Chapter 2 : Big Trouble

2.7K 492 112
                                    

Now I'm seeing all thesе you

Ain't nothin more than you

August 2017

Sunoo POV

Aku dan Sunghoon bolos sekolah lagi. Kali ini gara-gara Sunghoon bersikeras ingin dapat jatah kebab Mr. Babeh yang lagi viral di Instagram. Gerai kebab ini baru saja buka cabang baru, lokasinya tidak jauh dari sekolah kami. Ada promo untuk 100 pembeli pertama akan mendapat kebab dengan porsi besar dua kali lipat dari porsi biasa.

Well, kalau kalian bertanya-tanya kenapa Sunghoon segigih itu, tentu saja karena makan kebab Mr. Babeh adalah salah satu dari 10 to-do list dia hari ini. Bagaimanapun caranya, dia ingin mencobanya. Aku pun sebenarnya penasaran karena seluruh teman-teman di sekolah mengaku sudah mencobanya, kata mereka sih rasanya seperti lagi di Turki, original gitu.

Ya, inginnya sih pergi ke sini dengan cara yang normal ya, nggak harus bolos dan ngorbanin jam pelajaran penting. Kita sudah kelas 9, mau lulus, tapi aku dan Sunghoon malah lagi antri sama ibu-ibu PNS dan anak-anak kuliahan di depan gerai kebab Mr. Babeh yang baru.

"Gue harus dapet, nggak mau tahu pokoknya harus dapet." kata Sunghoon penuh tekad. Saat ini dia berdiri di depanku. Aku jadi ingat saat awal kami bertemu 6 tahun lalu. Dulu kami masih anak-anak tapi badan dia memang lebih tinggi daripada aku, jari-jarinya tetap panjang, dan rambutnya masih tetap jatuh sempurna walaupun agak gondrong. 

Park Sunghoon memang sempurna, aku yang merana.

Ya, aku menyukai Park Sunghoon.

Aku menyadari kalau aku jatuh hati dengan Sunghoon saat kenaikan kelas 8 SMP tahun lalu. Saat itu lagi maraknya cyber bullying di sosial media dan maraknya remaja yang bunuh diri gara-gara itu. Lalu apa hubunganya denganku dan rasa cintaku untuk Sunghoon?

Singkat cerita, waktu itu aku pernah update status di Twitter. Isinya beberapa selca ku bersama Sunghoon saat main bareng ke Dufan. Pose kami memang bisa dibilang sangat dekat karena kepala kami saling bersandar. Di selca itu kami pun sedang tertawa puas gara-gara kelewat senang naik Roller Coaster.

Kemudian ada seseorang yang berkomentar sembarangan : "Jijik banget gue ada pasangan homo di sekolah kita."

Dua kata saja. Jijik dan homo. Jantungku serasa mau copot. Pertama, aku dan Sunghoon tidak pacaran. Kedua, emang kenapa sama kata homo? FYI ya, aku sudah mengakui kalau aku nggak straight ke orang tuaku dan ke bang Jimin gara-gara aku pernah punya crush waktu kelas 7, dia anak laki-laki yang imut tapi sayangnya dia sudah pindah sekolah. Di situlah aku menyadari kalau orientasiku bukan straight. 

Saat aku menceritakan hal itu ke orang tuaku, mereka menerima penjelasanku dengan terbuka. Ibu dan ayahku masih mengakuiku sebagai anaknya dan bang Jimin malah menyorakiku dengan bangga. Basically mereka menerimaku apa adanya. Sekarang yang membuatku marah adalah si hater ini merasa punya audacity untuk mengusik hidupku sedangkan keluargaku tidak begitu.

Sunghoon yang menyadari hal ini tidak tinggal diam.  Dia meramaikan kolom komentar twitterku dengan kalimat elegan. Aku ingat dia membalas si hater dengan kalimat ini : Hidup lo terlalu singkat untuk melihara pikiran bersumbu pendek . Educate yourself first but if you can't, just go away. 

Komen dia dapat banyak pujian.  Dari situlah rasa cintaku perlahan muncul. Entahlah, apa karena aku sudah puber jadi perasaan sebagai sahabat mulai memudar dan diganti jadi rasa sayang? Tidak tahu juga.

*1(0) Ten Things ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora