🄲 🄷 🄰 🄿 🅃 🄴 🅁 🄴 🄼 🄿 🄰 🅃

6.4K 299 48
                                    

🆃🅾 🅱🅴 🅲🅾🅽🆃🅸🅽🆄🅴🅳

🅰🆄🆃🅷🅾🆁 🅿🅾🆅

Cuaca pagi ini cukup mendung, Yoga bersiap-siap untuk berangkat kekantor. Tadi malam, saat ia akan mencuci jas pak Ridho, Yoga menemukan sebuah dompet, yang Yoga yakin milik pak Ridho. Untuk pagi ini, Yoga berangkat sendiri, karena Ichsan ada pekerjaan mendadak.

Yoga sedang menunggu bus dihalte, angi bertiup sangat kencang, membuat Yoga kedinginan. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti dihadapannya, ternyata itu adalah mobil pak Ridho. Pak Ridho turun dari mobil, dan berjalan menghampiri Yoga.

"Kamu ngapain disini?". Tanya pak Ridho dengan bingung.

"Saya sedang menunggu bus pak!". Jawab Yoga dengan ramah.

Yoga teringat kalau dompet pak Ridho ada padanya, Yoga segera membuka tasnya, lalu mengambil dompet itu, dan menyerahkannya kepada pak Ridho.

"Terimakasih!". Ucap pak Ridho singkat, dan Yoga hanya tersenyum manis, "kamu bareng saya saja, ini juga sudah hampir pukul delapan nanti kamu terlambat!". Ujar pak Ridho. Yoga hanya menurut saja, mereka masuk kedalam mobil, dan langsung tancap gas menuju kantor.

Ditengah perjalanan, hanya ada keheningan, Yoga sebenarnya sedikit canggung dengan pak Ridho, namun, Yoga masih ingat tujuannya, untuk menaklukan seorang Ridho Alamsyah Satyaputra. Pak Ridho menatap kearah Yoga yang sedang melihat kearah luar jendela. Pak Ridho juga sangat canggung berada didekat Yoga, pak Ridho merasa jantungnya berdetak kencang, seperti saat dirinya jatuh cinta kepada Miko.

Setelah berkendara kurang lebih dua puluh menit, mereka sudah sampai dikantor. Pak Ridho dan Yoga turun dari mobil, dan masuk kedalam kantor. Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka, namun, mereka hanya cuek saja, toh mereka juga tidak ada hubungan apa-apa.

Mereka sekarang sedang berada didalam lift, dan mereka hanya terdiam. Pak Ridho pernah menulis peraturan yang menyatakan dilarang banyak bacot. Dan ternyata Yoga mematuhinya, tapi entah kenapa, pak Ridho tidak suka dengan keadaan seperti ini. Tapi, dulu saat sekretaris sebelum Yoga, pak Ridho merasa biasa saja saat mereka tidak banyak bacot. Tapi, entah kenapa pak Ridho tidak menyukai kalau Yoga hanya terdiam saja.

"Hm, Yoga!". Panggil pak Ridho, yang membuat Yoga menoleh kearahnya.

"Ada apa pak?". Tanya Yoga dengan bingung.

"Ah, tidak papa!". Jawab pak Ridho, dan Yoga hanya menganggukan kepalanya.

Pak Ridho merutuki dirinya, kenapa ia tidak bisa mengatakan, kalau ia tidak suka dengan keadaan yang seperti ini. Yoga menatap heran kearah pak Ridho, tidak biasanya pak Ridho bersikap seperti ini.

Lift berhenti dilantai lima, saat mereka keluar dari lift, ada seorang perempuan yang berdiri didepan pintu ruangan mereka. Yoga tidak tau itu siapa, tapi perempuan itu cukup cantik. Pak Ridho yang melihat perempuan itu, langsung mengepalkan tanganya.

Sisca, yang melihat ada seseorang yang berjalan kearahnya, langsung menoleh kebelakang, dan menemukan pak Ridho, dan seseorang yang Sisca tidak tau, berjalan kearahnya. Sisca tersenyum kearah pak Ridho, namun, pak Ridho hanya menatap datar kearah Sisca.

"Mau apa kau datang kesini?". Tanya pak Ridho dengan datar.

"Aku datang kesini, untuk membahas rencana pernikahan kita!". Jawab Sisca, yang membuat Yoga terkejut.

Menaklukan Pak Ridho [ END ]Where stories live. Discover now