13. We are HUMAN [17.03.2021]

5.3K 1.1K 361
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

🏴 Chenle de Mavel.

"Tebak, apa yang lebih gila dari darah biru?

Yak, darah lava!!!"

.

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

.

📍District 8 - Atrium Town.
📍Atrium camp, Atrium Forest.

Bukannya pura-pura buta, Chenle melihat sendiri luapan asap tipis keluar dari lubang perut pada subject-92 yang kini terluka di dalam basementnya. Sebagai dokter, tangannya terlalu penting untuk dilepuhkan oleh lelehan darah tersebut. Warna jingganya menyala seperti api. Melukai kulit orang yang menyentuhnya namun tidak dengan pemiliknya.

"Aku tidak bisa menolongnya jika dia sendiri tidak bisa mengendalikan temperatur darahnya." Ujar Chenle yang mengetahui bahwa darah Renjun merupakan cairan sejenis lava, atau setidaknya seperti itulah ia menyebutnya.

"Argh! Aku tidak bisa." Renjun memekik kesakitan. Dia menjadi satu-satunya orang asing di perkemahan ini. Empati dari orang-orang tidak diberikan kepadanya.

Tapi Hendery tidak masalah turun tangan untuk menekan tiga lubang pada perut tersebut menggunakan gumpalan kain meski rembesannya terasa panas.

"Dokter.." Adrian yang masih menahan pintu bersama lima orang lainnya memanggil. "Sepertinya jumlah mereka bertambah. Dorongan mereka semakin berat."

Chenle mengacak rambut pirangnya frustasi. Banyak nyawa berada di dalam basement ini. Setidaknya 18 nyawa yang tersisa. "Dimana bomnya?"

"Di mobil." Jeno menyahut.

"Seseorang harus keluar dari pintu belakang untuk mengambilnya dan meledakkannya!"

Tidak ada dari mereka yang bergeming. Itu ide paling mematikan yang pernah dicetuskan dokter genius yang membela kehidupan umat manusia selama ini. Sekali mereka keluar, puluhan bayi ghoul maupun induknya di luar sana akan langsung menerkam. Penciuman mereka tidak boleh disepelekan sama sekali.

"Aku akan melakukannya!" Nana mengajukan diri. Tidak peduli jika dirinya tidak dapat melihat sekalipun. "Mereka tidak tertarik padaku. Aku bisa meledakkan bom itu asal kau menyelamatkan Renjun!"

"Setuju."

Chenle menyetujui tanpa pikir panjang. Situasi terlalu genting untuknya berlama-lama memutar otak. Ide yang dicetuskannya saja adalah keberuntungan bagaimana otaknya masih berfungsi di situasi ampas seperti sekarang.

"Hendery antar Nana ke pintu belakang!"

Pintu belakang basement jarang dipakai. Tidak sebesar pintu utama yang kini didorong oleh puluhan bahkan ratusan ghoul dari luar, tetapi pintu tersebut sama-sama terbuat dari besi.

BLINDZER - NOMIN [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang