49; Gimana Kalo Kita Atur Rencana?

1K 240 52
                                    

Siang hari ini, Soobin tengah berada di kelasnya. Sekarang sedang jam pelajaran Sejarah Indonesia, tetapi guru mereka tidak masuk karena minggu ini banyak guru yang sedang ikut pelatihan. Seperti biasa, Soobin tidak ikut berbincang-bincang bersama temannya karena di sana ada Lia. Dia lebih memilih berada di tempat duduknya sendiri.

Di sisi lain, Lia tengah berada di belakang kelas bersama teman-temannya yang lain. Dia yang tadinya sedang asik mengobrol, kini mengalihkan perhatiannya ke Soobin yang sedang tidur di tempat duduknya.

Jujur, setelah dia tau semuanya dari Jeno hari itu, dia bener-bener merasa bersalah sama dua temannya yang kembar itu. Merasa bersalah sama Soobin karena selama ini dia jauhin Soobin, padahal Soobin pengen kasih tau Lia yang sebenernya. Merasa bersalah sama Heejin karena secara gak langsung, Lia udah jadi 'selingkuhan' dan bikin Heejin sakit hati. Lia harus minta maaf sama keduanya.

"Eh, ada Bu Erna guys! Ada Bu Erna!" Suara salah satu murid di kelas mereka membuat suasana kelas langsung heboh. Orang-orang yang tadinya tengah asik dengan dunianya sendiri, langsung berbondong-bodong kembali ke tempat duduk masing-masing, termasuk Lia dan kawan-kawan.

Lia buru-buru melangkah ke tempat duduknya dan mempersiapkan buku Matematika —karena sekarang sudah jam pelajaran itu. Namun, sebelum dia duduk, dia terpikir suatu ide. Lia lalu berjalan menuju tempat duduk Jeno dan meminta mereka untuk tukeran tempat duduk selama jam pelajaran Matematika.

Soobin yang tengah tidur, terbangun saat mendengar suara gaduh di kelasnya. Betapa kagetnya dia saat melihat yang duduk di sebelahnya bukan Jeno, melainkan Lia.

Ini... Lia ngapain duduk di sini? Bukannya dia masih marah sama Soobin?

Tadinya, Soobin ingin bertanya. Namun, niat itu dia urungkan saat melihat guru matematika mereka yang sudah memasuki kelas. Alhasil, sepanjang pelajaran matematika, Soobin tidak fokus belajar. Bahkan sampai jam istirahat seperti sekarang, Lia masih tetap duduk di sana. Soobin penasaran. Dia pengen nanya, tapi takut diomelin lagi sama Lia kayak waktu itu. Kalau gak ditanya, Soobin penasaran.

Soobin yang saat ini tengah fokus mencatat, menoleh saat merasakan sesuatu di tangannya. Ternyata, Lia noel tangan Soobin pake pulpen.

"Bin, ikut gue bentar." kata Lia.

Belum sempat Soobin bertanya, Lia sudah berjalan keluar kelas. Mau gak mau, Soobin mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan ke ujung koridor, tempat di mana Soobin confess dan mereka mulai bermusuhan itu. Sesampainya di sana, Lia menyuruh Soobin untuk duduk di sebelahnya.

"Bin," panggil Lia pelan setelah suasana sempat hening sejenak, membuat Soobin menoleh ke arahnya. "Ehm.... Gue mau minta maaf sama lo."

"Minta maaf kenapa?" tanya Soobin.

"Gue udah tau semuanya, Bin." balas Lia pelan. "Tentang cowok gue sama Heejin."

"Lo tau darimana?" Soobin kaget. Perasaan dia belum cerita ke Lia deh... Kok Lia bisa tau?

"Kemaren Jeno cerita semuanya sama gue." balas Lia tertunduk. Dia juga sama dengan Heejin, sedih dan kecewa. "Gue jadi ngerasa bersalah sama Heejin, sama lo juga, Bin. Padahal lo pengen ngasih tau gue, tapi guenya yang gak mau dengerin." Suara Lia memelan di akhir. Jujur, dia rasanya maluuuu banget sama Soobin.

"Ya udah, yang penting kan sekarang lo udah tau sebenernya gimana." balas Soobin. Dia lega sekaligus senang karena akhirnya Lia tau semuanya.

Suasana sempat hening sesaat sebelum Lia membuka suaranya. "Jadi... gue dimaafin gak nih?" tanyanya pelan.

"Hm... Enggak."

"Dih, kok enggak?!" Judesnya Lia langsung keluar.

"Abis lo gak dateng ke semua DBL gue sih," balas Soobin. Dari Soobin mulai lomba di DBL sampai dia udah kalah kayak sekarang, Lia cuma dateng satu kali doang. "Padahal dulu janji mau dateng ke semuanya."

Hasenfamilie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang