2. Pay Back!

10.4K 1K 25
                                    

VOTE

Queen belajar dengan sangat cepat. Ia dapat memahami segala sesuatu dengan mudah, bahkan kakeknya sangat terkejut dengan perkembangan belajar dan ingatan Queen. Pikirnya setidaknya butuh waktu sekurang-kurangnya satu tahun untuk mengembalikan ingatan Queen, baik ingatan mengenai hal-hal umum maupun pelajaran, tapi tanpa disangka Queen mengembalikan semuanya dalam waktu setengah tahun, bahkan pengetahuannya melampaui apa yang ia ketahui sebelumnya.

Dulunya Queen adalah anak yang tidak menonjol di bidang apapun, baik dibidang akademik dan non akademik. Tidak pula memperhatikan penampilannya agar terlihat sangat menawan dan glamour. Bahkan disekolahnya tidak ada yang tahu bahwa ia adalah cucu tunggal dari pemilik perusahaan WILLIAM'S CORPORATION, perusahaan raksasa yang bergerak di berbagai macam bidang.

Sampai satu hari sebelum Queen kembali bersekolah, ia bertanya untuk sesuatu hal yang sudah mengganjal di benaknya sejak lama kepada pelayan pribadinya.

"Hey, saya ingin bertanya sesuatu dan saya harap kamu menjawab dengan singkat, jelas dan jujur. Saya benci pembohong, jika kamu nekat berbohong jangan salahkan saya jika di masa depan kamu tidak bisa berbicara dengan baik karena lidahmu tidak ada," ancam Queen.

Pelayan itu bergidik ngeri mendengar ancaman Queen, dan ia hanya bisa mengangguk cepat seperti orang bodoh menyetujui apa yang diucapkan Queen. Sungguh ia tidak berani berbohong, semenjak nona mudanya bangun dari koma ia jadi banyak berubah, dari nona yang pemalu menjadi nona yang tegas dan kejam.

"Apa yang membuatku masuk rumah sakit?" Pertanyaan singkat Queen mampu membuat pelayan itu bergetar ketakutan, ia meremas kedua tangannya dengan gugup, bingung antara mau menjawab jujur atau berbohong, tapi ia masih menyukai lidahnya berada didalam mulutnya jadi ia memutuskan untuk jujur dan untuk kedepannya itu masih bisa ditangani dari pada ia kehilangan lidahnya.

"Jawab! Jangan terlalu banyak berpikir dan membuat saya menunggu," ucapan Queen tidak menggunakan nada tinggi yang mengagetkan, sebaliknya ia menggunakan nada rendah yang mampu membangkitkan ketakutan. Pelayan itu bergetar mendengar nada suara menyeramkan dari nona mudanya.

"Sebenarnya Mr. William sudah melarang semua orang untuk memberi tahu nona apa yang menyebabkan nona berada di rumah sakit, tapi..."

"Jangan bertele-tele jika masih menyukai lidahmu berada ditempatnya,"

"No...Nona terjatuh dari tangga dilantai dua yang ada disekolah dan saya dengar dari para pengawal yang ditugaskan Mr. William untuk menyelidiki masalah jatuhnya nona bahwa kemungkinan besar kecelakaan itu disengaja, saya pikir ini adalah ulah dari teman-teman nona yang ada di sekolah." Pelayan itu menyelesaikan penjelasannya dengan satu tarikan nafas. Tiap kata yang diucapkan oleh pelayan itu membuat wajah Queen mendingin dan mendingin bahkan suhu ruangan itu juga merosot turun seiring dengan suasana hati Queen yang sedingin padang es.

"Kau boleh keluar"

"Ta...tapi sa...saya diperintahkan u.. untuk..." Belum selesai ucapan pelayan itu Queen meliriknya dengan ekor mata dan ekspresi gelap diwajahnya. Pelayan itu segera berjalan keluar dengan sisa-sisa keberaniannya, kakinya bergetar di tiap langkahnya.

Saat pelayan itu sudah keluar dan pintu sudah tertutup sepenuhnya, ruangan itu menjadi hening sepenuhnya, hanya suara nafas Queen yang terdengar di ruangan itu dan tiba-tiba Queen menerbitkan senyuman mengerikan di wajahnya.

"Huh... Teman-teman ya... Aku menjadi sangat penasaran dengan teman-temanku ini, membuatku jadi sangat bersemangat," ucap Queen dengan suara mengerikan.

SAVAGE QUEENWhere stories live. Discover now