Jungkook pantang menyerah, sekalipun Jimin tidak memberikan respon apapun padanya namun ia tetap mengekori kemana pun pria mungil itu pergi.
"Baby, kenapa kau berubah begini. Bukankah tadi kau baik-baik saja?" Jimin yang sedang memotong-motong bawang pun jadi emosi, sudah sekitar setengah jam lamanya Jungkook terus menanyakan hal yang sama dan jujur hal itu membuat moodnya jadi bertambah buruk. Jimin hanya bisa menghela nafas panjang saat dirasa tangan Jungkook mulai masuk melalui celah baju piyamanya, meremas-remas pinggang rampingnya dan hampir saja ikut meremas puting susunya jika ia tidak dengan sigapnya menghindar dari Jungkook.
"kenapa kau seperti menghindariku, sayang? ok, aku tahu aku salah tapi tolong katakanlah sesuatu. Jangan buat aku pusing seperti ini." Jungkook menatap Jimin dengan mata yang berkaca-kaca, Jungkook sepertinya benar-benar frustasi dengan perubahan sikap Jimin yang awalnya lembut dan manja kini berubah menjadi sinis dan tak acuh padanya.
Jungkook hampir menyerah, jika Jimin kembali tidak memberikan respon padanya maka mungkin ia akan meninggalkan Jimin seorang diri di dapur, lagipula percuma saja bukan jika mereka berdua berada di ruangan yang sama tapi Jimin seolah mengabaikan keberadaannya disini?
"kuhitung sampai tiga, jika kau masih tidak memberikan jawaban padaku maka jangan salahkan jika aku tiba-tiba meninggalkanmu seorang diri disini. Kau tahu Beberapa hari yang lalu aku sempat melihat bayangan hitam dan itu melintas persis di belakangmu, oh astaga itu benar-benar menyeramkan jika diingat kembali, baiklah jika tidak ada yang ingin kau katakan maka aku akan pergi, bye!"
Jungkook membalikkan badannya, Sempat menengok kearah Jimin namun hal itu tidak bertahan lama apalagi setelah melihat bagaimana lucunya wajah Jimin yang ketakutan hampir saja membuat Jungkook kelepasan tertawa. Jimin dan ekspresi takutnya benar-benar kombinasi yang pas, begitu menggemaskan di mata Jungkook.Satu..
Jungkook mulai melangkahkan kakinya, mungkin sekitar tiga langkah sebelum ia memutuskan untuk menengok ke arah belakang, memeriksa keadaan pria mungil kesayangannya yang saat ini sedang ketakutan setengah mati. Lihatlah, bahkan kedua matanya itu tidak pernah tenang di tempatnya, terus melirik kiri dan kini dan sungguh hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi seorang Jeon Jungkook.
Dua....
Jimin terlihat begitu gelisah di tempatnya
,hampir saja ia berlari dan menerjang tubuh Jungkook jika saja ia lupa jika saat ini ia sedang marah dengan Jungkook. Ini semua karena Jungkook dan ia berjanji tidak menjawab pertanyaan Jungkook sampai...Tiga...
Tembok pertahanan Jimin pun runtuh, ia segera berlari menyusul Jungkook dan bahkan sampai lupa mengaduk masakannya di dalam wajan, tenang saja jika masakan Jimin gosong maka Jungkooklah yang akan disalahkan karena bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini Jungkook malah menguji nyalinya dengan mengatakan semua kebohongan yang dengan ajaibnya langsung di percayai oleh Jimin yang memang seorang penakut.
Pinggang Jungkook di peluk erat, Jimin terus merengek agar Jungkook sekiranya mau menemaninya membuat sarapan pagi dan untuk kesekian kalinya Jungkook hampir saja kelepasan menertawakan Jiminnya, pria mungil kesayangannya itu benar-benar menggemaskan sekali. Untung Jungkook masih waras jika tidak mungkin Jimin sudah diterkam saat ini juga.
"kenapa, hmm?" sepasang tangan mungil itu merapat di pinggang Jungkook, direngkuh begitu erat hingga membuat Jungkook tidak kuasa menahan senyumannya. Jungkook senang jika Jimin dalam mode manja seperti ini karena sudah pasti dialah yang akan diuntungkan disini. Sekedar info saja, dada Jimin itu empuk jadi bisa dibayangkan bagaimana enaknya menjadi seorang Jeon Jungkook saat ini. Hmm..Enak!🌚

YOU ARE READING
100% MY TYPE •JIKOOK/KOOKMIN•
Fanfiction"eomma...???" "iya sayang ada apa...???" "apa yang halus kookie lakukan agal tellihat cepelti pahlawan supel...???" ucap jungkook sambil menunjukkan miniatur superhero favoritnya yaitu ironman kepada ibunya. "kookie ingin jadi ironman yah...???". "i...