Part 12: Protectiveness

9.5K 1.4K 227
                                    

Tidak ada percakapan yang berarti selama awal perjalanan mereka. Kereta bawah laut telah dikosongkan untuk sementara hingga Namjoon dan Seokjin tiba di Pulau Lapis. Namjoon duduk di sebelah Seokjin sementara Seokjin sepertinya lebih tertarik untuk memperhatikan animasi ikan-ikan di jendela kereta dibandingkan menatap Namjoon.

Yoongi duduk beberapa baris dari mereka, mendiskusikan sesuatu dengan Minsoo. Namjoon merasa Minsoo sudah sangat mampu untuk menjadi asistennya, mungkin Namjoon akan mengajukan untuk menaikkan pangkat Minsoo yang sebelumnya adalah pelayan pribadi Namjoon menjadi asisten.

Namjoon tidak yakin apakah itu bisa dilakukan, tapi perintah anggota keluarga kerajaan biasanya selalu dipatuhi. Namjoon menoleh untuk menatap Seokjin yang duduk di sebelahnya, "Ada sesuatu yang ingin kutanyakan."

Seokjin menoleh ke arah Namjoon, memalingkan pandangannya dari animasi ikan-ikan. "Ya, katakan saja."

"Apa menurutmu aku bisa menaikkan jabatan Minsoo menjadi asisten pribadiku?" Namjoon melirik Minsoo, pria itu tengah menuliskan sesuatu di buku catatan dan kembali terlibat diskusi dengan Yoongi. "Kurasa dia bisa diandalkan."

Seokjin ikut mengintip diskusi seru di antara Yoongi dan Minsoo, "Kau harus mengatakannya pada bagian kepegawaian istana dan juga pada bagian rumah tangga istana." Seokjin memalingkan pandangannya dari Minsoo untuk menatap Namjoon, "Asisten pribadi anggota keluarga kerajaan harus mendapatkan izin dari bagian rumah tangga istana."

Dahi Namjoon berkerut, "Karena dia akan terlibat dalam semua kegiatan?"

Seokjin mengangguk, "Itu dan juga karena dia yang harus berhubungan dengan pihak rumah tangga istana jika ada acara yang harus kita hadiri. Entah sebagai keluarga inti atau acara besar-besaran yang melibatkan istana."

Dahi Namjoon berkerut, "Acara dengan keluarga inti?"

Seokjin mengerjap kemudian dua detik berikutnya dia tertawa. "Oh! Aku lupa menjelaskan tradisi keluarga padamu." Seokjin menepuk-nepuk bahu Namjoon, "Keluarga kita punya acara yang tidak boleh dilewatkan. Hanya keluarga inti saja yang ada, selain anggota keluarga, hanya pihak rumah tangga istana serta Penasihat masing-masing yang tahu." Seokjin tersenyum, "Siapapun yang menjadi asistenmu nanti, bertanggung jawab untuk mengingatkan terkait tradisi itu."

"Apa saja tradisinya?"

"Yang pertama adalah Taco Tuesday dan Movie Night untuk kak Sejong dan kak Hana."

Namjoon mengerjap, merasa bahwa mungkin dia salah mendengar. "Taco Tuesday?!" Namjoon menekankan kata 'taco', "Apakah kita akan makan taco?"

Seokjin tertawa lagi, dia tertawa keras hingga tidak sadar bahwa dia mencondongkan tubuhnya ke arah Namjoon. Seokjin memegang bahu Namjoon untuk pegangan sementara Namjoon sendiri sudah menggeser posisi duduknya secara refleks agar Seokjin bisa bersandar di tubuhnya dengan aman.

"Kita akan benar-benar makan taco?" Namjoon bertanya lagi.

Seokjin mengusap setitik airmata di ujung matanya karena terlalu keras tertawa. Dia menarik napas pelan, "Tidak, itu hanyalah sebutan dari Kak Sejong, dia suka nachos, dan rasanya agak aneh menyebutnya 'Nacho Tuesday', kan? Lalu karena selain nacho, kakakku juga suka yang lainnya, jadi Taco Tuesday lebih ke acara menonton film bersama dengan cemilan ala Meksiko."

"Kenapa Selasa?"

"Lho, kukira hari itu adalah hari senggang kalian di militer? Kakakku selalu bilang hari Senin adalah hari paling berat di bidang militer dan hari Selasa adalah hari untuk menarik napas sebelum kembali menghadapi hari-hari berat selanjutnya. Karena kakakku juga mengambil peran di militer, dia juga memiliki hari senggang di Selasa." Seokjin memiringkan kepalanya, "Kakakku selalu mengatakan itu padaku."

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now