Chapter 1

525 38 2
                                    

Eun Yeon duduk berkonsentrasi dengan buku bacaannya, tak jauh dari tempatnya duduk sekarang, tampak seorang pelayan di kediaman itu tengah dipukuli oleh pelayan lain yang tingkatannya lebih tinggi. Teriakan kesakitan memenuhi langit seiring dengan hentakan alat pemukul menghujani tubuh si pelayan.

"Hentikan!" Kakak laki-laki Eun Yeon yang usianya tidak terpaut jauh dari gadis itu, Jo Min Hyuk muncul dari balik pintu dengan terengah-engah, berusaha menghentikan tindakan keji sang adik.

Eun Yeon menutup buku yang dibacanya, pandangannya bergulir ke wajah kakaknya yang kini tengah membantu si pelayan untuk berdiri.

Eun Yeon dengan langkah anggun mendekat, membungkukkan sedikit badannya dan memberi hormat kepada kakaknya yang tengah menginterupsi hukumannya kepada pelayan.

"Tidak seharusnya kakak mengganggu. Ibu sudah memberikan mandat untuk mengatur area dalam. Sudah sewajarnya aku menghukum pelayan yang melakukan kesalahan." suara jernih nan lembut keluar dari bibir Eun Yeon yang tipis itu.

"Eun Yeon-ah, seharian ini sudah 4 kali kamu menghukum pelayan tanpa ampun."

"Kakak, Aku hanya menegakkan aturan ada, lagi pula aku menghukum mereka bukan tanpa alasan, Solbae, Nam dan Sook mereka salah menghitung jumlah kantong beras yang harus dimasukan ke gudang kita, coba kakak bayangkan ada berapa kerugian dari salah hitung itu? Kemudian, Dol dan Mae, mereka salah memasukan persembahan yang harus dikirim ke kuil. Padahal aku sudah memerintahkan 2 orang untuk menghindari kekeliruan, nyatanya mereka tidak bisa berkonsentrasi bekerja;  Wol Menghilangkan surat yang dikirimkan Nyonya Seo (Istri Perdana Menteri Kiri) untuk ibu. Apakah kakak tahu, betapa pentingnya surat itu untuk ibu? Bukankah sudah sewajarnya jika aku menghukum mereka?"

Mendengar penjelasan sang adik, kakak laki-laki yang berusia dua tahun di atas Eun Yeon menjadi salah tingkah, selalu saja begini, Min Hyuk selalu mendahulukan perasaan kasihan tanpa mencoba mencari tahu akar permasalahannya. Jelas bertolak belakang dengan Eun Yeon yang penuh perhitungan, membuat Min Hyuk mudah dibodohi oleh para pelayannya.

"Bagaimana dengan Deuk?"

Eun Yeon menatap pelayan laki-laki yang hampir yang seumuran dengan kakaknya itu dengan miris, dia adalah pelayan pribadi Min Hyuk. 

"Dia telah berani menatap Nona Muda Kim di perjamuan teh tadi siang, tidak seharusnya laki-laki budak menatap perempuan bangsawan, Ibu khawatir, itu akan mencoreng nama baik keluarga kita, jadi ibu menyuruhku untuk menghukumnya. Kumohon kakak jangan menginterupsi lagi." masih dengan suara lembut gadis itu memberikan penjelasan kepada sang kakak.

Hening. Min Hyuk kehabisan kata untuk menyangkal adiknya. Karena sepertinya tidak ada lagi yang ingin disampaikan Min Hyuk, Eun Yeon mengkode pelayan yang lain untuk melanjutkan hukumannya kepada Deuk.

"Kakak bisa meninggalkan tempat ini." Eun Yeon menundukkan badannya menghormat kepada kakak kelimanya itu sebelum berangsur kembali ke tempat duduknya semula.

Enggan Min Hyuk melepaskan lengan Deuk, Pemuda itu masih tidak rela membiarkan pelayannya dipukul.

"Dia begitu karena perintahku!" Teriak Min Hyuk lantang yang sontak membuat para pelayan terkejut dan berhenti menarik tangan Deuk untuk melanjutkan hukumannya. Eun Yeon membalik tubuhnya mendengar ucapan kakaknya, dia tidak terkejut sama sekali, gadis itu tahu kakaknya akan mengatakan itu demi melindungi si pelayan. Gadis itu sangat tahu, Min Hyuk tidak menyukai Nona Muda Kim. 

"Ah, kalau begitu, Sampaikan hal itu pada ibu, aku hanya melakukan tugasku. Pelayan ini akan tetap disini sampai ibu memberi keputusan."

***

Jo Nangja -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang