part ini spesial anax anaxnya dulu ya gais esp si ubin.
----------
"Kalian tentuin sendiri aja kelompoknya. Yang cowok sama anak cowok, yang cewek sama anak cewek. Bagi jadi lima atau enam orang per tim. Tentuin juga siapa yang mau main duluan." ucap Pak Adi —guru olahraga— pada murid-murid kelas 11 IPA 1 yang dia ajar pagi ini. Menurut jadwal, hari ini akan diadakan ambil nilai futsal setelah latihan minggu lalu. Seperti biasa, Pak Adi ini bebasin muridnya buat tentuin kelompok, biasanya sih mereka bakal hompimpa sendiri buat tentuin.
"Bapakk!! Ini ceweknya kurang satu orang." teriak Yeji setelah menghitung jumlah anak-anak cewek yang hadir. Setelah dihitung, ternyata kurang satu orang karena ada temen mereka yang gak masuk hari ini.
"Ya udah ada yang main dua kali aja." balas Pak Adi.
Selesai menentukan tim, anak-anak cowok memutuskan buat main duluan, sementara yang cewek duduk di pinggir lapangan sambil nontonin. Sebenernya udah biasa banget nih kalo ada ambil nilai apa pun, pasti anak cowok yang duluan. Mereka gak ribet soalnya, dan juga kalo sama Pak Adi tuh setiap selesai latihan atau ambil nilai, pasti ada sisa waktu 30 menit. Biasanya, anak-anak cowok menghabiskan waktu 30 menit itu untuk bermain bebas seperti basket atau futsal, sementara yang cewek-cewek ke kelas buat ngadem.
"Capek banget..." Soobin yang baru selesai ambil nilai berjalan lelah menuju tempat kelas mereka meletakkan botol minum, mengambil botol minum, dan meneguknya sambil habis.
Ya ampun... Baru jam pelajaran pertama dan airnya udah abis. Maklumin aja guys, biasalah anak cowok kalo olahraga kan pasti bar-bar dan semangat banget gitu, makanya mereka capek semua.
"Anjir capek buangetttt, pengen mandi gua." ucap Haechan sambil merebahkan tubuhnya di koridor yang sepi.
"Sama." balas Renjun.
"Abis ini futsal yuk." kata Haechan. Lah gimana sih barusan katanya capek:(
"Skuy." jawab Jeno. Paling semangat dia tuh kalo disuruh main futsal. "Pusing gak sih kalian liat cewek-cewek main?" lanjutnya sambil menunjuk anak-anak cewek yang sedang ambil nilai futsal dengan dagunya. Dia tuh bingung, kenapa ya anak-anak cewek kalo main bola kayaknya heboh buanget gitu? Nendangnya cuma 5% tapi teriaknya 95%. Udah gitu mainnya bergerombol gitu, bolanya diikutin ke mana pun.
"Biasalah." jawab Soobin. "Biarin aja." lanjutnya.
Beberapa menit kemudian, Soobin yang tadinya duduk bersama teman-temannya kini tinggal sendirian di sana. Jeno sama Renjun dimintain tolong sama Pak Adi buat ngambil bola sekaligus mereka pengen ngambil bola sendiri buat main nanti, sementara Haechan mau boker katanya.
"Capek banget kayaknya, Bin." kata Aisha yang kini menghampiri Soobin dan duduk didekatnya. Dia belom ambil nilai futsal karena dia masuk tim kloter kedua. Biasalah, anak-anak cewek kan jumlahnya banyak, jadinya dibagi empat tim, ada yang main duluan, ada yang main setelahnya.
"Lumayan." balas Soobin menyeka keringatnya. "Lebih ke haus sih. Pengen yang dingin-dingin."
"Beli aja ke kantin." saran Aisha.
"Duit gua di atas. Mager ngambilnya." balas Soobin. Duit jajannya masih ada di saku baju putih-abunya, lupa diambil tadi.
"Mau gue beliin gak? Gue bawa duit kok nih."
"Eh, gak usah."
"Gapapa, Bin. Santai aja. Gue beliin ya." kata Aisha sambil berdiri dan langsung ke berlari kecil ke kantin untuk membelikan sebotol air mineral dingin untuk Soobin. "Nih, Bin." katanya sambil menyerahkan air yang sudah dia beli.