24. Suara Google 🍒

40 7 0
                                    

Dikelasnya, Gerald menguap lebar-lebar.

Selama satu jam dosennya malah bercerita panjang lebar tentang masalah diluar pelajaran mereka. Alhasil Gerald jadi sangat mengantuk.

Yang lainnya sih senang, karena dosen mereka yang satu ini, sering lupa memberikan tugas kalau sudah bercerita panjang lebar seperti ini.

Gerald menghela nafas, kepalanya menunduk dan disangga di permukaan meja. Dibawah, tangan nya sibuk mengetikkan sesuatu di kolom pencarian Google.

"cARa MeLAKbAn muLuT dOsEn...beRiKUT ini cARA yANg AmPUH!"

Sret!

Teman sebangku Gerald yang hampir tidak pernah melek lebar selama kelas, langsung terduduk tegak menatap Gerald horor.

Gerald kalang kabut, otomatis tangan nya bergerak mengecilkan volume ponselnya dan menutup speaker ponselnya karena google nya masih mengeluarkan suara tentang bagaimana cara melakban mulut dosen.

"Goblok-goblok-" umpat teman-teman nya setengah kalap, setengah tertawa.

Gerald meringis cukup kuat, posisi duduk Gerald berada cukup jauh dari jangkauan dosen nya.

Gerald mengintip-ngintip, saat matanya bertubrukan dengan kacamata sang dosen, lagi-lagi satu kelas dibuat senam jantung.

"Bagus kamu ya!"

Anak anak dikelasnya, yang jantungnya sensitif dengan suara-suara nyaring beberapa kali memegang dada kiri mereka serentak sambil diusap-usap.

Gerald menoleh kesamping, mencoba mencari pertolongan, teman-teman nya menggeleng kuat, Gerald beralih pada Flora yang duduk tak jauh dari tempat Gerald.

Flora melotot, dari kejauhan mulutnya tergerak mengisyaratkan 'Dih apaan, jangan bawa-bawa gue lo'

"GERALDO"

Shit, pekikan dosen nya membuat satu kelas berdengung. Mereka serentak mendesis dan mengumpat tertahan.

Dalam hati, Gerald menghitung mundur, kepalanya tetap ia tempel di permukaan meja. Itu satu-satunya cara aman supaya tidak kena--

Prang!

--penggaris besi melayang.

Masa bodo dengan hitungan mundur Gerald yang bahkan belum sampai nol, Gerald menarik tasnya secepat kilat dan menutupi kepalanya sambil berlari keluar kelas lewat pintu belakang.

"GERALDO MAU KEMANA KAMU?!"

.
.
.

"Gila, si botak hampir bikin aset gue lecet" keluh Gerald, coba tebak Gerald ada dimana?

Jemjem berdecak, "Sok ganteng lu"

Lantas Gerald yang sibuk berkaca di sepion motor nya menatap Jemjem kesal. "Lo sih bang gak ganteng, makanya gak pernah merasa terancam kan kalo sesuatu bakalan dilempar ke muka lo"

Baru Jemjem mau menjawab, Lery mengangkat kedua tangan nya untuk melerai mereka berdua "UDAH. Lo bedua gada ganteng-ganteng nya jadi stop kalian sok ganteng"

Jeda, Gerald dan Jemjem melihat Lery jijik "Lo juga gak ganteng" balas mereka berdua.

Tidak peduli dengan Lery dan Jemjem, Gerald memilih fokus memperhatikan setiap ruas wajahnya dari dekat di kaca sepion.

Beberapa kali ia merinding kalau membayangkan bagaimana jika tadi penggaris besi si botak mengenai wajah mulus nya.

"Udah, emang gue yang paling ganteng disini" datang-datang Dirga berjalan dengan tampang sok ganteng nya.

IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat BeautyWhere stories live. Discover now