Part 19: Touchy

8.5K 1K 395
                                    

Suara seseorang yang berjalan di dalam kamar membangunkan Seokjin dari tidurnya, dengan kantuk yang masih memberati matanya, Seokjin membuka matanya secara perlahan dan dia melihat Namjoon, berjalan mondar-mandir di kamar mereka dengan tracksuit berwarna hijau gelap dan sekarang dia sedang duduk di salah satu sofa untuk memakai sepatu.

"Kau mau pergi?" tanya Seokjin dengan suara serak karena baru saja bangun dari tidurnya, dia menguap lebar dan mengusak wajahnya ke bantal yang berada di bawah kepalanya.

Namjoon mendongak saat mendengar suara Seokjin, "Hei, maaf aku membangunkanmu." Namjoon menyelesaikan kegiatannya mengikat tali sepatu kemudian berdiri dan menghampiri Seokjin di tempat tidur, tangannya terulur untuk mengusap rambut Seokjin. "Tidurlah, aku akan keluar sebentar lagi."

"Apa ada masalah?" tanya Seokjin lagi, dia mulai memejamkan matanya karena usapan Namjoon di kepalanya membuatnya mengantuk.

"Tidak ada, ini jadwal latihan pagi untuk militer, Seokjin." Namjoon tertawa kecil melihat Seokjin yang terlihat benar-benar mengantuk dan hampir tertidur tapi berusaha keras untuk tetap merespon ucapan Namjoon dengan gumaman pelan. "Tidurlah, jangan lupa kau mulai bekerja lagi di hari ini, 'kan?"

Seokjin mengerang ketika Namjoon mengingatkannya soal pekerjaan, hari ini Seokjin harus pergi mengunjungi beberapa kantor untuk membahas mengenai masalah pekerjaan yang sempat ditinggalkannya saat dia dan Namjoon merayakan pernikahan mereka dan tur bulan madu. "Ugh, aku masih ingin tidur."

Namjoon tertawa, dia membungkuk dan memberikan kecupan ringan di kepala Seokjin. "Kau masih punya waktu beberapa jam untuk tidur. Sweet dreams, Seokjin." Namjoon mengusak kepala Seokjin kemudian dia berdiri dan berjalan keluar meninggalkan kamar.

Seokjin terpaku di posisinya, matanya segera terbuka ketika suara pintu kamarnya yang menutup terdengar mengisi keheningan di kamarnya. Seokjin mengerjap beberapa kali dan dengan perlahan tangannya terulur menyentuh rambutnya.

Apakah... apakah tadi Namjoon baru saja mencium kepalanya?

Oh, astaga, astaga, astaga, Namjoon mencium kepalanya, 'kan? Seokjin tidak bermimpi, 'kan? Ini benar-benar terjadi, 'kan?

Seokjin melompat bangun dan duduk di atas tempat tidurnya, kantuknya terlupakan dengan segera sementara otaknya masih berusaha memproses apa yang baru saja terjadi. Seokjin tahu dia suka menyentuh Namjoon dan terkadang Namjoon akan memeluknya sebagai balasan, tapi selama ini sentuhan di antara mereka hanya sebatas itu dan Seokjin tahu mereka harus melakukannya demi menjaga penampilan mereka sebagai pasangan yang baru saja menikah.

Akan tetapi, saat ini mereka berdua berada di kamar, tidak ada orang lain selain mereka di sini, mereka tidak perlu bersikap seperti pasangan yang baru saja menikah dan saling menyentuh satu sama lain.

Oh, astaga, apakah itu berarti Namjoon menciumnya karena keinginan Namjoon sendiri?

Seokjin menggigit bibirnya, wajahnya terasa panas dan dia yakin sekali seluruh wajahnya hingga lehernya sudah memerah sekarang. Seokjin tidak mengerti kenapa dia bereaksi seperti ini, di awal ketika dia terpikirkan untuk mengajukan pernikahan ini, dia tidak menduga Namjoon akan bersikap 'manis' padanya, dia mengira Namjoon hanya akan mengiyakan dan mereka akan menjalani hidup mereka masing-masing walaupun mereka terikat ikatan pernikahan.

Lalu sekarang, setelah hubungan mereka menjadi dekat dan Seokjin bisa mengatakan bahwa mereka adalah teman, dia tidak menyangka Namjoon akan benar-benar dekat dengannya.

Oh, astaga, apa yang harus Seokjin lakukan sekarang?

Seokjin melompat bangun dari tempat tidurnya dan mulai berjalan-jalan di kamarnya, dia menggigiti kukunya dan kepalanya berputar mengenai bagaimana dia harus bersikap di hadapan Namjoon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now