-39-Noda

18.1K 1K 24
                                    

Febri memejamkan matanya, cairan bening itu terus mengalir membasahi pipi, rambut Febri juga sudah sangat berantakan dengan tangan dan kaki yang terikat

Ketika Arka hendak melepas kancing ke tiga, ia mencium Febri kembali tepat dibibir dan ini lebih lama. Febri hanya diam dan berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah pria brengsek itu

Brak!

Suara pintu didobrak membuat Arka dan Febri mengalihkan pandangan pada dua lelaki yang tengah berdiri didepan pintu dengan sorot mata tajam dan terlihat emosi

Orang itu adalah Davi dan Novan, mereka bahkan sempat melihat Arka mencium Febri.

"Sial" gumam Arka. Ia kembali mendekati Febri, hendak mencium lagi gadis itu walau dua manusia menatapnya tajam

Bugh!

Davi memukul rahang Arka, membuat sang empu terguling dari atas kasur. Tangis Febri bertambah pecah, ia melihat Novan yang tengah menghajar abis Arka dilantai dan Davi berusaha membuka ikatan tali ditangan serta kakinya

Bugh! Bugh!

"Lo apain sepupu gue anjing!" sentak Novan

Dikamar ini hanya ada Novan, Davi, Febri, dan Arka. Semua anggota berada di lantai bawah setelah menghajar kurang lebih 3 bodyguard yang tadi sempat menghalangi Novan dan Davi

"Febri" lirih Davi, ia sudah berhasil melepas ikatan tangan dan kaki Febri

Tanpa memlihat kearah Davi, Febri langsung memeluk tubuh kekar lelaki didepannya. Menenggelamkan wajahnya pada bidang datar itu. Davi membalas pelukan itu, ia mengecup beberapa kali ujung kepala Febri dan mengelusnya lembut

"Tenang, ada gue" gumamnya

"Hiks. Di-a hiks nyium gu-e" ujar Febri masih terisak

Davi merenggangkan pelukannya, memegang kedua bahu gadis itu. Mata Davi menatap lekat mata indah Febri yang dipenuhi air mata

Jelas Febri takut, takut jika Davi marah dengannya. Novan menghentikan pukulannya pada Arka, sedangkan Arka sudah lemas dengan bercak darah dimana mana

"Van. Bawa dia kesini" titah Davi

Novan menggeret Arka kehadapan Davi, posisi mereka sekarang Davi dan Febri yang berada ditengah ranjang dan Arka bersandar dikepala ranjang.

"Lo keluar" suruh Davi

Novan hanya mengangguk. Sebelum pergi, ia mengelus pelan ujung kepala Febri lalu beralih menatap Arka yang juga tengah menatapnya, ia memberi peringatan pada lelaki itu bahwa semuanya belum selesai

"Awas aja ya lo Arka. Gue cincang cincang kalok sampe sepupu gue kenapa kenapa" gerutunya sembari menuruni tangga

Setelah kepergian Novan, Davi kembali menatap Febri. Memeluk perempuan itu sangat erat, dan semuanya tidak luput dari pengelihatan Arka

"Lo apain pacar gue?" tanya Davi penuh penekanan

Arka berdecih "Cih masih mau lo anggap pacar? Bibir dia udah gue rasain. Udah gak suci lagi!" sentaknya

Febri yang mendengar itu jelas sakit hati, ia memeluk Davi lagi dan menangis tersedu sedu dipelukan itu

"Sebelum lo rasain juga udah gue rasain duluan" ujar Davi tenang

Arka membelalakkan matanya, ia pikir tadi adalah first kiss Febri. Ternyata sebelum Arka menciumnya, Davi sudah dulu mengambil first kiss gadis itu

"Kenapa? Kaget?" tanya Davi

"Enak mana Feb? gue atau dia?" tanya Arka sembari menatap Febri yang masih bersembunyi didalam pelukan Davi

"Anjing! Dia takut sama lo goblok" ujar Davi marah

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang