50. Inisial A 🍀

22 3 0
                                    

Dirga POV

Gue capek. Pulang dari puncak gue sempat kena flu.

Besoknya, harus datang ke rumah Riley mau gak mau. Gue bareng Hejun datang, karena Riley gak masuk kampus. Tanpa izin apapun.

Sekalian jelasin ke ortunya soal kejadian kemaren. Hejun ngotot kalo ortu nya Riley itu harus tau kelakuan anaknya yang sengaja ngilang di hutan.

Gue no komen sih, Riley itu emang anaknya susah dibilangin.

Gue cuma mau hari ini kelar, kasi penjelasan dan pulang. Biar gada salah paham aja.

Di rumah Riley, Hejun yang kasih penjelasan rinci. Gue cuma sesekali menambahkan.

Sebelum pulang, gue sempat bilang ke ortunya, supaya dikasih tindak disiplin karena kemarin itu nyaris.

Hampir aja celaka.

Untung nya ortunya ngerti. Mereka juga awalnya bingung karena habis pulang dari puncak Riley basah kuyup dan gak mau ngomong apa-apa.

Besoknya, gue liat Riley udah masuk kampus. Dia ngehindarin gue.

It's okay. Gue sudah cukup tenang karena Riley gak berbuat macam-macam lagi. Se enggaknya dia gak mikir buat bolos panjang.

Tapi, masih ada yang ngusik pikiran gue.

Jane.

Dia juga gak masuk selama 2 hari.

Gue tanya ke temen-temen sekelasnya, mereka bilang Jane demam.

Tapi tenang aja. Dia gapapa karena Jane masih bisa narsis.

Dan itu bener.

Dia baik baik aja.

Masih bisa mengumpat dengan baik dan benar.

Gue liat dia duduk di tengah-tengah tongkrongan Gerald. Gue juga ada di cafe ini daritadi, dari sebelum mereka berdua masuk.

Hari ini gue gak ada kelas. Jadi gue ke cafe buat nungguin Jemjem dan Lery.

Agak kaget waktu liat Jane lepas hodie dan duduk santai sementara dia cewek sendiri di meja itu.

Gue mau nyamper, tapi masih ragu. Takutnya Jane mungkin masih marah sama gue karena jadi korban amarah Riley lagi dan lagi.

"Lagu untuk sore ini, melukis senja. Selamat menikmati, senja ku.."

Author POV

Selama lagu masih beralun merdu, Dirga, maupun Gerald tidak ada yang melepas pandangan nya dari Jane.

Alih-alih menikmati musik merdu dari band yang berdiri dipanggung, nampaknya wajah bengong Jane lebih menarik untuk dilihat lekat-lekat.

Mereka menopang dagu, tidak. Bukan tubuh Jane yang mereka lihat.

Wajah Jane jadi lebih bersinar berkat lampu backstage panggung berwarna ungu dan emas di dekat nya.

Sedangkan Jane, sedang terpukau.

Tidak. Penyanyi itu tidak se tampan Jeno nct ataupun Jisung nct.

Tapi suaranya merdu dan sopan masuk kedalam jiwa raganya. Halus dan merdu. Membuat Jane terpana dan tidak berkedip.

Jantungnya berdegup kencang. Baru kali ini ada suara seseorang yang bisa membuat jantungnya berdebar-debar.

Juga, ini lagu kesukaan nya.

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang