-25-Posesif

22.9K 1.2K 33
                                    

"aku beruntung bisa mengenalmu. tapi dia lebih beruntung karena bisa memilikimu"

Pagi pagi buta Febri sudah dikagetkan dengan wajah tampan Davi dihadapannya. Bahkan terlihat jelas bahwa Davi sedang memandanginya dari jarak sedekat ini

"Davi! Lo ngapain di kamar gue!" panik Febri. Ia menarik selimutnya untuk menutupi bagian atas tubuhnya

Davi terkekeh melihat tingkah Febri "Tenang. Gue gak apa apa in lo" ujarnya

"Kok lo bisa masuk ke kamar gue sih. Mama mana? Papa?"

"Itu dibawah. Kan gue udah ijin dulu ke mereka, mau bangunin tuan putri" ujar Davi sembari menoel pelan hidung Febri

"Ihh! Keluar dong!" pinta Febri

Davi menggeleng

"Gue mau mandi. Keluar gak?!" sentak Febri

"Mandi tinggal mandi. Ribet amat" santai Davi

"Iya tapi lo keluar. Nunggu dibawah kan bisa"

"Gak mau" kekeh Davi

Febri menghela nafas panjang "Batu banget dibilangin"

"Suka suka gue"

"Serah"

Febri berjalan kearah kamar mandi. Membersihkan diri. Sedangkan Davi, dia sibuk melihat lihat album foto milik Febri

"Lucu banget" gumamnya ketika melihat foto Febri yang tersenyum kearah kamera dengan rambut di kuncir dua. Davi tersenyum miring, dia mengambil foto itu tanpa sepengetahuan Febri. Menyimpannya di dalam dompet.

Sekitar setengah jam lamanya Davi menunggu. Tidak ada tanda tanda Febri selesai mandi, ia berjalan mendekat kearah pintu. Mengetuknya pelan

"Feb. Lo mandi lama banget"

"Bentar!" seru Febri. Detik itu juga Febri keluar kamar mandi dengan handuk baju berwarna biru

"Minggir gue mau ganti baju" usir Febri

Davi mengangguk, lantas keluar kamar

Febri memakai kaos santai serta celana pendek selutut. Ia berjalan menuruni tangga menuju meja makan

Tampak Hendra serta Ajeng yang sama sama fokus pada piring masing masing. Febri menelusuri sekeliling, mencari sosok Davi disana

"Nyari siapa?" tanya Hendra

"Davi mana?"

"Udah pulang dari tadi. Mama suruh sarapan disini gak mau katanya" jawab Ajeng

Febri mengangguk dan bergabung makan pagi bersama kedua orang tuanya.

Disisi lain, Davi berjalan memasuki markas. Ia duduk di kursi paling pojok, kursi khusus untuknya. Hanya ada beberapa anak saja disini, tidak seramai biasanya

"Dari mana lo Dav?" tanya Aka

"Iya. Tumben pagi pagi udah nongol aja" sahut Aldi

"Rumah Febri" jawab Davi

"Ngapain?" tanya Ilyas, sinis.

"Bukan urusan lo" ketus Davi

Mereka hanya ber oh ria. Berbeda dengan Novan yang terkejut. Novan dan anggotanya memang sering berkunjung ke markas Alaskar, begitu juga sebaliknya.

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang