36. Selamat Datang Anakku

9.2K 1.4K 344
                                    

Minggu ke tiga puluh...

Mark menyesap sesekali kopi hitamnya, selagi matanya itu tak berhenti menatap waspada ke arah Heya yang tengah tertidur pulas di depannya. Sudah sepuluh menit ia terduduk di kursi dekat kasur mereka dan sudah sejak itu juga ia tak henti melihat Heya yang tersenyum sambil memeluk bantalnya.

Kehamilan kali ini rupanya akan memberi efek yang cukup membuat Heya tampak berbeda. Heya tak pernah mengidam makanan yang aneh-aneh tapi yang ia lakukan kerap membuat Mark menganggapnya aneh. Seperti pada pagi ini contohnya.

Gelas kopi tadi segera Mark taruh kembali ke piring pasangannya. Ujung matanya menatap ke arah ponsel di meja yang memperlihatkan notifikasi harian.

Minggu ke tiga puluh kehamilan Heya. Ia melihat setiap saat perkembangan kehamilannya terutama di perutnya yang semakin membesar.

"Hoooamm!"

Terdengar suara Heya yang baru saja menguap dan ia merenggangkan tubuhnya setelah terbangun dari tidur. Lalu pandangan pertamanya adalah bertemu ke tatapan tajam mata Mark.

"Kenapa?" Karenanya, Heya lantas dibuat kebingungan.

"Kenapa kamu tidur tapi senyum-senyum nggak jelas?" tanya Mark.

"Emang aku senyum ya pas tidur tadi?"

"Iya."

"Oh."

"Kenapa?"

"Ya mana aku tahu, 'kan aku tidur. Ya aku nggak sadarlah."

"Hmmm.."

Mark melipatkan kedua tangannya dan masih menatap Heya dengan penuh curiga. Ini bukan hal asing lagi, Mark sering melihatnya beberapa hari ini seperti itu.

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya ini bukanlah hal yang mesti dianggap aneh. Mark menggelengkan kepalanya, ia tak seharusnya memikirkan hal seperti itu. Jadi dia harus mulai menganggap segala hal aneh yang Heya lakukan selama kehamilannya ini sebagai hal biasa.

Oke, ini bukan masalah. Yang penting Radhea dan bayinya sehat.

"Oh ya, aku tadir mimpi ketemu sama Cole Sprouse. Mas tahu nggak?" Heya tiba-tiba berbalik dan menghampirinya di meja dekat kasur mereka.

"Nggak." Mark tak suka saat Heya membahas pria lain di dekatnya, termasuk para selebriti yang ia sukai itu.

"Aku jalan sama Cole Sprouse dan si Cole suka sama aku sejak SMA! Haduuh.. mana ganteng banget doi! Rasanya pengen tidur lagi biar bisa ketemu sama dia!"

PUUK!

"Aaaaww!!"

Tanpa perlu aba-aba, Mark menepuk kening Heya segera. Lantas disambut pekikan terkejut oleh Heya kala merasakannya.

"Apa sih!?"

"Kamu nggak lagi demam, 'kan?"

"Nggak! Isssh!"

"Bagus. Berhenti haluin Cole Sprouse."

"Iri ya?"

"Ngapain juga iri. Harusnya Cole Sprouse yang iri karena dia nggak bisa dapetin kamu."

"Uhuuuk!"

Ajaibnya, kata-kata Mark tadi berhasil membuat Heya terbatuk mendengarkannya. Mark langsung beranjak membawa gelas kopinya yang telah kosong itu untuk keluar dari kamar. Heya yang melihatnya lantas merasakan kegeraman.

"Apa sih!? Orang lagi seneng kayak gini- Ya Allah.. semoga anakku pas lahiran nanti bisa secakep kayak Cole Sprouse. Amin."

"Radhea, berhenti halu!"

me after you [UNDER REVISION]Where stories live. Discover now