Istirahat Terakhir ✔️

53.7K 2.5K 401
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

☘️☘️☘️

Track List Kalaya :
Anneth - Tetap Bersamamu
(lagunya cocok banget buat nangis sendirian)

"Terimakasih Pak." Ucap Deven senang.

Deven bersalaman dengan salah seorang dosen pembimbing skripsi nya dengan hati bahagia.

Setelah berbulan-bulan lamanya Deven berkutat pada laptop dan revisi, akhirnya ia sampai di tahap terakhir urusan perkuliahan.

Dari tadi pagi hingga sore ini, Deven hanya fokus mendengarkan arahan dari dosen yang telah membimbingnya, berbagai macam ceramahan yang ia dengar membuat Deven tidak bisa sedikitpun untuk melihat ponsel.

Drrrrrrttt..

Drrrrttttt...

"Siapa sih dari tadi pada nelfon mulu, ga liat apa orang lagi di dalem kandang macan." Ucap Deven mengambil ponselnya yang selalu bergetar setiap saat, sejak ia berada didalam ruangan dosen.

"Halo? Kenapa?" Tanya Deven sedikit kesal melihat missed call dari Farel yang sangat banyak, belum lagi anggota keluarganya yang lain.

"Ke rumah sakit sekarang bang. Penting." Ucap Farel singkat.

"Suara lo kenapa Rel? Abis nangis lo?" Tanya Deven yang aneh mendengar suara serak dari Farel.

Farel hanya diam beberapa detik tidak menjawab pertanyaan dari Deven, hingga akhirnya ia memutus telfon secara sepihak.

Deven yang bingung, melihat kembali ponselnya, begitu banyak anggota keluarga yang lain menelfon tadi.

"Tuh bocah kenapa dah? Pilek?" Tanya Deven kepada dirinya sendiri dan berlalu menuju parkir mobilnya.

Kejadian Aya yang hilang, memang tidak diketahui oleh Deven, karena seharian ini Deven sangat sibuk mengurus semua tetek bengek pra-sidang nya.

Melelahkan. Deven harus mengurus ini dan itu dengan bolak-balik antar ruangan. Mendengar ceramah dan wejangan khas dosen-dosen.

Semua ini Deven lakukan agar ia bisa wisuda dalam 4 bulan kedepan setelah sidang. Deven membayangkan bahwa ia akan berfoto bersama adik kecilnya, menerima buket bunga dari adik cantiknya saat ia mengenakan toga.

Memang momen wisuda adalah momen yang paling membahagiakan dalam keluarga. Tradisi menjahit baju seragam keluarga dan berfoto bersama adalah momen yang paling Deven tunggu. Apalagi dengan lengkapnya keluarga oleh si cantik Aya.

Ah, bahkan saat menyetir sekarang pun Deven sudah membayangkan betapa bahagianya ia saat wisuda nantinya.

Deven melajukan mobil sport nya menuju kawasan rumah sakit milik keluarganya, memarkirkan dengan rapi dan memasuki rumah sakit dengan santai.

Deven bertabrakan dengan seorang perawat, dengan sigap Deven membantu sang perawat tersebut dan meminta maaf.

"M-maaf tuan, maafkan saya." Ucap perawat itu ketakutan.

Deven heran, pasalnya ia juga bersalah karena telah menabrak perawat muda itu.

"Aahh iya, ngomong-ngomong anda melihat Farel?" Tanya Deven, ia tau semua karyawan dan pekerja di rumah sakit ini sudah mengetahui anggota keluarganya, bahkan Aya sekalipun.

Kalaya [END]Where stories live. Discover now