ALTA 15 | Scared Tania

33.3K 4.7K 1K
                                    

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Alex menatap tubuh Tania yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Setelah melihat Tania jatuh pingsan, Alex tanpa basa-basi langsung membawa Tania ke dalam kamarnya, yang ia tempati di penginapan ini.

"Gimana keadaannya?" tanya Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari istrinya yang tengah terlelap tenang.

Dokter yang berada di samping itu berdehem. "Sudah saya bilang, kalau Nyonya Tania tidak boleh terlalu lelah dalam melakukan kegiatan. Kondisi tubuhnya yang lemah, dan juga mudah cepat lelah, mengharuskan Nyonya Tania harus istirahat total."

"Ditambah dia tidak sendiri."
Ucapan Dokter tersebut membuat Alex menoleh, menatap wanita berkaca mata itu.

"Lalu, bagaimana keadaan dia?"

"Sehat dan kuat." jawab Dokter itu seadanya.

"Sebaiknya anda segera memberitahu semua ini, diharap agar Nyonya Tania juga ikut andil menjaga dirinya sendiri. Itu demi kesehatan Nyonya sendiri, dan bayi yang ada di dalam kandungannya."

Benar, Tania hamil. Sudah tiga minggu, dan Tania sama sekali tak mengetahuainya. Selain tak ada tanda-tanda, Tania juga kurang peka terhadap perubahan dirinya sendiri. Alex lah yang pertama kali menyadarinya.

Waktu itu ia merasa Tania sedikit berubah. Cenderung manja dan keras kepala. Dan juga perubahan tubuh Tania yang terlihat sedikit berisi, mampu membuat ia berspekulasi kalau ada yang aneh pada istrinya. Dan ia sepat berkonsultasi dengan Dokter pribadinya, dan Dokter itu berkata kalau Tania tengah berbadan dua.

Alex sempat tak percaya, karena tak ada bukti, semacam hasil test atau yang lainnya yang bisa membuat ia percaya. Namun itu nampak mudah baginya untuk mencari kebenaran. Dan saat usia kandungan Tania tepat satu minggu, baru ia bisa menerima hasilnya.

Bukan memberitahu Tania akan keadaan perempuan itu, ia lebih memilih bungkam sendiri. Alex sempat ingin memberitau hal tersebut pada Tania, namun ia mengingat satu hal yang membuat ia urung untuk berbicara kepada istrinya itu.

Alex berdehem. "Tania butuh obat lagi?"

Dokter itu menggeleng. "Tidak. Dia hanya kelelahan dan butuh asupan yang bergizi, agar tenaganya kembali. Dan vitaminnya pun masih sama seperti yang saya berikan waktu itu."

Alex mengangguk.

"Kehamilan ini—"

"Siapa yang hamil?" Sontak kedua orang yang tengah berada di dalam kamar itu, menoleh ke arah pintu yang terbuka.

Saka, lelaki yang nampak terlihat memakai setelan santai, itu mengernyit bingung. Disisinya juga ada Nathan yang tengah bersandar di sisi pintu.

Saka berjalan mendekati Alex. Lalu ia menatap Alex dengan penuh selidik. Lalu ia bergidik ngeri.

"Lo hamil Lex?! Sama siapa anjir?!"

Toyoran di kepalanya membuat ia menoleh dan menatap tajam orang yang melakukan itu. Nathan.

"Katanya Dokter, tapi kok bego?" tanya Nathan seraya mendengus.

"Gue bercanda elah, baperan lo! Alex aja santai!" ketus Saka.

"Bacot!"

"Y."

"Kalian bisa keluar," itu suara yang berasal dari mulut Alex yang nampak jengah memperhatikan perdebatan tidak penting itu. Matanya melirik Tania yang terlihat tenang, seolah tidak terganggu oleh kebisingan di sekitarnya.

BelieveWhere stories live. Discover now