Chapter 4

36.7K 4.5K 570
                                    

"ketika kita sudah menemukan objek yang tepat,kita tidak akan mencari objek objek lain yang lebih indah. Karena yang indah belum tentu tepat"
-

POV :

Ridwan berjalan menuju kantor. Setelah semua santri pulang, asrama pun menjadi sepi. Tinggal ustadz dan ustadzah saja yang tinggal karena harus mengabdi 10 hari lagi, baru di perbolehkan pulang.

"Ustadz, nanti tolong pindahin foto foto pesantren ramadhan ke sini ya" perintah ustadz Ali yang membuat Ridwan mengangguk.

Ridwan menurut lalu segera melakukan apa yang di perintah ustadz Ali.

Sebelum memindah, Ridwan berniat untuk melihat lihat hasil foto yang saya potret kemarin.

"Wah, jago juga saya motretnya" ujar Ridwan memuji dirinya sendiri.

"Eh" Ridwan berhenti menggeser foto saat melihat foto segerombolan santri putri yang berpose. Lengkungan tipis di bibirnya terbentuk.

Pose Anak anak lainnya sangat lucu sehingga membuat Ridwan tertawa sambil mengezoom satu satu. Ada yang melompat, ada yang gaya Cherry Belle,dan lain lain. Ada ada saja ujar Ridwan dalam hati.

Klik.

Ridwan berhenti mengezoom saat melihat gadis berkerudung biru tua tersenyum manis ke arah kamera. Gadis itu satu satunya anak yang tidak berpose dan hanya tersenyum.

Ridwan pun mengecek foto foto lainnya, ternyata gaya nya tetap sama, gadis itu idak mengganti gaya nya sedikitpun. Hanya tersenyum manis ke arah kamera. Sedangkan anak anak lainnya sudah bergaya macam macam.

"Sederhana" kata Ridwan sambil tersenyum.

Ridwan mengingat bagaimana dia mulai menatap gadis itu.

-

Saat itu Ridwan di perintah untuk memanggil salah satu santri putra di lantai dua. Dengan cepat, Ridwan pun langsung naik dan mencari kelas santri tersebut.

Karena hari itu Ridwan belum mulai mengajar, ia hanya memakai baju bebas, bukan seragam guru.

Buk!

"Maaf" kata seorang santri putri berseragam yang baru turun dari lantai tiga. Ridwan melirik sedikit ke arah santri itu lalu mengangguk dan pergi meninggalkannya.

Sepertinya dia terburu buru, Ridwan yang penasaran akhirnya mengintip di balkon.

Oh dia anggota OSIS, pantas . Ujarnya dalam hati.

Setelah Ridwan berhasil menemukan santri yang di carinya, ia pun kembali ke kantor.

-

Kali kedua, Ridwan bertemu gadis itu.

"Baik tadz saya bisa membadali" ucap Ridwan sopan di telepon. Hari ini adalah hari pertama sekaligus kali pertama Ridwan di amanahi untuk mengajar.

Kebetulan ustadz Fikar berhalangan dan meminta Ridwan untuk menggantikan nya mengajar di kelas 10 IPA 4. Dan ini kali pertama Ridwan harus berhadapan langsung dengan para santri putri.

Ridwan pun dengan mantap berjalan ke kelas yang di maksud, oh ini kelas nya.
Iya, Ridwan sudah mengetahui gadis itu, walaupun tidak tau namanya, gadis itu yang menabrak Ridwan saat Ridwan akan memanggil salah satu anak untuk menghadap BK.

Ridwan duduk di meja guru. Setelah mengucap salam dan membuka pelajaran akhirnya Ridwan memutuskan untuk mengabsen sekalian berkenalan.

"Baik yang saya panggil namanya angkat tangan sambil menjelaskan arti namanya ya," ujarku kepada murid murid.

Dia Bukan Hanya Ustadzku ✓[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now