorang laki-laki berbaju aneh dan dua orang perempuan yang juga berbaju aneh tengah berdiri dibelakangnya.

SAVAGE QUEENWhere stories live. Discover now