SATU-SATU

8.1K 676 152
                                    

Heyyo, jangan lupa vote dan komen banyak-banyak. Heran aku, Milky ini ceritanya uda banyak banget elah, kapan selesainya😂.

Milky Pov.

Pagiku cerah~ matahari nya mendung. Ku pegang buku tebalku di tangan~.

Yah begitulah. Aku selesai memakai seragam SMA ku yang baru, hari ini adalah hari pertamaku di SMA milik Papa Azri.

Iya, SMA yang sama dengan yang ada di mimpiku. SMA Harmil Candayana, tidak tau, ini berjalan begitu saja. Aku berharap Harvy dan yang lainnya tak ada disana.

Aku menata diri di kaca, rambut coklat sepunggung yang ku gerai. Karton yang menggantung di leherku, dengan tulisan. Cabe mahal.

Ada-ada saja MOS tahun ini. Aku bahagia tinggal di Mansion megah ini, bersama dengan keluarga yang sangat nenyayangiku. Dan tak lupa para abangku yang POSSESIVE!

"Oke Milky, uda cangtip. Bisa lah nih dapet pacar cogan" gumamku PD.

Disanjung dan disayangi di rumah membuat pribadiku sedikit berubah. Aku menjadi percaya diri, sedikit bossy dan suka memerintah.

Herannya, para sauadaraku patuh pada perintahku. 100 persen tak akan membantah, kecuali 1 orang.

Tok tok.

"Iya?"

"Dwi, cepatlah turun ke bawah. Atau kau akan ditinggal" ucapan dingin seseorang diluar sana.

Aku tau siapa itu, cih menyebalkan sekali. Sudah muka tembok, dingin, possesive dan segala sifat jelek yang aku kurang suka. Dan aku takut untuk dekat-dekat dengannya.

Aku membuka pintu kamar dan menatap sopan saudara ke 6 ku ini, namanya Zeki, saat ini dia tengah kuliah semester 2. Dia dingin, bahkan denganku sekalipun dia selalu berbicara ketus.

"Milky uda selesai Bang Ki" ucapku tenang. Zeki mengangguk dan menarik karton yang menggatung di leher ku.

Menggeretku seperti menggeret babu, sialan! Untung dia anak Papa Ameta, jika bukan sudah ku cakar mukanya itu. "Jangan berharap kau bisa mencakar wajahku Dwi" aku terpelongo.

Wajahku pasti seperti orang bodoh, bagaimana dia bisa tau!? Kulihat bang Zeki menatapku datar "Bodoh, itu semua terlihat jelas di wajahmu" ketusnya dingin dan kembali menggeretku.

Sialan!

"Jangan mengumpatiku"

Anjing!!

"Dwi, apa yang barusan aku bilang"

Bangsat!!

"Milky Aprillina Dwi Angelina"

Aku terdiam, aku lupa dia seperti cenayang yang bisa membaca pikiran orang hanya dengan menatap wajah orang itu. Eh? Berarti sedari tadi dia memandangiku?

"Geer, aku tak memandangimu" KAN!! LIHAT!?

"Bisakah kau diam?"

Oke maaf. Ada apa sebenarnya dengan abangku ini-

"Aku ini Kuliah Jurusan Psikologi, sewajarnya kalau aku bisa membaca fikiran orang dari mimik wajahnya"

Oh..begitu. Tanpa sadar aku mengangguk-anggukan kepalaku paham oke aku mengerti "Cepatlah bergerak, lambat sekali" ketusnya lagi.

Fuck!

"DWI!!"

"AMPUUUUUNN!! HAAAAAAAAA MAMA IMEL TOLONG MILKYYYYY ADA SINGA NGAMUUUUUK" aku berteriak histeris kemudian melepas kartun yang menggantung di leherku.

Meninggalkan si setan Zeki sendirian di sana, aku segera memeluk mama Imel begitu melihatnya baru selesai menyajikan makanan.

Bersama Mama ku yang lainnya. "Kenapa!? Apa siapa singanya!?" kudengar mereka yang duduk di sekitaran meja makan langsung panik. Terutama Papa Ameta dan Papa Azri.

Sedetik kemudian aku tertawa lugu
"Hehe, itu Bang Zeki Pa. Dia singa" aduku manja. Semua sontak memandang ke arah Zeki yang baru datang.

"Bisa kau jelaskan Ki? Kenapa kau begitu pada Princessku?" tanya Bang Rino datar. Bang Rino ini abang kesayanganku, unch, paling banyak uangnya walau masih kuliah.

Zeki mengangkat bahunya tak acuh "Dia lambat" ketusnya. Dih, anjing.

"Dwi!"

"Kan Pa, lihat tuh. Padahal Milky diam" aduku manja lagi, mampus hahahahhaha.

Kulihat wajah Zeki memerah menahan emosi, mampus untukku saat ini. "Zeki, jangan dekati April sampai 3 hari ke depan" ujar Papa Ameta, aw Papaku baik banget.

Sayang Papa, sayang uangnya juga hehehe. Kulihat wajah bang Zeki jadi pucat, nahloh kena karma kau hahahahaha.

"Tapi Pa-"

"Turuti saja Zek" ketus Papa Jackson.

Mau tak mau bang Zeki mengangguk lesu, kasian juga sih ngelihatnya. Tapi aku sebel sama dia, dih apaan sih.

"Kamu cantik pakai seragam itu, pakai sot kan? Jangan lupa bawa Handphone, dompet, Atm, kunci rumah, jaket-"

"Papa Vay ku tersayang, tenang saja. Semua uda Milky bawa" ujarku santai, Papa Vay ku ini memang yang paling perfecksionis.

Aku duduk di tengah antara Bang Andrean dan Bang Gilang. Keduanya langsung mengecup pipiku sayang. Umur mereka itu 25 tahun dan mereka seorang CEO di perusahaan masing-masing.

"Uang jajan kamu cukup? Kuota kamu masih ada kan? Apa perlu abang beliin?" cerocos bang Rino semangat. Dia adalah abangku yang paling ceria, hangat dan dekat denganku.

Aku memasang wajah gembira kepada bang Rino "Boleh dong Bang, minta uang jajan" ucapku. Bang Rino ini kuliah jurusan bisnis, dan dia ada Usaha Distro dan Cafe di sekitar kampusnya.

Telingaku malah mendengar klikan dompet secara serentak. Bukan hanya bang Rino, tapi seluruh lelaki yang ada di ruangan ini memberikanku uang jajan.

"Em...apa..gak kebanyakan?" tanyaku ragu. Mereka ada 15 Papa dan cuma 25 sepupu dan 9 saudaraku. Masing-masing mereka menyodorkan uang ratusan ribu sebanyak 10 lembar.

"Gak papa sayang, ambil aja. Kamu kan juga harus beli skincare" ucap Mama Luna dengan santainya, Mama Luna ini istri Papa Zay.

"Benar itu" sahut Mama Bulan. Istri Papa Derion.

"Oke, makasih Papa, makasih abang" ucapku bahagia kemudian memasukan segepok uang itu ke dalam tas besarku. Sengaja bawa yang besar biar uang jajanku muat.

"Sama-sama Princess" jawab mereka bersamaan. Uh...aku terharu.

Saat aku hendak memakan sarapanku, sebuah kartu Atm berwarna hitam terlihat tergeletak di sebelah piringku. Seketika mataku berbinar dan aku pun mendongak.

"Bang Nathan!! YEEEY BANG NATHAN PULAAANG." aku berteriak bahagia dan langsung memeluknya. Bang Nathan ini umurnya 31 tahun, dia masih membujang btw.

Dan dia ini jarang pulang, makannya aku bahagia saat melihatnya "Hai Princessnya abang," bisiknya lembut sekali.

"Ky kangeeeen banget sama abang" ucapku manja.

Terdengar tawa renyah dari Bang Nathan, dia melepas pelukanku dan mengecup pipiku sekali dan mengelus kepalaku "Abang juga, hari ini jangan jauh-jauh dari Vino dan Vano. Mereka akan menjagamu disana" ucap bang Nathan.

Aku hanya mengangguk patuh, tentu saja aku akan selalu berada di dekat abang kembar ceriaku itu.

Bang Vano dan bang Vino.

Setelah ini, kami kembali melanjutkan sarapan dengan sedikit perdebatan dari saudaraku yang lain.






























Tbc.

Book barunya cuma 3 ya semua, dan aku up setiap hari kayak biasa hahahaha. Jangan lupa komen banyak-banyak atau aku pensiun!

Haha, canda pensiun~

Crazy Stalker [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang