🄲 🄷 🄰 🄿 🅃 🄴 🅁 🅃 🅄 🄹 🅄 🄷 🄱 🄴 🄻 🄰 🅂

3.2K 148 9
                                    

🅷 🅰 🅿 🅿 🆈 🆁 🅴 🅰 🅳 🅸 🅽 🅶

🅰🆄🆃🅷🅾🆁 🅿🅾🆅

Bingung, satu kata yang terlintas dibenak Yoga. Setelah acara di perusahaan pak Edward selesai, pak Ridho mengendarai mobil menuju tempat, yang Yoga tidak tau.

"Ini sebenarnya kita mau kemana sih, yank?". Tanya Yoga dengan kesal.

"Nanti kamu tau babe." Jawab pak Ridho, dan kali ini, Yoga memilih untuk diam saja.

Mobil pak Ridho berhenti disebuah butik, dan hal itu membuat Yoga semakin bingung. Kenapa pak Ridho mengajaknya ke butik. Mereka turun dari mobil, dan Yoga hanya mengikuti pak Ridho, tanpa berkata apa-apa.

"Hai, madam Lean." Sapa pak Ridho, dan madam Lean hanya tersenyum.

"Saya tau, kamu kesini pasti mau fitting baju pengantin, bukankah begitu?". Tanya madam Lean.

Pak Ridho hanya terkekeh kecil, madam Lean ini sangat akrab sekali dengan pak Ridho. Karena pak Ridho sering membeli pakaian di butik ini.

"Madam memang benar." Jawab pak Ridho.

Yoga sejak tadi hanya terdiam, bahkan kini pikirannya sedang berkecamuk, penuh dengan pertanyaan. Siapa yang akan menikah?, itu salah satu pertanyaan yang sangat menganggu pikirannya.

'Apa pak Ridho mau putusin aku, terus nikah sama perempuan?, Jadi, aku diajak kesini hanya untuk mendengarkan hal ini.' ujar Yoga dalam hati.

"Babe, kamu kenapa melamun?". Tanya pak Ridho, dan Yoga langsung tersadar dari lamunannya.

"A-ah tidak papa kok yank." Jawab Yoga.

Mereka sedang menunggu madam Lean, yang sedang mengambil contoh baju pengantin. Selanf beberapa menit, madam Lean datang, dengan sepasang baju pengantin yang sangat bagus. Tapi, Yoga menatap aneh ke sepasang baju itu, bukannya baju pria dan wanita, itu justru baju untuk pria semua.

"Nah, ini contohnya." Ujar madam Lean, dan pak Ridho nampak melihat baju itu dengan detail, "bagaimana, mau yang ini, atau nanti madam buat sketsanya lagi?". Tanya madam Lean.

Pak Ridho nampak mempertimbangkan pertanyaan madam Lean, "yang ini saja madam, tapi, kalau bisa warna putih." Jawab pak Ridho dan itu membuat senyum madam Lean merekah.

"A good choice." Ujar madam Lean, "oh iya, memangnya kapan acaranya?". Tanya madam Lean.

"Minggu depan madam." Jawab pak Ridho dengan senyumannya.

'Ya tuhan, please, aku tidak paham dengan situasi ini, sebenarnya siapa yang mau nikah?, apa pak Ridho mau nikah sama aku, atau orang lain?. Kenapa ini terlalu berat untuk dipikirkan, sungguh the real beban pikiran." Ujar Yoga dalam hati.

"Ya sudah madam, kami pamit dulu." Ujar pak Ridho, dan madam Lean, hanya menganggukan kepalanya.

"Yank, sebenarnya, siapa yang mau nikah?". Tanya Yoga.

"Nanti kamu tau sayang, ayo, sekarang kita pergi ke toko emas." Jawab pak Ridho.

Tiba-tiba senyum Yoga merekah, Yoga langsung mengandeng tangan pak Ridho dengan senyum manisnya.

Menaklukan Pak Ridho [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang