10. Guyuran Air 🍒

52 13 0
                                    

"Ck ck ck" Jemjem berkacak pinggang.

"Ini anak bener bener. Kebonya kebangetan astagaaa--"

Ini... Sudah jam 7 pagi. Semuanya sudah berbaris rapi di lapangan. Siap mengikuti senam.

Saat Jemjem memeriksa barisan, penglihatan nya seperti ada yang ganjil. Dimana Jane? Si oknum pelempar sandal basah.

Dia bertanya pada Dirga dan Lery, mereka berdua juga tidak melihatnya. Terakhir Dirga bersama Jane saat jam 5 pagi.

"Mana? Ketemu?" Dirga ngos-ngosan, dia berkeliling kampus setelah Jemjem melaporkan Jane hilang.

Semua sudut kampus dia raba, Jane kan unik, bisa saja dia ada di dalam semak-semak.

Jemjem mengangguk lemah, dia terduduk di kursi dekat pintu kelas Jane. Dia frustasi dengan kelakuan Jane.

Sedangkan Dirga menghembuskan nafas lega. Dia pikir Jane hilang entah kemana.

Dirga memegangi kepalanya, dia menghampiri Jemjem, "Jem, udah biar gue yang urus" katanya sama-sama lemah.

Jemjem menatap Dirga, dia geleng-geleng. Sambil menunjuk Jane, Jemjem menghela nafasnya "Anak ini udah gak ada masa depan nya"

Dirga mengangguk, dia menepuk-nepuk pundak Jemjem dan membiarkan Jemjem kembali ke lapangan.

Kakinya lemas, dia lega menemukan Jane. Dirga berjongkok disamping Jane yang tidur dengan aesthetic nya. Rambutnya berantakan.

Dirga kasian sih, tidak mau membangunkan Jane karena wajah tidurnya sangat damai. Tidak tega kalau mata layunya itu harus melek paksa.

"Jane..."

"Jane... Ini udah jam 7 loh, udah mulai senam"

Dirga terkekeh. Tidak ada sahutan ataupun gumaman, dia bicara sendiri rupanya.

"Woy Dirga! Tuh anak jangan di manjain, bangunin cepet, aturan masih berlaku"

Para panitia lain sepertinya memeriksa kelas-kelas untuk memastikan semuanya ikut senam.

Dan Jane...

Ah sudahlah.

"Ssst, iya-iya gue bangunin" Dirga berusaha senyap, teman teman nya itu menggebrak pintu, mereka kan berperan sebagai panitia jahat kalau sedang ospek.

"Jane Kinseyy bangunnnnn!!!"

Datang lagi Lery, kali ini membawa panci dan sendok nasi dan dipukul-pukul kan nya berkali-kali. Lery percaya diri, dia berani taruhan, angin topan saja Jane tidak akan bangun.

Ketukan panci begini paling menjadi lagu tidur saja bagi Jane. Dirga waspada, tapi Jane masih tidak terusik. Lery ngakak, "Gak bakalan bangun Ga, dia itu telinga nya baja"

"Mana Dirga?"

Oh sial.

Cewek urusan kedisiplinan itu berkacak pinggang. "Lo-- udah gila kayaknya ga, kenapa lo biarin nih maba tidur? Hah?"

Dirga melirik Jane, "Jangan marah-marah Riley" jawab Dirga.

"Lo harusnya ambil tindak tegas dong ga, "

Riley tidak peduli dengan Dirga yang menyuruhnya keluar. Dia mengambil botol Aqua yang sisa setengah botol entah punya siapa di meja depan kelas.

Byurrrr!!

Jane melek lebar. Dia terbatuk. Sepertinya air nya masuk ke dalam hidung nya sebagian. Matanya sakit.

Lery menelan ludahnya, Riley tidak tahu berurusan dengan hewan buas macam apa. Jane itu...singa betina impor asli dari madagascar.

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyOnde histórias criam vida. Descubra agora