O.5

5.8K 1.3K 188
                                    

"To"

"Hartono"

"Harto"

"Tohar"

"Toto"

"IH, HARUTOOKKK"

Haruto tersentak kaget mendengar suara Mashiho yang berada ditelinganya, mana teriak lagi, untung ga budeg, cuma ngedengung doang.

"Ya ampun kak, gausah teriak dikuping juga kali." Haruto mengusap-usap kupingnya yang masih berdengung, sedangkan Mashiho hanya memutar bola matanya bosan.

"Lagian dipanggilin gak nengok," Ujar Mashiho sambil mendecak kesal, "Mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?" Lanjutnya.

Haruto kembali diam, dia menggaruk tengkuknya lalu menggeleng kecil.

"Yoshi?" Pertanyaan Mashiho membuat Haruto menatap kearahnya cepat, "Kok tau?" Tanya Haruto.

"Bukan cuma lo doang yang mikirin dia, kita juga." Jawab Mashiho, dia kemudian menatap Asahi yang sedang fokus membaca bukunya, Asahi dengar kok mereka ngomong apa, Asahi juga tau Mashiho lagi natap dia, cuma ya dia lagi serius baca buku, jadi mereka juga harus tau kalau dia lagi sibuk.

"Serius kak Yoshi yang bunuh kak Hyunsuk?" Tanya Haruto kepada Mashiho, Mashiho terdiam sebentar lalu mengendikkan bahunya tak tahu.

"Bisa aja itu boongan." Ini Asahi yang jawab, setelah sekian lama diam, dia menutup bukunya lalu duduk bersama Haruto dan Mashiho.

"Maksudnya?" Mashiho menatap Asahi bingung.

"Bisa aja itu cuma tipuan, biar yang lainnya nuduh Yoshi." Jawabnya.

"Terus siapa yang bunuh kak Hyunsuk?"

"Mana gue tau," Asahi mengendikkan bahunya tak tahu, dia menatap Mashiho datar, "Mashi, lo orang terakhir yang ketemu kak Hyunsuk bukan?"

"Eh? I-iya"

"Lo ketemu dimana?"

"Dijalan, pas gue mau pulang"

"Lo pulang siang, gak ada kelas sore, sedangkan kak Hyunsuk ada kelas siang sama sore, gimana bisa ketemu pas pulang?"

"Lo sendiri? Kok tau kak Hyunsuk ada kelas siang sama sore?"

Dua-duanya saling diam, memberi tatapan saling mencurigai, sedangkan Haruto yang menyimak perdebatan mereka hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ini gimana misahinnya njir." Gumannya kecil, yang tentu tak dapat didengar oleh Mashiho maupun Asahi.

;grudge

Jaehyuk dan Junkyu menatap risih kearah Jihoon yang sedang bermisuh-misuh sedari tadi.

"Hoon, berisik sumpah, lo gak malu diliatin orang-orang?" Ucapan Jaehyuk membuat Jihoon mendelik kearahnya lalu memakan makanan nya dengan kasar dan kesal.

"Gue yakin banget Yoshi pembunuhnya, siapa lagi coba kalau bukan Yoshi? Bisa aja itu anak dendam." Ujar Jihoon.

"Ya tapi kan belum tentu juga, sidik jari itu bisa dimanipulasi, ya kan kyu?" Jaehyuk menoleh kearah Junkyu yang sedari tadi diam, tapi dirinya hanya menemukan Junkyu yang menatap kearah depan dengan pandangan terkejut, Jaehyuk pun mengikuti arah pandang Junkyu dan dirinya juga sama terkejutnya dengan Junkyu.

"Yo-yoshi?" Jihoon menoleh kearah Junkyu ketika pemuda itu menyebut nama orang yang sekarang dibencinya, dia mengalihkan pandangannya kearah Yoshi yang berjalan mendekati mereka dengan perlahan.

Saat tepat berada didepan mereka, Yoshi duduk didepan Junkyu dan juga disebelah Jihoon yang duduk berhadapan dengan Jaehyuk. Jihoon mengarahkan garpunya kearah Yoshi lalu menatapnya sinis.

"Masih punya muka lo abis bunuh orang? Bisa bebas juga ya lo, bayar berapa lo?" Sarkar Jihoon kepada laki-laki Jepang disebelahnya, Yoshi hanya menghela nafasnya pelan.

"Bukan gue." Ujarnya. Jaehyuk, Junkyu, dan Jihoon bertatapan lalu Jihoon tertawa kencang sekali sambil memukul-mukul mejanya.

"Kalau bukan lo siapa hah?! Jelas-jelas sidik jari lo ada di pisau itu!" Jihoon kemudian menarik kerah baju Yoshi sampai siempunya berdiri menatap Jihoon dengan pandangan datar. Jaehyuk dan Junkyu kaget dong, Jaehyuk langsung narik Jihoon untuk menjauh dari Yoshi, Junkyu juga menarik Yoshi agar menjauh dari Jihoon.

"Emangnya kalau itu sidik jari gue, beneran gue yang bunuh?" Tanya Yoshi dengan senyuman penuh arti, Jihoon yang melihat senyuman itu kembali mengepalkan tangannya dan berusaha menghajar Yoshi, tetapi tangannya ditarik oleh Jaehyuk.

"Udah dong, masa kalian gak malu diliatin banyak orang." Ujar Junkyu, memang benar semua mahasiswa dikantin menatap kearah mereka berempat, Jihoon menatap tajam para mahasiswa yang menatap mereka, dia mendengus kesal lalu membereskan barang-barangnya, kemudian dengan cepat pergi meninggalkan yang lain.

Junkyu yang mau mengejarnya namun tangannya ditarik oleh Jaehyuk, Jaehyuk menggeleng membuat Junkyu menatapnya bingung, "Siapa tau dia lagi akting, bisa jadi dia yang bunuh Kak Hyunsuk. Asal lo tau, Kak Jihoon pernah nyuruh orang buat nyelakain kak Hyunsuk," Jelas Jaehyuk. Yoshi yang mendengar itu hanya diam saja menunggu Jaehyuk kembali berbicara.

"Inget gak waktu kak Hyunsuk kecelakaan motor beberapa bulan yang lalu? Itu ulah kak Jihoon, dia yang udah bocorin ban motor kak Hyunsuk, gue ngeliat sendiri pas itu, cuma gue gak berani ngomong karena gue takut." Lanjutnya, dia kembali duduk dikursi kantin diikuti juga oleh Yoshi dan Junkyu.

Seperti terhipnotis oleh kata-kata Jaehyuk, Junkyu mulai menaruh curiga pada Jihoon, Jihoon juga agak berubah belakangan ini, dia jadi lebih banyak marah-marah dan moodnya juga selalu buruk.

"Kalau lo yos? Lo kok bisa bebas?" Jaehyuk menaikkan satu alisnya lalu menatap kearah Yoshi.

"Kayak yang lo bilang, sidik jari bisa dimanipulasi, gak ada bukti penuh buat nahan gue." Jawab Yoshi.

Jaehyuk mengangguk, sebenarnya dia masih agak curiga juga dengan Yoshi, secara dia terlihat tenang-tenang saja, dia juga curiga dengan Mashiho, entahlah yang pasti laki-laki itu terlihat mencurigakan dimatanya. Duhh Jaehyuk gak boleh suujon dulu, siapa tau kamu sendiri lagi, eh?

"Doyoung pernah bilang, dulu Yedam pernah benci sama kak Hyunsuk." Tiba-tiba Junkyu menyahut membuat Jaehyuk dan Yoshi menatapnya penasaran.

"Katanya sih gara-gara dia kalah pinter sama kak Hyunsuk, mana ada begitu kan?"

"Bisa jadi, siapa tahu Yedam gak mau merasa tersaingi, inget Jay gak? Yang pas itu nilainya paling tinggi seangkatan?" Jawab dan tanya Yoshi, Junkyu mengangguk cepat.

"Besoknya Jay kecelakaan, yang buat tangan kanan dia luka serius, kabarnya sih harus diamputasi. Gue gak tau pasti tapi gue ngeliat Yedam keliatan... Seneng?"

Jaehyuk mengacak-acak rambutnya kasar, "Gue pusing! Dah lah mau balik!"

Jaehyuk kemudian membereskan barang-barangnya, Junkyu lalu menatap jam tangannya, dia sedikit terkejut dengan cepat dia juga membereskan barang-barangnya, "Gue mau kerja juga, duluan ya Jae, Yosh."

Padahal yang beresin barang duluan Jaehyuk, tapi yang pergi duluan malah Junkyu. Jaehyuk mengalihkan pandangannya pada Yoshi, laki-laki itu justru sedang meminum minuman Junkyu yang tidak habis.

"Lo gak balik?" Tanya Jaehyuk, Yoshi menatapnya lalu kembali mengalihkan pandangannya, "Gak, nunggu someone."

"Jangan bikin gue makin curiga"

Yoshi tertawa kecil kemudian menatap kembali Jaehyuk, "Semua aja lo curigain, jangan-jangan lo sendiri lagi?"

Jaehyuk mendengus kesal, dengan cepat dia berjalan meninggalkan Yoshi sendirian disana.

;grudge

grudge | treasure ✔Where stories live. Discover now