-40-Satu atap

19.6K 1K 13
                                    

Febri sebal, semenjak kejadian dua minggu yang lalu saat Arka menculiknya. Semua orang bertambah ketat menjaganya, tak terkecuali Novan dan Davi yang selalu berada didekat Febri

"Pergi kek lo. Gue mau beli ke Indomaret depan aja diikutin segala" usir Febri

Dirinya berjalan santai menuju Indomaret yang berada di depan komplek, sedangkan Novan dengan sepeda gunungnya mengikuti Febri dari arah belakang

"Novan ihh! gue bilang pergi"

"Kenapa si, orang gue mau jalan jalan disekitar sini"

"Gausah alesan deh. Gue malu tau diliatin orang orang, kaya anak kecil lagi di awasi kakaknya"kesal Febri

"Emang lo anak kecil"

Febri mendengus sebal. Ia mempercepat langkahnya memasuki Indomaret. Dirinya tidak henti henti mendumel karena kesal dengan tingkah Novan belakangan ini. Setiap hari ada saja yang mengawasinya, entah itu Davi atau Novan. Atau bahkan mereka berdua dalam waktu bersamaan

Saat semua yang dibutuhkan sudah berada di keranjang, Febri berjalan menuju kasir dan membayar semuanya. Sambil menunggu pegawai yang sedang memasukkan barangnya pada kantong plastik, Febri mengintip dari dalam kearah luar. Terlihat Novan masih setia berada diatas sepedanya dan asik bermain ponsel

Sebuah ide muncul begitu saja dipikiran Febri agar bisa menghindar dari lelaki blasteran itu

"Mbak. Disini ada jalan keluar lewat belakang gak?"

Pegawai itu menoleh, dan mengangguk ragu

"Boleh kasih tau? gue mau lewat belakang aja"

"Kenapa ya mbak?" tanya Pegawai itu

"Noh liat diluar ada cowok yang ngikutin gue dari tadi. Kalok gue keluar lewat depan nanti ketahuan sama dia" jelas Febri sembari menunjuk Novan

Pegawai itu tersenyum saat melihat lelaki yang ditunjukkan oleh pengunjung nya itu sangat tampan, apalagi terlihat jelas dari wajahnya bahwa lelaki itu blesteran

"Em dia siapanya mbak?"

"Bukan siapa siapa gue, gak kenal. Makannya ayo anterin lewat pintu belakang sebelum dia tau"

Pelayan itu hanya mengangguk patuh, ia mengantarkan Febri melalui pintu belakang. Febri keluar dengan mengendap edap agar tidak mengalihkan pandangan Novan dari ponselnya

Setelah dirasa aman, baru Febri berjalan lebih santai. Jaraknya dari Indomaret sudah lumayan jauh, dan ia tidak melihat keberadaan Novan lagi seperti tadi

"Huhh aman" ujar Febri

"Apanya yang aman?"

Febri membulatkan matanya kaget ketika mendengar suara lelaki yang sangat tak asing baginya. Ia membalikkan badan perlahan, dan tersenyum kaku kearah lelaki yang sedang menatapnya datar

"Eh-em gakpapa. Kok gue gak denger suara motor lo ya hehe" ujar Febri

"Gue matiin mesinnya"

"Ohh iya mati ya"

"Dari mana?" tanya Davi, orang yang tiba tiba saja berada dibelakang Febri barusan

"Indomaret, beli ini" jawab Febri sembari menunjuk kantong plastik ditangannya

"Sendiri?"

Febri mengangguk

"Novan mana? katanya dia dirumah lo"

"Gak tau kemana, tadi bilang mau jalan jalan pakek sepeda" ujar Febri sedikit ragu, takut jika Davi mengetahui dirinya berbohong

"Novan gak nemenin lo ke Indomaret?"

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang