Chapter 12 : #List2 Soul

1.9K 396 68
                                    

August 2020

Sunoo POV

foto asli milik Ahmad Odeh, unsplash

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

foto asli milik Ahmad Odeh, unsplash.com

Ia seperti kanvas kosong

berilah warna maka ia akan berbentuk

Jangan disembunyikan,

bebaskan ia untuk menemukan pelabuhannya.

- Jiwa, 2020

oleh Jay.


Aku termangu, jiwa sensitifku muncul lagi. Aku tidak menyangka Jay bisa sepuitis itu. Aku sedang membaca salah satu deskripsi dari fotonya untuk pameran fotografi tahun ini. Pameran fotografi selalu diadakan setahun sekali di sekolah bersamaan dengan merayakan Hari Fotografi Sedunia tiap tanggal 19 Agustus.

Aku memperhatikan foto milik Jay. Fotonya diambil dengan teknik time lapse, seperti ada seseorang sedang memutar badannya, mungkin dia sedang menari, tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena efek time lapse.

"Jay, lo kapan ngambil foto kayak gini?" tanyaku.

"Udah lama banget, kayanya tahun lalu." jawab Jay. "Kenapa?"

"Bagus banget, lo nunggu ini orang nari apa gimana sampe dapet momen pas gini?"

Jay tertawa, "Iya gue harus nunggu momen yang tepat pas badan si penarinya muter, karena gerakan dia memutar itu indah banget bagai representasi jiwa yang murni tapi bentuknya manusia."

"Aduh berat berat ahh." kataku sambil tersenyum.

"Mana punya lo?"

"Itu ada dibalik kain." aku menunjuk pada pigura yang berbentuk segi empat. Di sana ada fotoku yang siap untuk dipamerkan. "Jangan dibuka heh gue malu!!"

"Apaan sih lu kan cuma kita berdua di sini." Jay dengan tak sabar menyingkap kain yang menutupi piguraku dan menampakkan hasil fotoku. "Kan suka hoax kan, keren gini kok."

Aku masih malu, karena hasil karyaku berbeda jauh dengan Jay walaupun kami sama-sama mengambil teknik time lapse . Aku tertarik dengan Street Photography, aku lebih sering mengambil foto kegiatan orang-orang di jalan dengan spontan, karena lebih bercerita dan natural.

Jay masih saja memuji fotoku, yang bikin aku tambah malu. "Sunoo, ini bagus. Lo emang ranahnya di Street sih. Eh tunggu... belum lo kasih deskripsinya?"

"Itu dia, gue bingung mau nulis apa." kataku.

"Saat lo ngambil momen ini, apa yang terlintas di benak lo?"

"Saat lo ngambil momen ini, apa yang terlintas di benak lo?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*1(0) Ten Things ✔Where stories live. Discover now