Jungkook sedang melamun di dalam kamarnya saat tiba-tiba ia mendengar suara teriakan Ayah Jimin dari luar kamarnya.
"Jungkook-ah, tolong buka pintunya sebentar. Paman ingin mengatakan sesuatu"
Jungkook buru-buru berlari dan membuka pintu kamarnya lebar-lebar, sangat shock begitu Ayah Jimin tiba-tiba menarik tangannya, tanpa mengucapkan sepatah katapun Ayah Jimin langsung membawanya keluar dari rumah.
"Paman, sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa Paman begitu terburu-buru. Apakah terjadi sesuatu pada Jimin?" Chanyeol menghentikan langkahnya begitu menyadari jika saat ini mereka berdua sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Jimin sakit, dia ingin bertemu denganmu."
bisa Jungkook lihat jika saat ini Ayah Jimin begitu khawatir bahkan karena saking khawatirnya Chanyeol sampai keliru membawa Jungkook masuk ke dalam kamar tamu yang letaknya memang bersebelahan dengan kamar Jimin."oh... astaga, bagaimana bisa aku sampai keliru begini" setelah selesai mengatakan hal itu Ayah Jimin langsung berlari ke kamar Jimin, tidak lupa membawa Jungkook berlari bersamanya. Jungkook hanya bisa pasrah lagipula ia juga sangat mengkhawatirkan keadaan Jimin saat ini. Apakah Jimin sungguh baik-baik saja?
Sementara itu di dalam kamar, Baekhyun masih terus berusaha untuk membujuk Jimin menghabiskan makanannya. Jimin bilang ia hanya akan makan jika Jungkooknya sudah datang.
"jangan seperti ini, Sayang. Kau harus makan banyak jika ingin cepat sembuh."
Jimin menutup rapat kedua bibirnya, tidak membiarkan makanan masuk ke dalam mulutnya. Jimin hanya ingin makan jika sudah melihat Jungkooknya. Jimin butuh Jungkook sekarang karena hanya pria itu saja yang mampu mengembalikan semangatnya, nafsu makannya. Jungkook adalah obat bagi Jimin.
"tidak. Eomma bilang jika Chim sakit tapi tadi Chim dengar Dokter bilang kalau Chim tidak sakit. Kata Dokter Chim hanya..."
Jimin belum sempat menyelesaikan ucapannya karena pintu kamarnya tiba-tiba terbuka lebar. Jimin memgucek kedua matanya, tidak mungkinkan jika saat ini ia sedang bermimpi?
"Kookie? Eomma, apakah Chim tidak sedang bermimpi? bisakah Eomma mencubit pipi Chim sekarang?"
Baekhyun mengusap keringat di keningnya, menghela nafas begitu menyadari Jungkook sudah berdiri di depan pintu kamar Jimin.Pipi Jimin di cubit, hanya beberapa detik setelah itu Jimin pun mengaduh kesakitan.
"jadi, Chim tidak sedang bermimpi, Kookie benar-benar datang untuk Chim?"
Jungkook menganggukkan kepalanya, pertahanannya seketika langsung runtuh begitu melihat Jimin berlari kearahnya sambil menangis. Jimin memeluk tubuhnya begitu erat, tangisannya kian menjadi-jadi saat Jungkook membalas pelukannya juga. Jimin rindu. Rindu sekali sampai rasanya ia ingin mati jika Jungkook tidak segera datang untuk menemuinya.
Satu bulan yang ia lalui tanpa kehadiran Jungkook sangatlah berat."Kookie pergi kemana saja. Chim rindu, kenapa Kookie tidak mau bertemu dengan Chim. Hiks...Hiks..." Jimin memukul dada Jungkook, antara kesal dan juga bahagia. Perasaannya sungguh campur aduk.
"Kookie tidak pergi kemana-mana kok, waktu itu Kookir dan Chim kan memang tidak boleh bertemu." Jimin menepuk dahinya, benar juga apa yang dikatakan oleh Jungkook. Mereka berdua memang di larang untuk bertemu selama sebulan ini.
"kenapa makanannya belum di habiskan. Apakah Chim mau di suapi, Kookie?" Jimin hanya bisa mengangguk sambil menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook. Jimin sangat suka dengan aroma parfum yang saat ini Jungkook gunakan, perpaduan bunga dan juga buah-buahan. Benar-benar tipenya sekali.

YOU ARE READING
100% MY TYPE •JIKOOK/KOOKMIN•
Fanfiction"eomma...???" "iya sayang ada apa...???" "apa yang halus kookie lakukan agal tellihat cepelti pahlawan supel...???" ucap jungkook sambil menunjukkan miniatur superhero favoritnya yaitu ironman kepada ibunya. "kookie ingin jadi ironman yah...???". "i...