36. Tinggal bareng part 3

125K 18.4K 9.6K
                                    

Syarat baca cerita ini!

Selalu vote!

Rajin comment!

Happy Reading 💙

Selamat merayakan Idul Adha bagi kita yang merayakan 🤗

Kamu baca jam berapa nih?

Yang belum ikuti akun wattpad aku khairanihasan langsung ikuti ya. Biar tau info update dan tau kalo ada cerita baru dari aku.

***

Jangan dipikir hanya Sakha yang datang ke rumahnya. Nevan, Ojan dan Jagad juga ikut-ikutan. Bilangnya mereka ingin merasakan semalaman berada di rumah sultan. Alasan yang cukup membuat geleng-geleng kepala. Tapi Agra sadar, temannya mana ada yang benar.

Satu ruangan di rumah Agra yang di dalamnya terdapat TV berukuran 75 inci ramai akan suara. Terutama suara Jagad dan Ojan. Kedua cowok itu sedang sibuk mengangkat sofa dari ruangan sebelah ke ruangan mereka saat ini.

"Lo pakek tenaga nggak sih Jan? Gue kok merasa paling berat." Suara Jagad yang sudah terlihat di depan pintu terdengar.

"Perasaan lo, perasaan gue siapa tau," celetuk Ojan tak mau kalah.

Itu semua karena ulah Nevan. Mereka jadi repot-repot mengambil sofa dari ruangan lain karena tidak kebagian tempat duduk. Cowok itu menggunakan sofa yang bisa digunakan untuk tiga orang sendirian. Saat yang lainnya duduk, Nevan satu-satunya orang yang rebahan tanpa rasa berdosa.

"Semangat Gat dikit lagi, habis itu kita bisa duduk," oceh Ojan.

"Tenaga lo keluarin jangan ocehan nggak berguna!" balas Jagad sewot. Dia yakin sekali si Ojan itu bohong mengangkatnya.

"Ini semua karena Nevan yang serakah," celetuk Ojan. Karena sofa terlalu berat keduanya kompak mendorong saja. Hingga menimbulkan suara bising yang membuat Agra, Sakha dan Nevan menoleh. Tapi tidak ingin membantu.

"Mulut, Jan. Ingat kata Ummi, nggak boleh ngomongin orang di belakang!" Nevan menyahut dengan suaranya yang terdengar dingin. Membuat Ojan secara otomatis diam. Tapi menjadi lega karena Nevan sibuk kembali dengan ponselnya.

Nevan itu hampir sama seperti bunglon. Sikapnya suka berubah tergantung mood. Sejak datang tadi mood cowok itu sepertinya sedang tidak bagus. Mungkin disebabkan mantan pacar yang sulit dihubungi. Kasus Nevan ini sama seperti cowok-cowok lainnya yang gagal move on dari mantan. Tapi lucunya sampai sekarang cowok itu tidak menembak lagi si mantan pacar meski masih ada rasa.

Anak Leander tidak aneh lagi dengan sikap Nevan yang suka berubah-ubah. Makanya kalau mood cowok itu sedang tidak bagus, lebih baik jangan memancing keributan dengan Nevan. Seperti yang dilakukan Ojan tadi yang langsung diam. Tapi Agra masih suka terpancing kesal, kalau sikap Nevan sedang mengajaknya ribut.

"Den mie ayamnya udah dateng, apa mau Bibi hidangkan ke sini langsung?" Bi Izah datang memberi tahu Agra.

"Nggak usah Bi, biar ambil sendiri aja." Agra bangkit, dia menepuk pelan bahu Sakha yang dari tadi asyik dengan ponsel. "Ambil mie ayam masing-masing di dapur. Gat, Jan, lo juga Van," suruh Agra. Benar-benar seperti tuan rumah baik hati yang memikirkan perut dari tamu-tamunya.

Sakha langsung bangkit mengikuti Agra dan Bi Izah ke dapur. Jagad dan Ojan masih ribet meletakkan sofa yang berat. Sedangkan Nevan masih serius dengan ponselnya.

"Ini semua Bi?" tanya Agra saat sampai di meja dapur, melihat mie ayam yang sudah dipindahkan ke dalam piring.

"Iya Den, tapi yang dua ini punya Non Zeta sama Den Nevan." Bi Izah menunjuk dua piring yang seperti sengaja dipisah dari yang lain.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang