14. Papa Dadakan

13K 2.1K 1.2K
                                    

Pagi yang sama kembali terulang seperti hari kemarinnya. Mark terbangun mendengarkan suara tangisan bayi dari kamar sebelahnya. Sekuat mungkin usahanya untuk kembali tertidur, tapi tetap saja tak bisa karena suara tersebut terus menggangguinya. Ia melirik sejenak ke arah Heya yang masih tertidur di sampingnya.

Mark pikir Heya yang akan bangun pertama, tapi istrinya itu tampak begitu nyenyak dengan tidurnya.

Dengan keadaan segenap nyawa yang belum terkumpul, Mark pun membangkitkan tubuhnya segera. Dia mengusap perlahan kelopak matanya dan berjalan menuju keluar kamarnya.

"Tante!!"

Lio kembali berteriak dan jika satu teriakan kembali terdengar, anak kecil itu benar-benar akan membangunkan satu rumah ini dengan tangisannya. Pintu kayu putih itu terbuka dan didapatilah si kecil tengah menangis sambil terduduk di pinggiran kasurnya.

Mark menghampirinya dengan segera sambil berjongkok di bawahnya.

"Kenapa?"

"Takut."

Hanya satu kalimat dan satu aksi, Lio memeluknya segera. Dan Mark yang mendengarnya lantas mendengus kesal.

"Takut kenapa?"

"Tadi ada yang—jalan—di sana!"

Lio menunjuk ke arah jendela kamarnya dan Mark ikut melirik ke sana. Pandangannya kembali beralih melihat jam dinding di dekat jendela tersebut.

"Lio mimpi buruk, ya?"

Bagus, jam empat pagi dan anak kecil ini telah membanguninya hanya karena mimpi buruk tentang hantu yang berjalan di luar jendela.

Ia pun membawanya segera ke dalam pelukannya dengan lebih erat lagi. Lalu sambil bersenandung, Mark mengusap pelan pundak kecil tersebut.

"Ya udah, tidur lagi aja ya."

Sebuah gerakan kepala terasa di pundak kirinya. Lio menggeleng membalas ucapannya.

Mark lantas menoleh ke arahnya.

"Lio?"

"Takut."

Pelukan tangan kecil itu kembali mengerat di lehernya. Sekarang posisi Mark terlihat seperti induk koala yang tengah menggendong bayinya.

"Kan, ada Om di sini. Nggak usah takut ya."

Mark tak terlalu mengerti tentang usaha menenangkan bayi menangis di pukul empat pagi. Tapi tangisan Lio berhasil menjadi alarm tercepatnya di pagi hari ini. Lalu dengan pelan ia mendudukkan kembali Lio di pinggiran kasurnya. Perhatian Mark kembali teralihkan ketika Lio menatapnya dengan lemah.

Mark menyentuh rambut panjang yang telah menutupi alis kecilnya. Saat itu juga sebuah ide langsung terlintas di otaknya.

"Om ada sesuatu buat kamu."

□□□□□

"Hngghh..."

Jam delapan pagi dan sudah kesekian kalinya Heya merintih akibat nyeri hebat di punggungnya yang mematikan semua rasa di tubuhnya. Ia benar-benar dibuat kesakitan di pagi hari ini, terlebih ketika ia baru terbangun dari tidurnya.

Heya terduduk di pinggiran kasurnya dan perhatiannya teralihkan ketika melihat cermin di depan pintu lemarinya. Sebuah wajah berantakan yang menjadi penampilan mengerikan yang ia lihat saat ini.

Setelah lima menit termenung di tempatnya, ia meraih segera jepitan rambutnya. Tepat ketika hendak mengangkat tangannya, saat itu juga Heya kembali merintih kesakitan.

me after you [UNDER REVISION]Where stories live. Discover now