Part 16: Blu Island

6K 1.1K 167
                                    

Ketika akhirnya yacht mereka tiba di dermaga Pulau Blu, Seokjin tidak lagi merasa pusing, dia tersenyum lebar dan terlihat sangat senang berdiri di sebelah Namjoon, bersiap-siap untuk menginjakkan kaki mereka ke Pulau Blu.

Namjoon memperhatikan antusiasme nyata di wajah Seokjin dengan sebelah alis terangkat, "Kenapa kau terlihat begitu gembira? Ini bukan kunjungan pertamamu ke Blu, bukan?"

Seokjin tertawa pelan, suara tawanya yang terdengar ceria membuahkan senyum dari para pengawal di sekitar mereka dan juga Namjoon. "Tidak, aku hanya senang karena ini adalah pertama kalinya aku akan melihat tempat tinggal dan rumah orangtuamu."

Dahi Namjoon berkerut, "Kenapa?"

Seokjin menatap Namjoon, matanya berkilat jenaka. "Well, kau melihat tempat tinggalku, rumah orangtuaku, bahkan orangtuaku hampir separuh hidupmu karena kau tinggal di istana, tapi aku tidak pernah melihat keluargamu sebelumnya." Seokjin terlihat sangat bersemangat hingga Namjoon mengira dia akan mulai melompat-lompat. "Apakah orangtuamu akan menyukaiku?"

"Pasti." Namjoon menjawab tanpa berpikir, tidak mungkin kedua orangtuanya tidak menyukai Pangeran Seokjin. "Tidak perlu khawatir soal itu." Namjoon mengulurkan tangannya ke arah Seokjin, "Ayo, keluargaku sudah menunggu."

Seokjin menyambut uluran tangan Namjoon dan mereka berdua bergerak turun dari yacht ke mobil yang telah menunggu mereka di pinggir dermaga. Namjoon memperhatikan seisi dermaga dengan cepat untuk memastikan tidak ada hal yang mencurigakan atau mengancam keselamatan Seokjin sebelum kemudian dia meluncur masuk ke dalam mobil dengan satu gerakan mulus.

Namjoon memperhatikan sekitar sekali lagi sementara Daejung mengambil posisi di kursi sebelah pengemudi dan mulai sibuk dengan PC tabletnya. Namjoon melihat beberapa satuan pengamanannya yang ikut bergerak masuk ke beberapa mobil yang berada di sekitar mereka. Mobil yang berada di depan mereka dan berisi pengawal bergerak lebih dulu lalu diikuti oleh mobil yang ditumpangi Namjoon dan Seokjin dan mobil-mobil lainnya yang berisi pengawal di belakang mereka.

Seokjin duduk di sebelah Namjoon, wajahnya masih terlihat ceria walaupun malam sudah larut dan kondisi di sekitar mereka tidak terlihat jelas dengan penerangan lampu jalan yang bercahaya kuning, Seokjin tetap terlihat bersemangat. Dia menoleh ke arah Namjoon, "Apa kau punya tempat favorit di Blu?"

Namjoon mengangguk, "Ya, tentu saja." Dia menatap sekitar, "Ada satu gelato café yang sangat kusukai sejak aku masih sekolah dulu, jika kita memiliki waktu luang, aku akan mengajakmu ke sana."

"Wow, kedengarannya menyenangkan." Seokjin tersenyum gembira, "Ada lagi? Tempat yang selalu kau kunjungi ketika kau mendapat libur dari militer?"

Namjoon mengatupkan mulutnya dengan segera, dia tidak mungkin dan tidak akan bisa mengatakan pada Seokjin bahwa tempat yang selalu dikunjunginya ketika berlibur di Blu sendirian atau bersama dengan prajurit militernya adalah tempat hiburan untuk orang dewasa.

Tidak, Namjoon tidak akan mengatakannya.

Namjoon berdeham pelan dan bergerak gugup di posisinya, "Yah, lain kali akan kuceritakan padamu." Namjoon tersenyum pada Seokjin kemudian memalingkan pandangannya keluar, "Kita hampir sampai di rumahku."

Seokjin segera memalingkan pandangannya keluar jendela dan Namjoon diam-diam mengembuskan napas lega. Dia mendengar tawa pelan dari Daejung dan Namjoon yakin Daejung tahu kenapa Namjoon ragu mengatakan tempat yang dikunjunginya ketika berlibur karena Daejung sendiri tahu tempat apa itu.

Mobil yang mereka tumpangi bergerak masuk ke driveway mansion tempat tinggal kedua orangtua Namjoon. Seokjin terlihat senang, dia bergerak turun dari mobil ketika mobil berhenti di depan rumah, kedua orangtua Namjoon berdiri di teras, bersiap untuk menyambut mereka. Namjoon bergerak turun lalu berjalan menghampiri Seokjin dan meraih tangannya sebelum kemudian membawanya ke depan kedua orangtua Namjoon.

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang