Chapter 17 : #List6 Time

1.5K 346 24
                                    

If you ever being born again,

Will you still love the same person in your past life?


24 August 2020

Sunoo POV

"Ini ngga pas."

"Jangan itu yang diganti, mendingan ini aja!"

"Wonie gue lagi mabok darat, jadi nyetirnya jangan ngebut banget."

"Lu pada ribet bener, kita cuma mau ke Bogor bukan ke Yogya!"

Aku masih mendengar perdebatan di kamarku. Heeseung, Jake, Jay, Jungwon, dan Ni-Ki sedang mengatur rencana untuk menjemput Sunghoon, yang Ni-Ki sebut sebagai Operation 812. Awalnya aku hanya menulis angka 1 sampai 10 supaya bisa mengikuti cara berpikir Sunghoon, tapi yang terjadi malah perdebatan tiada henti.

Aku mendapatkan alamat rumah mendiang nenek Sunghoon dari Ibuku, pakai jalur pemaksaan. Aku memaksa Ibuku untuk memeriksa email dari Ibunya Sunghoon selama ini, dan ternyata memang ada alamatnya. Mereka pernah membicarakannya beberapa waktu lalu.

Aku mencatatnya dan langsung kembali ke kamarku. Perdebatan masih berlangsung tapi sekarang hanya Ni-Ki dan Heeseung yang bersuara. Mereka saling adu pendapat mana yang lebih baik, lewat jalur biasa atau lewat tol untuk pergi ke Bogor.

"Kalian pacaran aja deh berdua!" kata Jungwon yang sudah lelah mendengar perdebatan itu. "Udah cocok banget"

"Udah jam segini nih harusnya kita berangkat." kata Jay sambil melihat jam kesayangannya. "Udah jam 5 lebih, dan kita belum nyusun rencana apa-apa."

"Kalau gitu jangan maksain diri." kataku saat masuk kamar. "Ingat aja tujuannya, bawa Sunghoon pulang ke sini."

"Yaudah, nggak usah pakai rencana segala deh, yang penting Sunghoon pulang sama kita." sambung Jay.

"Eh kalian ini nggak pernah touring ya?" kata Ni-Ki. "Di jalan tuh suka nggak ketebak bakal ada apa. Sedangkan besok kita harus sekolah, kita cuma punya waktu sedikit."

"Ya menurut lo? Kami ini kan kaum-kaum roda dua." kata Jake. "Lo doang diantara kita yang bawa mobil ke sekolah."

"Makanya itu, jadi lewat tol aja yah biar cepet."

"Tapi kalau gue laper sama mau pipis gimana?" protes Heeseung.

"Kan ada rest area jamal!"

"Nggak enak WC nya suka kotor."

"Lu mau bawa Sunghoon pulang atau engga?"

Heeseung langsung diam. Dia juga lelah lama-lama berdebat dengan Ni-Ki. Sebenarnya Heeseung itu tidak masalah mau lewat mana pun. Dia memang sengaja memancing emosi Ni-Ki. Aku masih bisa merasakan ketegangan diantara mereka berdua. Ini pasti masih tentang Yuna tapi nanti saja lah, Sunghoon nomor satu.

"Yaudah ayo berangkat. Lo udah dapat alamatnya kan Noo?" tanya Ni-Ki. Aku memberikan catatan kecilku padanya. Ni-Ki memeriksa alamat itu kemudian kedua alisnya terangkat. "Ini di Bogor mananya anjir, gue baru tau?"

"Uhuk, sok sok an bilang udah pernah touring tapi ternyata ngga tau juga. Uhuk!" pancing Heeseung.

Ni-Ki tidak menghiraukan Heeseung. Ia langsung mengerahkan kami semua untuk berangkat sekarang. Sepuluh menit kemudian, kami sudah berada di dalam mobil Pajero hitam milik Ni-Ki, siap menjemput Sunghoon.

Aku duduk di depan untuk menemani Ni-Ki sambil membaca Maps di Google. Duduk di depan ini jadi mengingatkanku tentang Sunghoon lagi. Sewaktu ia tiba-tiba menjemputku, menghabiskan waktu bersama hingga pergantian hari ke ulang tahunku, dan pertama kali menciumnya.

*1(0) Ten Things ✔Where stories live. Discover now