Dead or Alive

70 15 2
                                    

"Hifumi...s-sakit...."

Benarkah mereka berhasil menyelamatkan satu nyawa?

Apakah menurutmu hanya dengan memotong lengan Doppo untuk menghentikan penyebaran virus saja sudah cukup?

Kau pikir semuanya akan berjalan semudah itu?

"Astaga!" Robekan kain terdengar nyaring. Darah merembes keluar dari lengan Doppo yang terpotong, Hifumi berusaha mencegah darah itu menggunakan pakaiannya sendiri. Merobek kemeja abu-abu yang ia kenakan. Doppo kehilangan banyak darah. Dan ia kini berada di ambang kematian untuk yang ketiga kalinya.

Hifumi menggigit bibir bawahnya keras-keras. Bukankah semua ini benar-benar menyedihkan?
Kesialan apalagi ini? Hifumi ingin menangis.

"Hey kamu! Apa disini ada rumah sakit?!"
Tak tau ingin bertanya kepada siapa, Hifumi memilih bertanya kepada anjing disampingnya. Irujima menggonggong kearah tertentu menandakan Hifumi harus mengikutinya. Dengan tangan gemetaran Doppo menunjuk sebuah gedung—sebuah klinik. Didepan sana banyak sekali zombie yang berkeliaran. Hifumi bertaruh bahwa didalam klinik itu pun pasti ada zombie.

Hifumi memapah Doppo kesebuah bangunan kosong didepannya. Diraihnya sebuah kapak besi tak jauh ia menemukannya dari tempat dimana ia meletakkan Doppo.

"Hifumi, apa kau yakin?"
Doppo menatap sahabatnya yang mau pergi keluar.

"Aku akan segera kembali dan shhttt... jangan berisik!"
Seutas senyuman diberikan untuk Doppo kemudian dia keluar dan menutup pintu gudang itu rapat-rapat. "Yo ikuzo Inu-kun!"

Sudah beberapa jam ia habiskan untuk melawan makhluk-makhluk durjana yang tidak ada habisnya ini.

Hifumi benci mengakui bahwa ia terpojok sekarang. Setelah mengalami pertempuran sengit dengan para zombie didepan gerbang. Sekarang ia di hadapkan dengan puluhan zombie di lantai dua klinik ini. Mereka datang bergerombol, mencari Hifumi yang tengah bersembunyi di ruang obat-obatan.

Memang bangsat.

Hifumi mengelap darah zombie yang membasahi mata kapak yang ia gunakan. Kemudian di lanjutkan membersihkan badannya sendiri. Entah sedang beruntung atau memang hebat. Hifumi berhasil melawan mereka tanpa luka. Padahal seingatnya, di kehidupan ini dia belum melatih fisiknya sama sekali. Mengingat hari pertama saja sudah kejar-kejaran dengan zombie membuat Hifumi tidak memiliki waktu untuk berlatih fisik. Jangankan berlatih fisik, menyusun rencana saja dia tidak bisa.

Hifumi mengintip dari kaca kecil di pintu. Para zombie masih berkeliaran. Kira-kira, jumlah mereka kurang dari belasan. Tidak lebih banyak dari para zombie di lantai satu. Tetapi, tetap saja merepotkan.

Dalam dua hari, Jepang berubah menjadi lautan zombie. Entah berapa orang yang selamat. Tapi yang jelas, 80% dari populasi Jepang sudah berubah sepenuhnya menjadi zombie. Pandemi memang mengerikan.

Iris mata Hifumi menatap gambar di ponsel. Layarnya menunjukan denah klinik yang sempat ia foto sesudah membunuh seluruh zombie di lantai satu. Kemudian atensinya beralih ke arah bar notifikasi. Sinyal makin melemah di hari kedua ini. Jam sudah menunjukan pukul 18.20. Di luar sudah mulai gelap, ia hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi. Tapi Doppo tidak bisa menunggu selama itu. Tubuh Doppo sudah kehilangan terlalu banyak darah. Hifumi menghela nafas panjang. Ia harus bertaruh untuk bisa mendapatkan hasil melalui tangannya sendiri. "Apapun demi sahabatku!"

Dalam satu gerakan Hifumi membuka pintu, kemudian memukul zombie yang berada didepan mata. Sampai seorang zombie wanita berpakaian seperti perawat klinik berada dihadapannya. Hifumi terdiam membeku. Kapak yang dipegangnya terlepas dari tangannya, Hifumi terduduk berlutut, bergetar, ketakutan hebat.

Escape From DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang