Chapter 15 : #List4 Tears

1.7K 361 31
                                    

23 August 2020

Sunoo POV

Aku dan Sunghoon sedang menuju bandara untuk menjemput para kakak kesayangan kami yang sudah berkenala di Korea sekitar 4 tahunan. Awalnya aku kaget karena bang Jimin tidak memberikan kabar dulu. Ibu dan Ayahku juga tidak mengatakan apa-apa padaku saat pamit tadi. Seolah mereka sudah tahu bang Jimin akan pulang.

Sunghoon bersandar di bahuku, membuat lamunanku buyar tentang bang Jimin. Ia mencari tanganku untuk digenggam. "Aku nggak bisa tidur semalem, Sun. Aku tidur sebentar ya, nanti bangunin kalau udah sampai."

"Oke, tidur aja sayang." hehe sayang, akhirnya aku bisa memanggil sebutan itu.

Menggenggam tangan Sunghoon saat ini rasanya berbeda seperti sebelum-sebelumnya. Dulu aku dipenuhi rasa takut dan ragu, sekarang hanya ada hangat yang menjalar. Aku sudah lama menantikan hari ini, rasanya aku cuma ingin menghentikan waktu dan menikmati semua ini selagi bisa.

Setelah melewati tol dan sedikit kemacetan saat masuk bandara, aku dan Sunghoon sudah berada di bagian kedatangan. Menunggu kakak kami menampakkan muka.

"Kalau lihat dari jadwal sih mereka udah tiba. Penerbangan transit dari Singapore ke sini sebentar aja kan?" kata Sunghoon, "Mungkin lagi di imigrasi kali yah."

"Iya, oya kamu mau minum nggak? Aku lagi ingin matcha." kataku saat melihat gerai Starbucks di depanku.

"Ayo deh, aku juga mau ngopi." Sunghoon merangkulku dan kami memasuki Starbucks bersama. Rasanya seperti ada yang menggelitik di perutku. Kami nyaris tidak pernah memanggil dengan sebutan aku-kamu kecuali saat masih kecil. Kalau sekarang rasanya jadi manis banget. Sunghoon jadi terlihat gentleman sekali.

Satu jam sudah terlewati. Minumanku sudah habis 30 menit sebelumnya, sedangkan Sunghoon memesan cookies sampai dua kali karena terlalu lama menunggu. Sunghoon tidak bisa menelepon bang Taehyung melalui nomor yang tadi mungkin kartu mereka sudah ganti jadi nomor di sini.

Kami hanya menunggu sampai salah satu dari abang kami menghubungi duluan.

Ponsel Sunghoon berbunyi, nomor asing baru dan kode negaranya sudah kode Indo. "Halo? Oh, abang di mana? Aku sama Sunoo di Starbucks dekat gerbang kedatangan."

"...."

"Oh udah di luar? Oke kita ke situ." Sunghoon menutup ponselnya dengan semangat, "Mereka udah di depan nungguin kita. Ayoo."

Itu mereka, tampak lebih dewasa dan tampan. Aku langsung berlari memeluk bang Jimin dan menumpahkan rasa kangen yang lama tertumpuk. Dia menyambutku dengan sama antusiasnya. "Adikku, kamu tambah tinggi!!" seru bang Jimin.

Aku sempat melihat Sunghoon dan bang Taehyung yang hanya melepas kangen ala kadarnya. Bang Taehyung memang tidak ekspresif seperti abangku, tapi aku lihat dia memeluk Sunghoon sebentar dan menepuk bahunya dengan lembut. Sedangkan Sunghoon, ia masih tersenyum lebar, bahagia karena akhirnya ada anggota keluarganya yang akan pulang ke rumah.

Aku dan Sunghoon bertukar, aku menyapa bang Taehyung dengan sopan sementara Sunghoon disambut pelukan erat oleh bang Jimin. Saat aku bersalaman dan berpelukkan singkat dengan bang Taehyung, aku merasakan ada aura yang berbeda, entah apa itu. He looks stiff but somehow sad.

Aku jadi ingat Ibuku pernah bilang kalau bang Taehyung membutuhkan Jimin sama seperti Sunghoon membutuhkanku. Sebentar... mereka nggak pacaran kan? Kalau pacaran nanti aku sama Sunghoon nggak bisa pacaran dong!

Aku berusaha mengusir pemikiran bodoh itu. Tapi aku harus bilang ke bang Jimin soal ini. Secepatnya.

"Gimana Seoul?" tanyaku ke bang Jimin saat kami sudah kembali ke abang masing-masing. "Dapet banyak noona ya?"

*1(0) Ten Things ✔Where stories live. Discover now