Chapter 3

324 34 1
                                    

Yoon Jae tidak menyangka kalimat lamaran itu akan meluncur dari lisan Gubernur Gyeongsang untuknya. Yoon Jae memang sudah mendengar bahwa saat ini putri satu-satunya gubernur sudah memasuki usia menikah. Banyak keluarga bangsawan yang ingin meminang anak terakhir gubernur karena dikenal sebagai perempuan yang berbudi dengan latar belakang keluarga yang disegani. Hanya saja sampai saat ini belum ada yang berhasil meminang gadis itu.

"Bagaimana?" Kalimat tanya muncul kembali dari lisan sang gubernur. Untuk sepersekian detik otak Yoon Jae terasa kosong. Bisa jadi Gubernur sedang bercanda dan menggodanya.

Yoon Jae tersenyum lebar menanggapi kalimat itu. Sebelum suasana menjadi sangat canggung, dia harus segera memutar otak membuat alasan agar terbebas dari candaan yang buruk ini.

"Tuan Gubernur, gurauan anda sungguh tidak tertandingi. Saya mengaku kalah. Saya tidak mampu membayangkan ekspresi kecewa putri anda mengetahui orang seperti saya yang dipilih menjadi suaminya diantara banyaknya pilihan yang lebih baik. Selain itu saya tidak cukup berani bersaing dengan para putra bangsawan di kota ini. Salah-salah saya malah dikeroyok dan tidak bisa menyerahkan Seogye (laporan hasil kerja tertulis kepada raja) tepat waktu. Hahaha... "

Gubernur Jo tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Yoon Jae yang seketika membuat suasana menjadi lebih cair.

***

Dua hari kemudian.

Gyeongju, tanggal 4 bulan 5

Lim Nangja,

Aku sudah menyelesaikan misiku di Gyeongju dengan lancar. Dalam waktu dekat aku akan kembali ke Hanyang. Kuharap kita bisa bertemu segera.

Hong Yoon Jae

yoon Jae melipat suratnya untuk kekasih hatinya yang tinggal di Hanyang, Surat itu akan dititipkan kepada para kurir yang biasa melakukan perjalanan antar provinsi.

yoon Jae mengenal Lim Nangja, Lim So Hee sejak mereka masih kecil. Mereka berdua adalah teman sepermainan. Saat Kecil, Yoon Jae kehilangan kedua orang tuanya. kemudian dia diasuh oleh pamannya, Hong Suk Hwan yang tidak memiliki seorang anak laki-laki dalam keluarganya. Di sanalah Yoon Jae mengenal So Hee.

So Hee merupakan kelas yangban (bangsawan) yang hidup serba kekurangan. Keluarganya tidak mampu memberikan penghidupan yang layak seperti bangsawan lainnya, makanya dia bisa tinggal dan bergerak leluasa seperti anak-anak dari kelas chungin (kelas menengah). orang-orang hampir tidak mengenali keluarga Lim sebagai keluarga bangsawan karena kehidupannya tak ubahnya rakyat pada umumnya kecuali mereka memiliki nama depan bangsawan dan memiliki bukti silsilah keluarga bangsawan.

sudah 3 tahun ini Yoon Jae meninggalkan kediaman pamannya, mempersiapkan diri untuk mengikuti gwageo, sejak 3 tahun ini pula dia tidak pernah bertemu dengan So Hee, selama ini mereka hanya saling bertukar kabar dan melepas rindu melalui surat menyurat. Yoon Jae berencana untuk melamar So hee setelah lulus gwageo, sayangnya harapannya belum bisa terwujud karena Jusang Jeonha memberinya tugas untuk menjadi Amhaeng-eosa di salah satu wilayah provinsi Gyeongsang ini.

"Doryeonim (tuan muda) ada tamu." Suara Man Shik pelayan Yoon Jae terdengar dari luar kamar singgahnya. Yoon Jae segera menyimpan surat yang ditulis untuk So Hee, mengenakan dopo-nya dan keluar menemui tamu tersebut.

"Perkenalkan, saya Park Do, saya adalah jung-mae. saya diutus oleh Gubernur Jo untuk mengambil saju (ramalan berdasar kelahiran, tahun, bulan, tanggal, hari dan jam) anda."

Jo Nangja -EndWhere stories live. Discover now