10. NYATA

478 46 62
                                    

"Bagi PR dong," ucap Cecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagi PR dong," ucap Cecil.

"Gue duluan, ya!" ucap Tivani merebut buku itu dari tangan Cecil.

"Ih apaan lo? Siniin buru."

"Apasih, gue yang duluan bilang ke Cika!"

"Tapi gue duluan yang ambil," ucap Cecil.

"Gak bisa gitu dong!"

"Siniin gak?!" paksa Cecil.

"Berdua aja, sih," ucap Cika sang pemilik buku. Sejujurnya dia takut bukunya robek karena menjadi bahan rebutan.

"Dih gak mau, orang gue yang duluan." Tivani tetap tidak mau mengalah.

"Tap-"

"Cecil!" panggil seseorang dari depan pintu kelas.

"Sana lo pergi, itu dipanggil sama King. Hus, hus, hus." Tivani mengibaskan tangannya untuk mengusir Cecil.

Cecil memutar bola matanya, malas. Dia berjalan perlahan ke arah King.

"Queen mana?" tanya King.

"Gak masuk."

Dahi King mengkerut. "Kok bisa?"

"Lah mana gue tau. Ngap-" Belum juga Cecil menyelesaikan ucapannya tapi King sudah pergi. "Yeee, kebiasaan banget orang belum kelar ngomong juga udah pergi."

King menatap room chatnya dengan Queen. Dia sedang bingung sekarang.

"Chat, nggak, chat, nggak, chat, nggak, chat, nggak, chat, nggak." King menghitung dengan jarinya sambil menggumamkan kata chat atau nggak.

"Jangan-jangan dia sakit lagi karena kehujanan kemaren?" King mengacak rambutnya frustasi.

"Lah? Kenapa lo kayak orang frustasi gitu?" Yere tiba-tiba muncul dari pintu rooftop.

Sial. King lupa mengunci pintunya.

"Nggak," ucap King.  Yere hanya mengangkat bahu tak peduli lagi.

Setelah pulang sekolah tujuan King saat ini adalah rumah Queen. Entah bagaimana mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Khawatir? Tidak, tidak. King tidak merasa begitu, tapi seperti ada yang mengganjal dalam hatinya. Dia pikir gadis itu sakit karena kehujanan waktu pulang bersamanya.

Hanya sekedar rasa bersalah karena hal itu. Iya, hanya.

Sampai di rumah yang terlihat sangat megah itu. King memperhatikan rumah itu dari luar gerbang. Sangat sepi, apa mungkin Queen sedang tidak ada di rumah? Itu artinya dia tidak masuk sekolah bukan karena sakit.

Masa bodoh, King lebih memilih untuk kembali pulang. Dia heran mengapa sampai bisa berpikir sajauh itu tentang Queen.

***

Queen & King Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang