6. Mencari Perhatian?

228K 29.5K 6.3K
                                    

Selamat membaca 💙

***

Agra sedang di basecamp anak-anak Leander. Cowok itu duduk di sofa. Saat yang lain sibuk bermain game di ponsel ataupun menggunakan komputer seperti Ojan dan Barry. Agra sibuk melempar bola baseball ke dinding.

Saat suasana hatinya sedang kesal, Agra memang melampiaskannya dengan melempar tangkap bola baseball seperti itu.

"Arrgghh!" jerit Agra tiba-tiba. Dia menghentikan aktivitasnya. Mengacak rambutnya frustrasi. Membuat anak-anak yang lain menoleh penasaran, tapi ujung-ujungnya mengabaikan tingkah Agra. Karena jika Agra sedang dalam mood yang tidak bagus, orang yang bisa mengatasi cowok itu hanya Sakha. Kalau yang lain bertanya, pasti akan diabaikan Agra. Paling tidak Nevan yang paling berani menghadapi emosi Agra karena sama-sama jago ngegas. Dan masalahnya sekarang Sakha dan Nevan sedang membeli minuman diluar.

"Kenapa lo?" tanya Nevan pada Agra saat sudah kembali dari minimarket. Bingung melihat tingkah Agra yang tiba-tiba mendongakkan kepala dan detik berikutnya menunduk.

Sakha yang habis meletakkan plastik berisi minuman dan snack ke atas meja di samping komputer yang sedang digunakan Barry, ikut penasaran dengan tingkah sepupunya itu. Jalan mendekat, Sakha memberikan minuman dingin kepada Agra.

"Lo habis dimarahi Tante atau apa lagi nih?" tanya Sakha. Duduk di samping Agra.

Agra melihat sepupunya itu. Ingin mengatakan sesuatu. Tapi tidak jadi.  Membuat Sakha bingung dengan tingkah Agra sekarang.

"Ada masalah sama cewek lo, Gra?" Barry baru berani bertanya.

Agra tidak menjawab, mendesah kesal. Dia membuka botol minum, meneguknya hingga habis setengah.

Sakha menatap sepupunya itu penuh selidik. Saat Agra ragu mengatakan sesuatu kepadanya. Itu berarti hal yang  ingin dikatakan Agra sesuatu yang bisa membuat cowok itu malu. Agra tidak ingin mengatakannya karena takut anak-anak Leander akan mengolok-oloknya.

Dan satu-satunya yang bisa membuat seorang Agra merasa malu. Jika dia ketahuan sedang memikirkan seseorang yang selama ini dia anggap tidak penting.

"Zeta." Sakha sengaja memancing reaksi Agra dengan menyebutkan satu nama itu. Dia ingin memastikan dugaannya benar. Dan ternyata dia tidak salah. Agra memang sedang memikirkan gadis itu. Karena kepala Agra begitu cepat menoleh ke arahnya.

"Kenapa sama Zeta?" Itu Jagad yang bertanya. Dia duduk tidak jauh di samping Sakha. Dari tadi asyik main game online di ponselnya.

Agra masih enggan menjawab pertanyaan teman-temannya. Kembali meneguk air hingga benar-benar tidak tersisa.

"Haus lo?" ledek Nevan. "Lo dicuekin Zeta kan?" ucap Nevan lagi. Padahal Sakha sudah memberi kode untuk cowok itu diam.

"Iya sekarang Zeta dingin banget kek es. Kemarin gue sapa pas ketemu di depan gerbang sekolah, dia cuma liat gue bentar habis itu langsung pergi. Biasanya kan basa-basi tanya Agra di mana, udah sampe apa belum. Ini sama sekali nggak ada," ucap Ojan panjang. Mengoceh sambil tetap melihat game di komputer.

Kekehan tertahan terdengar dari pojok kiri. Tempat Nevan bersantai dengan minuman dan snacknya. Cowok satu itu memang paling berani dengan Agra. Ditatap Agra galak pun cowok itu biasa saja.

"Lo memang pantes dicuekin. Lagian lo ngapain peduli sama sikap Zeta sekarang?" ujar Nevan. Agra menatapnya tidak suka. Tapi tidak membuat Nevan berhenti bicara. "Lo nggak bisa balas perasaan dia, ya udah lepasin aja. Biarin sikap dia terus kayak gini sama lo."

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang