Kecelakaan Besar ✔️

45.3K 3.4K 20
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Ed Sheeran - Perfect

Aya bergantung dengan erat ke pinggang Farel. Biarpun Farel sekarang sudah hati-hati, bahkan bisa dikatakan Farel sangat pelan membawa motornya saat ini, tetap saja Aya takut.

Masalahnya ini motor tidak enak dinaiki, terlebih saat ini Aya memakai rok, walaupun sudah ditutupisih pahanya oleh Farel, tapi tetap saja tidak nyaman.

Aya kesusahan menahan badannya, kaki nya pegal, menaiki motor yang memiliki buntut keatas ini. Sesekali Farel melirik raut muka Aya dari spion kacanya. Farel tak bisa menahan senyumnya melihat pipi merah Aya yang tertimpa sinar matahari sore.

Farel pun memberhentikan motornya di tepi jalan, terdapat warung kecil yang menjual es kelapa muda. Sore ini memang cukup panas jika membawa motor. Jadi, Farel akan mengajak Aya untuk istirahat sejenak. Sekalian 'PDKT' dengan adiknya itu.

"Istirahat bentar ya Ya. Panas banget soalnya." Ajak Farel kepada Aya. Farel membantu Aya untuk turun dengan hati-hati.

Farel memesan dua gelas es kelapa muda. Aya menerimanya dengan mata berbinar, sungguh nikmat rasanya minum es di tengah terik matahari sore ini.

"Terimakasih Pak." Ucap Aya sembari tersenyum lebar.

Aya pun menyeruput es kelapa muda Itu dengan semangat. Dinginnya sangat terasa di kerongkongan Aya yang memang sudah kering. Aya tersenyum dan memejamkan matanya, lalu mengeluarkan suara "Ahh", pertanda ia telah menelan es tersebut dengan nikmat.

Farel yang melihat kelakuan adiknya itu, spontan terkekeh pelan, sungguh lucu Aya saat ini menikmati es kelapa muda dengan cara yang dramatis.

"Aya kenapa sih bisa bikin orang lain ketawa?" Tanya Farel kepada Aya yang sedang menguyah kelapa muda dengan mulut yang menggembung lucu.

Aya pun kaget dengan tertawanya Farel. Biasanya ia akan melihat Farel yang hanya diam saja. Tapi sekarang, Farel malah tertawa puas dengannya.
"Ga tau bang, perasaan Aya biasa aja deh." Aya mengetuk pipinya dengan jari-jarinya, seolah berfikir.

Farel yang tidak bisa menahan senyumnya dari tadi, mencubit pipi Aya dengan gemas, pipi adiknya itu kembali memerah akibat cubitannya.

"Aya, sayang ngga sama abang?" Farel menanyakan sesuatu yang beda, jauh diluar konteks mereka yang sekarang minum di tepi jalan.

Aya bingung, tapi ia tetap menjawab.
"Sayang kok bang. Aya tuh udah anggap bang Farel sebagai abang nya Aya juga."

"Ya kan emang abang itu abang nya Aya." Farel tertawa. Aya terdiam error sebentar, lalu tertawa lebih keras.

"Iya, maksud Aya tuh Aya udah bener-bener anggap abang dan semua abang-abang Aya itu sebagai abang Aya. Abang yang Aya sayang." Aya menjelaskan dengan belibet dan antusias dengan ceria yang tercetak jelas di wajahnya.

Farel mendadak sendu. Perlahan Farel menyadari bahwa yang didepannya ini adalah benar-benar adiknya, Kalaya. Adik yang selama ini ia tunggu.

Sejak Aya pindah ke mansion mereka, Farel memang belum pernah berbicara sedikit pun, berbeda dengan abang-abang nya yang lain, justru mereka sudah sangat dekat dengan Aya.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now