Accident

86 20 1
                                    

Malam telah tiba, semua orang telah memejamkan mata mereka. Tetapi tidak untuk lima orang yang masih terjaga saat ini. Mobil polisi itu terus melaju pelan tanpa tujuan. Keheningan tak mengenakkan meliputi. Hanya suara sirine yang terdengar di keheningan ini. Ryuto bahkan tidur dipangkuan Ichiro. Ia terlihat lelah sama seperti semuanya. Terlalu banyak yang mereka hadapi dalam waktu kurang dari sehari.

"Oy Jyuto, matikan sirene mobilnya. Lu mengundang zombie disekitar untuk datang!!" Teriakan Samatoki memecahkan keheningan.

"Diam kau Kuda sialan!! Jangan membentakku. Sirene nya memang otomatis menyala saat aku menyalakan mobil." Amuk Jyuto sambil memukul tombol mematikan sirene disamping setir mobilnya.

"Panggil namaku dengan benar, Kelinci sialan!!" Dan perdebatan pun terjadi diantara preman dan polisi itu.

Karena malas menanggapi perdebatan tak berguna itu, Ichiro mengalihkan pandangannya; melihat kiri kanan kaca pertokoan yang rusak seperti habis dijarah, dan terkadang ada mayat atau potongan tubuh manusia yang berserakan dijalan.

"Kenapa sepi ya?" Guman Ichiro.

"Mungkin yang masih hidup lebih memilih bersembunyi dirumah, atau mungkin mereka sudah kabur duluan ke luar negara." Balas Kuuko yang mendengar gumaman Ichiro.

Sementara Sasara hanya melamun melihat keluar jendela mobil. "Apa aku hanya beban disini? Kalau dipikir-pikir aku lah yang menyebabkan kami terpisah dari yang lain dan aku juga hanya bisa terdiam mematung saat pertarungan tadi. A- haha aku memang tidak berguna, seharusnya aku bergabung dengan salah satu diantara makhluk-makhluk durjana itu." Batinnya, tak sadar setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya.

"Oy Sasara kau menangis?" Tanya Kuuko.

Sasara yang sadar pun dengan segera mengelap air matanya. "Aha' tidak, aku hanya sedikit mengantuk" bohongnya.

"Sebaiknya kalian tidur saja, kemungkinan besok pagi bakal ada rintangan yang lebih berat lagi." Suruh Jyuto yang masih fokus menyetir dan didapat anggukan dari ketiga anak itu.

"Aku tidak selemah ini! Aku pasti bisa melawan zombie sialan itu, walaupun aku harus mempertaruhkan nyawaku sendiri!" Tegas Sasara pada dirinya sendiri, lalu ikut tertidur.

Pada saat mereka hampir tertidur, terdengar suara helikopter lewat dilangit. Mereka semua melihat antusias ke jendela masing-masing. Helikopter itu terbang lumayan dekat bahkan berhasil membuat mobil polisi itu terasa sedikit bergetar. Lalu helikopter pun terbang semakin menjauh.

"Mungkin kita bisa memanggil helikopter itu supaya datang menjemput kita?" Kuuko menyarankan.

"Mustahil Kuu, dengan hanya suara teriakan kita, tak mungkin terdengar." Balas Sasara dan melanjutkan tidurnya.

"Bagaimana dengan membunyikan klakson mobil ini?" Sarannya lagi.

"Jangan beranggapan gila, kalau kita bunyikan, yang ada nanti kita malah keburu diserbu zombie sebelum mereka turun menjemput." Kali ini Ichiro yang membalas. Sementara Kuuko hanya memanyunkan bibirnya kemudian kembali terlelap.

"Ngomong-ngomong soal helikopter, apa lu dapat kabar dari Riou?" Tanya Samatoki kepada Jyuto.

"Tak tau dan tak mau tau!" Jawab Jyuto singkat.

Samatoki yang mengerti dengan pikiran temannya ini hanya bisa mengguk paham. Kemudian dia melirik kearah spion mobil dan melihat Ichiro yang melamun. "Apa yang lu pikirkan, bocah?"

Ichiro hanya menatap tak suka kearah Samatoki. "Dasar tidak peka" batinnya.

"Hmm hanya kepikiran dengan adik-adikku."

Escape From DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang