56. Innocent Man

1.2K 144 9
                                    

Jungkook benar-benar mengabulkan permintaan Jimin dengan menggelar resepsi pernikahan di pinggir pantai. Tamu undangan yang hadir pun tidak banyak. Hanya kerabat  dan juga teman dekat Jimin dan juga Jungkook.

Cuaca hari ini benar-benar cerah. Selaras dengan suasana hati para tamu undangan yang hadir untuk memberikan ungkapan sukacita kepada kedua mempelai pengantin yang kini menikmati hari bahagia mereka.

Sejak awal pemberkatan hingga berlangsungnya resepsi pernikahan, tak sekalipun Jungkook memalingkan matanya dari Jimin yang kini berdiri di sampingnya. Pria itu terlihat begitu bersinar dengan tuksedo putih dan juga senyum cantiknya. Jungkook tidak bermaksud untuk melebih-lebihkan istrinya tapi begitulah kenyataannya. Jimin memang selalu tampil menarik kapan pun dan dimana pun pria itu berada namun jujur dari sekian banyaknya penampilan Jimin yang ia lihat, baru hari inilah yang benar-benar memikat hatinya.

"Sayang, apakah kau tidak kelelahan? Ingin duduk sebentar?" tanyanya saat melihat beberapa bulir keringat mulai menetes membasahi pipi Jimin. Namun pria cantiknya itu langsung menggelengkan kepala dan dengan senyum manisnya ia kemudian langsung menarik tangan Jungkook untuk menghampiri meja bundar tempat teman-teman mereka berkumpul. Di sana ada Taehyung, Yoongi, Hoseok, Namjoon dan juga Seokjin, sang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya.

"Uuhhhh... sayang, hari ini kau terlihat benar-benar cantik. Ayo sini duduk di samping hyung, ada hal penting yang ingin hyung beritahukan padamu." bisik Seokjin sambil menepuk kursi kosong di samping tempat duduknya sementara Namjoon yang duduk di seberang meja kekasihnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mungkin Seokjin berniat meracuni pikiran pria mungil yang polos itu.

Jungkook yang sedang sibuk berbincang dengan teman-temannya yang berada di meja seberang tentu saja tidak mengetahui dimana posisi dan dengan siapa istri cantiknya itu berbicara sekarang. Tapi bukankah ia akan sangat berterima kasih pada Seokjin jika ia tahu apa yang kini tengah di perbincangkan pria itu dengan Jimin.

Jimin dengan rasa penasarannya yang  tinggi segera mendudukkan bokongnya di samping Seokjin. Dengan sengaja mengambil posisi duduk menyamping agar bisa lebih jelas mendengar apa yang di katakan pria itu padanya. Jimin benar-benar antusias karena mengira pria itu akan memberitahukan rahasia besar kepadanya.

"ayo cepat katakan, hyung. Chim sudah tidak sabar ingin mendengarnya." rengeknya sambil menggoyang-goyangkan lengan pria yang kini sedang tertawa terbahak-bahak di dalam hatinya itu. Seokjin pikir, pria mungil itu terlalu bersemangat namun apakah reaksinya akan tetap sama jika pria itu tahu hal apa yang sebenarnya ingin ia beritahukan padanya.

Seokjin berdehem sebelum memulai pembicaraan serius mereka" jadi begini, Chim tahu kan apa yang akan dilakukan oleh pengantin baru setelah menikah?" Jimin mengerutkan dahinya namun setelah itu kemudian mengangguk walaupun belum sepenuhnya mengerti dengan arah pembicaraan pria di sampingnya ini.

"Chim sudah tahu belum cara melayani suami dengan baik?" mendengar perkataan itu membuat Jimin langsung mengangguk mantap.

"tentu saja Chim tahu. Chim kan pandai memasak, hyung. Chim pasti akan memasakkan makanan yang enak untuk Kookie setiap hari. Jadi hyung tidak perlu khawatir tentang hal itu, ok?" ucap Jimin sambil mengedipkan sebelah matanya. Sementara Namjoon dan Taehyung yang sejak tadi mendengar isi percakapan kedua pria itu hanya bisa menggelengkan kepala mereka secara bersamaan. Sepertinya pria itu benar-benar ingin meracuni pikiran polos pria yang sekarang sudah resmi menjadi istri Jungkoon itu. Ingin meminta Seokjin untuk menyudahi sesi pembicaraannya dengan Jimin namun menjadi tidak tega saat melihat bagaimana antusiasnya si cantik mendengar satu persatu penjelasan dari pria yang ingin mencemari otak bersihnya itu dengan pembicaraan kotor dan juga kata-kata mesum miliknya.

Seokjin menepuk jidatnya setelah mendengar jawaban pria mungil itu. Padahal tadinya ia sempat berpikir jika Jimin benar-benar mengerti kemana arah pembicaraan mereka ini akan bermuara namun nyatanya pemikiran pria itu masih sangatlah polos. Putih bersih dan sama sekali belum ternodai oleh pemikiran-pemikiran kotor. Jungkook benar-benar beruntung mendapatkan istri yang cantik, seksi dan polos seperti Jimin ini.

"Ya ampun, bukan itu maksud hyung, sayang. Maksud hyung itu melayani suami di atas ranjang dan bukannya di meja makan." Jimin mengerjap-ngerjapkan matanya, tatapan polos yang terarah padanya itu sedikit banyaknya membuat Seokjin jadi merasa bersalah. Di satu sisi ingin berhenti namun di sisi lainnya ia harus membantu Jimin agar bisa menjadi istri yang baik untuk Jungkook nantinya. Pria itu pasti akan sangat berterima kasih padanya jika tahu perubahan sikap Jimin nantinya adalah karena dirinya.

"Melayani di atas ranjang? maksud hyung apa, Chim tidak mengerti." Ucapnya sambil memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan. Kebingungan mendengar penjelasan Seokjin yang jujur benar-benar masih baru di dalam otaknya saat ini. Seokjin menghela nafas panjang, ia pikir  butuh waktu yang tidak sedikit untuk membuat pria cantik itu mengerti dengan hal yang mereka perbincangkan saat ini.

"Jika melayani di meja makan akan ada hidangan yang lezat. Maka melayani di atas ranjang akan ada kau sebagai hidangannya." Jimin mengernyitkan dahinya, semakin kebingungan dengan arah pembicaraan Seokjin.

" jadi Chim yang harus jadi  makanannya, tapi bagaimana caranya hyung? Chim tidak mengerti." Untuk kali keduanya Seokjin kembali menepuk jidatnya. Astaga, sebenarnya Jimin ini polos atau bodoh sih? Masa itu saja tidak mengerti. Ya, walaupun Seokjin tahu pria itu masih sangat muda tapi bukannya di sekolah mereka selalu di beri edukasi seks? apa mungkin Jimin selalu absen setiap mata pelajaran itu?

"Aduh, rasanya hyung ingin mencubitmu saking gemasnya. Caranya mudah sekali sayang, kau hanya perlu telanjang di atas ranjang dan membiarkan Jungkook untuk memakanmu." Seokjin memberi penekanan di akhir penjelasannya yang dimana hal itu langsung membuat Jimin bergidik ketakutan  kemudian beranjak dari tempat duduknya dan segera berlari mencari suaminya, Jungkook.

"Jimin, jangan lari sayang. Hyung tidak bermaksud membuatmu takut pada hyung, tapi..." belum selesai Seokjin berbicara, Jimin langsung melompat ke dalam gendongan Jungkook dan kemudian berbicara dengan suara yang amat lantang.

"Kookie...tadi Seokjin hyung bilang katanya setelah pestanya selesai Kookie akan memakan Chim di atas ranjang. Apa benar begitu? Chim takut. Chim tidak mau di gigit, Kookie. Daging Chim tidak enak. Hiks...hiks..."

Namjoon, Taehyung, Hoseok, dan Yoongi kompak menghela nafas panjang. Mereka pikir akan rumit jadinya jika sampai membuat Jungkook mengamuk seperti banteng liar di tengah-tengah pesta. Apalagi saat melihat pria itu yang kini memberi tatapan tajam setajam silet yang ia tujukan pada Seokjin. Mereka tahu pria itu sedang mati-matian menahan perasaan malunya. Namjoon sebagai kekasih hanya bisa cengar-cengir di tempatnya. Bingung harus melakukan apa untuk membujuk pria berotot itu agar tidak mengamuk pada kekasihnya nanti.

"Jungkook, bukan begitu maksud Hyung, tadi sebenarnya itu aku..." Seokjin di buat gelagapan saat berbicara dengan Jungkook yang kini berdiri di hadapannya. Wajah pria itu merah padam, masih berusaha menenangkan si manis yang hingga saat ini belum juga menghentikan tangisannya.

"Chim tidak mau di gigit, Kookie. Bilang pada Seokjin Hyung supaya berhenti menakuti Chim." Jungkook hanya bisa mengangguk dan kemudian memberi tatapan tajam pada Seokjin agar pria itu sekiranya mau meminta maaf pada Jimin.

Seokjin memutar bola matanya, jika tahu akan begini akhirnya seharusnya tadi ia tidak perlu memberikan penjelasan pada Jimin yang memang masih terlalu polos untuk bisa mengerti pembicaraan orang dewasa.

"Ok, kalau begitu  hyung minta maaf ya, sayang. Hyung sama sekali tidak bermaksud untuk membuatmu takut. Chim mau kan memaafkan, hyung?" Mendengar permintaan maaf pria itu padanya akhirnya membuat Jimin luluh juga. Ia kemudian melepaskan genggaman tangannya pada Jungkook dan beralih untuk memeluk Seokjin dengan erat. Posisi Jimin yang membelakangi Jungkook, membuat pria itu jadi leluasa untuk memberi kode pada Seokjin yang kini berhadapan dengannya.

"Terimakasih ya, hyung." Ucap Jungkook dengan suara yang pelan yang dimana hal itu membuat Seokjin hampir melepaskan pelukan Jimin dan menerjang pria yang kini tersenyum cerah ke arahnya dengan raut wajah  tidak bersalah sama sekali. Ternyata sejak tadi pria itu hanya berhenti berpura-pura marah padanya.

Tbc.

Tinggal satu chapter sebelum tamat, maybe.😢

100% MY TYPE •JIKOOK/KOOKMIN•Where stories live. Discover now