chapter 6

1K 57 1
                                    


Hai saya balik degan ff gaje ini

Enjoy or back ?

Oke selamat membaca ff jelek ini.

Rikuto menatap akira yan frustasi sambil menyapu sobekan kertas yang berserakan di lantai. Untuk kesekian kalinya akira mengerang frustasi.

"Hai sampah." Panggil akira. Karena hanya dirinya yang cuma di definisikan sebagai sampah, rikuto menoleh.

"Ya ?"

"Aku tak oercaya kau yang melakulan ini." Mendengar itu Rikuto menganga. Memang jelas bukan dia yang melakukan nya kok.

"Aku tak peduli siapa yang melakukannya tapi bila aku mengetahuinya juga dia tak mungkin bisa merubah segalanya jadi semula" akira menangkup wajahnya. Sorot matanya yang stress sangat terlihat.

Melihat itu rikuto menghela napas. Timbul rasa kasihan. Ia tau pasti kurumi yang melakukan nya. Itu salahnya, harusnya ia tanggung jawab dgn tugas yang diberikan.

"Gomen !" Rikuto membungkuk.

"Biarkan aku yang bertanggung jawab." Lanjut rikuto lagi.

Akira memandang rikuto. "Memang kau bisa mengerjakan nya dalam seminggu ? Kau tau aku mengerjakan ini 1 bulan."

Rikuto menelan ludah, kemudian mengangguk.

Akira memutar bola matanya. Memang apa yang bisa di lakukan seorang bocah tak berguna di depanya,huh ?

"Aku mengizinkan nya tapi kau harus mengerjakanya sendiri."

Hah ? Sendiri ?!

"Ini salah mu bukan ? Kalau memang kau tak salah kau tidak harus minta maaf dan bertanggung jawab." Akira memutar kursi nya menghadap jendela.

Rikuto menyesali ucapanya untuk minta maaf. Harusnya ia tinggalkan manusia jahanam ini, pergi dan membiarkan dia mati frustasi.

~('-'

Rikuto bingung, padahal hari ini cerah dengan matahari dan awan putih bergumpal. Tapi Kenapa rumah akira seperti di serang badai dengan kekuatan titan ?

Rikuto merubah wujud manusianya menjadi rubah kemudian mulai membereskan kekacauan di rumah akira.

Kapan sih akira bisa hidup normal dengan rumah rapi dan bersih ? Rikuto lelah tuhan.

Apa akira sengaja ? Supaya rikuto bisa ke rumah nya, terus ia membuatnya berantakan.

Rikuto meraskan panas di pipinya. Kemudian cepat menggeleng

Nggak mungkin ! Sampai dunia kiamat juga itu nggak mungkin.

2 jam berlalu rumah akira menjadi kembali ke semula. Rikuto mengusap keringat.

Kata akira ia boleh mandi di rumahnya, alasanya sih ia tak mau virus tersebar di rumahnya.

Rikuto mengambil pakaian yang ia bawa juga handuk. Ia masuk kedalam kamar mandi akira.

Menyalakan shower dan mulai mandi.

~skip~

Rikuto mengusap rambutnya dengan handuk. Di depanya sudah tersedia laptop yang akira pijamkan untuk mengerjakan dokumen.

Rikuto mengibaskan ekornya, dgn tujuan menghilangkan air.

Rikuto menatap bahan mentah untuk kerjaannya. Laporan keuangan, laporan persiapan festival dan anggaran untuk biaya pembetulan sarana sekolah yang rusak.

my sweet wolf slave (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang