1.

308 22 19
                                    

By OyobiTeam

Bloggpribadi_biem@instagram

Genre : Surrealism-Fantasy
Cover by : alfdsk

Year : 2019

Terpatri jelas dalam ingatanku ketika aku membuka pintu kamar kakak dan mendapati ia berdiri kaku disana, menghadap tembok seperti patung. Dalam ruang gelap dengan cahaya tipis itu aku melihat profile samping wajahnya, gurat tulang pipinya yang menonjol, hidung yang tidak terlalu mancung dan kantung mata kakak yang tebal. Bahkan ketika aku masuk, dia tidak bergeming, tetap berdiri membelakangi jendela.

Siluet hitam melilit kaki ketika aku menginjak lantai kamar yang dingin

Hening, cuma suara hujan deras yang menelusup masuk berputar-putar dalam kepalaku. Dari jarak sekitar 2 meter ini aku menatap kakak, tidak tahu kenapa aku melakukan itu dan melupakan tujuanku datang ke kamarnya, tapi yang jelas aku merasa ada tembok yang membatasi kami, namun tidak dapat dilihat dan disentuh

Suara petir tidak memecah kediaman. Sekilas aku melihat wajah kakak secara utuh ketika kilat menyeruak-sekejap mengatasi gelap. Aku merasa melihat sesuatu yang aneh bersamanya. Ada bayang-bayang legam seperti tali tebal yang melilit tubuhnya, benda itu perlahan muncul menampakkan wujud yang menyala seolah ia menyerap cahaya dari kilat. Warna kebiru-biruan terang yang memikat muncul bersamaan dengan dua titik kecil yang terang-menderang seperti api sumbu lilin dalam gelap.

Aku takut ketika menyadari bahwa benda itu ternyata ular yang meliuk-meliuk di tubuh kakakku, ular bersisik biru terang dengan mata yang tajam dan bengis, disaat bersamaan ular itu tidak tampak mengancam. Aku mencoba memperingatkan kakak, namun rasanya sangat nyata bahwa ada batas kokoh menghalangi kami, sedangkan kakakku sendiri tetap berdiri hampa pada posisinya, mustahil jika ia tidak menyadari ada bahaya bersamanya.

Aku terbangun dari tidur ketika petir menyambar lebih kuat. Tubuhku berkeringat banyak, bahkan bantal dan kaus lengan panjang yang aku kenakan basah kuyup. Ini musim dingin, diluar sana angin kencang sedang menebar hujan. Aku mengatur nafas sambil memegang keningku yang basah. Hal pertama yang ku lihat ketika terbangun selain plafon putih langit-langit kamar adalah tumpukan booklet album (dvd lagu) di meja nakas. Aku tertidur ketika langit masih cerah, tapi cuaca telah berubah cepat.

Apa aku yang sakit?

Aku membatin dan mengedarkan pandangan. Persis seperti di dalam mimpi semua terlihat sama, gorden yang terbuka, gitar di sudut ruangan, poster yang menempel di dinding, barang-barang kakak diatas meja dalam kamar yang minim cahaya, tapi ia tidak ada disana dengan ular melilit badannya. Aku memang tertidur di kamarnya, akhir-akhir ini, itu menjadi kebiasaan, aku seperti menyukai suasana kamar kakak.

Jantungku tidak hidup dengan normal, rasanya begitu berat untuk bernafas, mimpi itu membuat tubuhku seperti orang yang habis berlari tanpa henti. Lelah dan lemas.

Aku mencoba menenangkan diriku, mimpi itu menciptakan ketakutan yang kuat, mungkin karena terlihat sangat realistis. Aku berusaha mengalihkan pikiran, satu-satunya yang terlintas dalam otakku adalah, kurang dari dua hari lagi tahun baru Rusa dan Thanksgiving. Pikiran itu justru kembali memunculkan bayangan kakak dalam ruang gelap yang mencekam.

Meski begitu aku tidak berniat menceritakan mimpi itu pada siapa-pun sambil terus meredam rasa takut dengan sugesti 'itu cuma mimpi, semuanya akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan.'

The Cat Sleep [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora