9.

108 9 10
                                    

Rilis : Februari, 2020

Genre : Surrelis-Fantasi, Psikologi-Supranatural

(salinan/tidak original)

Terjual dengan harga 5,2 Juta, orang yang berhasil memboyong kedua kanvas asli dari lukisan ini adalah seorang kolektor kaya raya sekaligus bangsawan yang merupakan direktur perusahaan fashion ternama di Eropa Timur.

Aku memperhatikan dua lukisan di hadapan kami. Keduanya memiliki gaya lukis yang berbeda. Bagiku yang masih anak-anak tentu tidak tertarik dengan lukisan semacam itu, lukisan pertama di dominasi dengan warna biru muda dan biru tua, guratan warnanya sengaja dibuat bertabrakan, setiap warna diberi batas sekat-sekat berupa garis-garis tidak beraturan. Warna-warna muda bila diperhatikan akan membentuk (asumsi) bayangan seorang manusia yang tidak menunjukkan apa pun selain bentuk bahwa itu adalah manusia setengah badan, lengkap dengan sepasang tangan dan kepala.

''Kak, kenapa lukisan-lukisan yang aneh dan tidak jelas kadang malah terjual lebih mahal?''

''Mungkin karena kita tidak begitu paham seni lukis. Lukisan kadang bisa menjadi cerminan perasaan si pelukis. Dan orang-orang mengganggap itu sebagai bentuk seni yang indah. Melukis bukan cuma sekedar keahlian tangan membentuk gambar, tapi juga mengungkapkan dan menyembunyikan sesuatu secara bersamaan.''

''Mengungkapkan dan menyembunyikan sesuatu secara bersamaan? rumit sekali, aku tidak paham" aku menggaruk kepala dan menggeleng.

Simon Zhou, lahir 5 Januari 19xx, Vancouver, British Columbia Canada, meninggal 6 Januari 20xx, pada usia 27 tahun.

Simon Zhou adalah pelukis muda dari timur yang sangat berbakat. Gaya lukisnya yang beraliran abstrak dan surrealism mendapat pengakuan besar dari para kritikus dan pengamat seni karena dinilai begitu ekspresif dan sarat akan gambaran emosi manusia. Semasa hidup Zhou dikabarkan berjuang melawan depresi dan krisis identitas yang membayangi hidupnya, ia ditemukan meninggal dunia di apartementnya di Toronto, Kanada, sehari setelah ulang tahunnya yang ke 27. Dua salinan lukisan diatas merupakan dua karya terakhir Zhou, yang menjadi kenang-kenangan terakhir sebelum dia mengakhiri hidupnya.

Aku membaca keterangan lukisan itu.

''Mungkin nanti kalau sudah besar, kamu bisa mengerti dengan sendirinya.'' Mikio menghela nafas. ''Sayang sekali manusia berbakat seperti Simon Zhou harus meninggal dengan cara seperti ini, kadang-kadang seni yang kita nikmati adalah bentuk dari penderitaan orang lain.''

''Penderitaan?''

Mikio menghela nafas berat ''Sebetulnya tidak ada yang tahu, apa yang sedang dibuat oleh seseorang. Sama seperti ketika kita mendengar musik instrumen, kita hanya diberi gambaran apakah musik itu sedih atau senang, lalu kita menebak. Jika tidak diberi judul, kita tidak tahu apa yang sebetulnya diceritakan si pembuat. Lukisan juga seperti itu, misterius,'' ia menurunkanku dari punggungnya.

Dia menatap kedua bola mataku lekat dan menyentuh kedua bahuku, kemudian berbicara seperti sedang mengajarkan sesuatu ''Di dunia ini ada orang yang tidak mampu memberi tahu kesedihan mereka, kesenangan, ketakutan, jadi mereka melukisnya.''

Ku perhatikan lagi lukisan kedua, aku bergidik ngeri dan menelan ludah bersamaan. Sebelumnya aku merasa biasa saja, tapi setelah kuperhatikan lebih lama lukisan itu sangat mengerikan, padahal hanya gurumulan warna-warna terang. Justru campuran warna-warna terang itu membuat kengeriannya tampak hidup. Warna oranye dan merah seperti api neraka memiliki peran penting untuk membuat lukisan terkesan seram, kuning-kuning kehijauan bergumpal membentuk diri manusia yang menatap dengan ganas dan memberi rasa takut, gumpalan-gumpalan itu seolah tampang-tampang yang berteriak histeris mengiris. Warna oranye dan merah yang mendominasi bak lautan yang membenamkan bentuk grumulan-grumulan yang seakan meleleh---terkesan menjadi sumber penderitaan dan rasa sakit si objek tersirat pada lukisan itu. Ketika aku menatapnya, lukisan itu seperti memancarkan kesedihan, kemarahnan dan kebencian yang kuat.

The Cat Sleep [Selesai]Where stories live. Discover now