BENGEK

4K 435 42
                                    

Mobil mewah milik pak bos berhenti di rumah bak istana dengan membawa sekretaris cantiknya. Saat pria itu membunyikan klakson sekali, pintu gerbang tersebut langsung terbuka secara otomatis. Ini benar-benar luar biasa dan hal ini persis seperti yang di TV itu.

"Wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow... Mewah banget rumahnya," gumam Lidya saat melihat lebih dekat keindahan rumah keluarga Wijaya.

"Pak, ini beneran rumah bapak?" tanyanya seakan tak percaya makhluk setan ini mempunyai rumah super duper mewah.

"Bukan, ini rumah atok upin ipin," jawab Sean asal.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya karena jawaban Sean terlalu cuek dan nggak ikhlas lahir batin untuk menjawab satu pertanyaan sederhana. Lalu mata indahnya menelusuri setiap sudut luar rumah tersebut dan semuanya memang persis seperti rumah orang kaya di drakor favoritnya.

Halamannya sangat luas bahkan bisa dijadikan sebagai lapangan bola dan kalau mau buat GBK kedua di sini juga bisa. Banyak juga terlihat para pekerja sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Ada yang menyapu halaman, ada yang merawat kebun, ada yang sedang menyiram bunga, ada yang memangkas tanaman menjadi bentuk unik, dll.

Pak bos memerintahkan salah satu pekerja di sini untuk memasukkan mobilnya ke garasi, setelah itu berjalan masuk ke dalam rumah tanpa basa-basi mengajak Lidya.

"Yaelah, si udin malah nyelonong masuk duluan kagak mau ngajak gue." Lidya mengekori pria itu dari belakang sambil senyum-senyum.

Baru sampai di depan pintu, semakin terlihatlah keanggunan kediaman keluarga kaya raya ini. Pintunya saja dilapisi emas asli, apalagi dalam rumahnya nanti. Mungkin pintu ini berlapis emas hingga ratusan gram, berarti kalau dijual udah dapat uang berapa banyak?

Bisalah nanti malam ke sini buat nyolong pintu.

Dengan gaya sok cool, pak bos membuka pintu tersebut hanya dengan sidik jari saja lalu terbukalah secara otomatis lagi seperti gerbang tadi.

Saat mau masuk, Lidya membuka sepatunya terlebih dahulu padahal nggak ada yang nyuruh. Entah dari bisikan setan gaib mana hingga ide ini muncul di kepala cantiknya. Mungkin karena terlalu polos atau mungkin memang ini faktor pertama kali mengunjungi rumah holang kaya.

"Ya ampun Nadya! Kamu ngapain pake buka sepatu segala?" tegur Sean.

"Saya kan mau masuk rumah orang, ya harus buka sepatu dulu dong." wanita itu memasang tampang polosnya.

"Kamu itu kampungan banget ya! Sana ambil sepatu kamu dan pakai lagi. Kamu ini malu-maluin saya tau nggak."

Gadis itu menurut dan mengambil kembali sepatu pemberian dari bundanya tahun lalu sebagai hadiah ulang tahunnya.

"Dasar wong deso," cibir pak bos.

"Assalamu'alaikum," salam Lidya.

Sean tidak menjawabnya, ia hanya berbalik dan meninggalkan sekretarisnya dengan muka datarnya. Untung saja orang rumah sedang keluar, jadi kejadian beberapa menit lalu tidak membuat harga dirinya jatuh.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang