Extra Part (1) ✔️

40.1K 1.8K 57
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Instrumen Ost Naruto Shippuden
(dengerin saat sendiri, sumpah nyesek)

4 tahun kemudian...

Vino memijit pangkal hidungnya, memejamkan matanya untuk meminimalisir rasa pusing yang menyerang.

Malam sudah hampir berganti menjadi subuh, jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.

Ada beberapa dari pekerjaan kantor yang harus ia urus. Walaupun bisa saja ia melimpahkan kepada para asistennya, namun Vino lebih senang mengerjakan segala sesuatu itu sendiri.

Vino melirik sebuah undangan pertunangan berwarna putih keemasan yang terlihat mewah. Di undangan tersebut bertuliskan nama orang yang akan bertunangan dengan pasangannya.

Axel & Hanna

Tadi Axel memang sempat ke ruangannya untuk melihatkan undangan yang telah dicetak dan siap di publikasikan.

Vino tidak terlalu memperdulikan undangan tersebut. Ia berdiri dan langsung merebahkan dirinya ke sofa yang berada diruangannya itu.

Badan Vino terasa lelah dan matanya mengantuk. Sejak kematian sang adik 4 tahun yang lalu, Vino menjadi tidak tersentuh, biasanya ia juga selalu dingin, hanya saja sekarang lebih dingin.

Vino akan berbicara jika dianggap penting saja, sikap cueknya juga tidak menghilang bahkan semakin menjadi-jadi.

Vino tidak tau lagi entah siapa yang akan mencairkan hatinya, kecuali adik kesayangannya. Mamah nya bahkan cerewet karena ia belum juga mendapatkan pasangan.

Vino tidak tertarik mencari pasangan hidup saat ini.

Vino hanya menghela nafasnya. Mengingat kembali masa-masa terindah bersama adik kecil nya yang cantik.

Seminggu pertama sejak kematian Aya, mansion terasa hancur dan sunyi. Hanya terdengar barang-barang yang terkadang ia hancurkan.

Vino lebih suka marah-marah, mabuk dan menghabiskan waktunya sehari-hari untuk pekerjaan.

Vino mengambil sesuatu di saku celananya, terlihat sebuah foto wallpaper seorang gadis berpakaian gaun biru langit bersama dirinya.

Disana Aya sangat cantik, manis dan ceria. Senyumnya terpancar bahagia. Foto yang saat itu diambil Deven ketika Vino dan Aya berfoto bersama ketika Anniversary perusahaan yang ke-40.

Rasanya sesak jika mengingat masa-masa yang telah usai. 5 bulan lamanya sang adik menemani kesunyian mansion, kini terasa kosong kembali.

Kehadiran Aya yang tiba-tiba, juga kepergiannya yang tiba-tiba.

Andai waktu itu Vino menemukan adiknya lebih cepat, andai Vino menemukan Aya saat masih bayi, mungkin kenangan mereka akan lebih banyak.

Namun sayang beribu sayang, semuanya telah terlambat, semuanya telah berlalu.

Biarlah sedikit kenangan ini yang bisa ia simpan rapat-rapat di lubuk hatinya.

Tak terasa air mata Vino menetes. Air matanya akan menetes jika ia sedang sendiri mengingat adik kecilnya.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now