Run!

158 24 2
                                    

Pagi ini Ichiro berangkat kesekolah dengan terburu-buru. Rambut hitamnya berantakan dan seragam yang masih terlihat berantakan. Ia tidak punya cukup waktu untuk merapikan penampilannya karena waktu sudah menunjukkan pukul 07:50 yang berarti bel masuk akan berbunyi 10 menit lagi.

Ichiro berlari melompati penghalang jalan, jejak sepatunya terlihat jelas disemen basah yang baru dituangkan dijalan berlubang yang baru diperbaiki.

Seorang bapak pekerja datang lalu meneriakinya. "Hei nak! Jangan menginjak semennya--"

"Maaf pak! Tapi sudah terlambat!"

"Oh terlambat kesekolah? Ya hati-hati deh!"

Dan- begitulah.. Sembari bersweatdrop ria Ichiro tetap melanjutkan lari paginya sambil menghirup udara pagi yang segar.

Ichiro segera berlari sekencang mungkin hingga di tengah perjalanan ia bertemu dengan seseorang yang bertingkah cukup aneh. Orang itu terlihat sedang menggigiti sesuatu, tampak jelas apa yang dilihat Ichiro kalau orang itu sedang menggigiti orang lain. Karena perasaan Ichiro tidak enak, ia memutuskan untuk memilih jalan lain.

Setelah berlari cukup lama karena jalan memutar, Ichiro sedikit terkejut dan merasa heran karena waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 08.20 tetapi gerbang belum ditutup dan sekolah tampak sepi. Ichiro sudah memastikan bahwa ini bukanlah hari libur. Tanpa berpikir panjang Ichiro segera masuk ke kelasnya.

•••••

ICHIRO POV

Perjalanan dari gerbang menuju kelas terasa mencekam, entah karena cuaca yang tiba-tiba saja mendung atau karena lorong ini terlalu sepi, lebih sepi dari hari-hari biasanya. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut, yang ada dipikiranku sekarang hanyalah alasan apa yang tepat agar Rosho-sensei, guru yang mengajar pelajaran pertama hari ini tidak terlalu curiga akan keterlambatanku pagi ini.

Aku terus berjalan hingga akhirnya aku berada di depan kelas dan mendapati keadaan kelas yang sekarang juga terasa sepi, hanya ada Kuuko yang sedang bermain game online sendirian.

Ada apa dengan hari ini? Hanya pikiran itu yang terlintas dipikiranku pagi ini, entah mengapa pagi ini aku mendapat perasaan tidak enak setelah bertemu orang yang tampak aneh tadi.

Aku pun menghampiri Kuuko yang tampaknya belum menyadari kehadiranku disini. Beberapa kali aku memanggilnya tapi ia hiraukan. Karena merasa terkacangi, aku pun menjitak kepalanya.

"Apaan sih?" ucapnya dengan nada malas dan sedikit kesal.

"Woy, gua dari tadi manggil lo, tapi lo kacangin!" balasku sambil sedikit berteriak tepat di telinga kanannya.

"Maaf. Ada apaan manggil-manggil? Kangen?" lanjutnya bertanya dengan nada sedikit mengejek pada pertanyaan terakhir.

"Sepi, ke rooftop yok" ajakku dan hanya dibalas anggukan dari Kuuko.

ICHIRO POV END

•••••

Rooftop adalah tempat yang jarang ditempati orang lain, tak ada yang berani kesana. Tentu saja itu tempatnya Ichiro dan gengnya.

"Kalian mau ndak?" Gentaro menawarkan gorengan yang dia bawa dari rumahnya saat bergabung di tempat sakral mereka. Tentu saja gorengan itu langsung di ambil Dice dan Ramuda

"Makasih"
"Thanks"

"Dice jangan kebanyakan makan gorengan, ntar batuk lagi" ujar Ramuda sambil bersandar pada Gentaro yang sibuk membaca buku novel. Mereka bertiga sudah duluan nangkring di sana dari awal.

"Hm, Bodoamat" Dice tidak peduli tetap memakan gorengannya.

Tak lama kemudian, terdengar suara sapaan dari teman mereka, Ichiro dan Kuuko.

Escape From DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang